Piknik ke Kota Tua Naik Commuter Line

Do you want an adventure now? Dare yourself to do something new!

Kalimat di atas menggedor hati saya saat sobat saya Eno –yang kondang dengan nama @nagacentil- tiba-tiba mengajak saya naik Commuter Line alias KRL. Jadi ceritanya gini… Weekend kemarin, mendadak saya dan Eno pengen piknik ke Kota Tua. Emangnya ada apa di Kota Tua? Ya ada banyak hal sih yang bisa dilihat di sini.

Tempat wisata yang wajib dilihat dan dikunjungi di Kota Tua Jakarta:

  1. Museum Fatahillah
Museum Fatahillah dipotret dari taman belakang

Museum ini harus banget dikunjungi. Sejarah kota Jakarta pada masa penjajahan bisa di lihat di sini. Yang paling saya suka (actually sedikit nyeremin juga) adalah taman di bagian belakang yang luas. Dinding-dindingnya tuh penuh dengan tanaman rambat hijau yang bikin mata senang. Tapi, dinding itu sebenarnya menutupi penjara bawah tanah yang tingginya nggak nyampe 1m, jadi para tahanan dulu mesti jongkok di dalam penjara ini. Membayangkan banyak orang yang meninggal di penjara ini dulu bikin saya sedih dan ngeri 😦

2. Museum Keramik

Museum Keramik

Dari luar, museum ini tampak gagah dan kokoh dengan pilar-pilarnya yang cantik. Koleksi keramiknya lengkap banget berusia ratusan tahun lebih. Koleksi keramik dan guci yang umurnya udah manula banget itu emang cantik dan… anuh, saya kok merasanya agak angker ya 😛 hahaha. Anw, ada tangga melingkar di bagian dalam museum ini yang cakep banget buat pepotoan. Klasik gitu.

3. Stasiun Beos

Pas kita turun dari Commuter Line itu, kita turun di stasiun Jakarta Kota alias Stasiun Beos. Saya suka banget sama arsitekturnya yang klasik dan tak lekang oleh waktu. Wajib banget diabadikan lewat kamera tapi hati-hati pas foto ya, rame banget! Jaga tas dan dompet jangan sampai kecopetan.

4. Museum Bank Mandiri

Museum Bank Mandiri di Kota Tua Jakarta

Letaknya nggak jauh dari Museum Fatahillah. Kalau ke museum ini mending pakai sepatu datar ya, soalnya tur kelilingnya lumayan banget ada beberapa lantai hingga ruang bawah tanahnya. Koleksi soal dunia perbankannya komplit banget, mulai dari mesin ketik jadul sampai brankas uang yang ya ampuuuun… Seru!

5. Jembatan Intan

Jembatan Intan di Kota Tua

Jembatan intan ini instagrammable banget. Cuma lokasinya agak jauh dari Museum Fatahillah. Pilihannya sih bisa jalan kaki dengan risiko gempor atau sewa sepeda. Jembatan tertua di Jakarta yang dibangun pada tahun 1682 ini adalah jembatan gantung yang bisa dibuka tutup gitu, saya nggak tau sekarang masih dipraktekkan buka tutupnya atau enggak, tapi tep seru kok main ke sini walau pun banyak cerita mistis yang jadi latar belakang jembatan ini. Hehehe.

6.Toko Merah

Sebenarnya bangunan toko ini nggak merah-merah menyala banget tapi merah agak tua gitu. Tapi dari luar memang terlihat anggung dan… magis! Saya nggak berani masuk ke dalam, lewat di depannya aja rada jiper hahaha. Tapi kalau kamu nyalinya gede, sok atuh mampir ya.

Anw, balik ke soal gimana caranya ke Kota Tua pas akhir pekan…. Du du du… Hari Sabtu ke Kota Tua? So iya dan so pasti.. Macet tak terhindarkan deh. Bensin pasti abis banyak, trus bakalan capek nyetir, belum lagi kaki bakalan pegel ganti kopling. Well, real Woman, use three pedals! (#HalahBanget 😀 hahaha). Saya udah males aja tuh. Tapi Eno bersikeras ngajakin naik Commuter Line ke Stasiun Jakarta Kota. Awalnya saya menolak. Tapi Eno terus membujuk, “Keretanya tuh udah bagus tauk! Nyaman kok, bersih, pake AC, nggak pake macet plus murah pulak. Ayok, berpetualang.”

Baca Juga:

  1. Terpesona Keraton Yogyakarta

  2. Kampung Pecah Kulit yang Dulunya Elit

  3. Things to See and Do to Experience Jakarta

Hmmm dibujuk-bujuk terus, jiwa berpetualang saya pun bangun. Keinget betapa percaya dirinya saya turun naik MRT di Singapura, berani dan maju tak gentar, maka di negara sendiri mestinya juga berani. Okeh! Saya pun mengiyakan ajakan Eno. Tapi dengan perjanjian kalau saya ternyata nggak suka naik Commuter Line maka Eno mesti traktir saya Starbucks! ^_^ *berasa pinter memanfaatkan situasi* Hihihi.

Kota Tua tunggu kami yaaa

Melipirlah kami ke Stasiun Tebet. Mobil diparkir di toko kue dekat situ lalu kami jalan kaki ke stasiun. Sampai stasiun saya celingak-celinguk cari loket untuk beli karcis. Dan saya pun sukses diketawain Eno. Sambil menyerahkan Kartu Flazz dia bilang, “Hari gini tuh mesti smart. Pake Kartu Flazz nggak perlu antri, nggak perlu ribet.” Saya nyengir sambil manggut-manggut aja. Makluuuum, perdana nih naik Commuter Line dengan system begini. Hihihi.

??????????Ternyata pakai Kartu Flazz itu gampang banget. Kalau kartunya masih baru, pas sampe stasiun langsung tap kartunya di mesin khusus buat aktivasi. Mesin ini juga bisa untuk melihat saldo.

Abis itu tap kartu di gate stasiun. Praktis karena kartu nggak perlu keluar masuk gitu.

Kemudian… Voilaaa… Udah masuk ke stasiun dan siap menunggu kereta menuju ke Stasiun Jakarta Kota.

7Poto dulu biar ada barang bukti pernah masuk ke Stasiun Tebet. Hahaha.

Saat menunggu kereta tiba, saya melihat antrian panjang di luar. Ternyata itu antrian beli tiket kereta. Fiuuuh. Rasanya lega pake Kartu Flazz. Terselamatkan dari antrian panjang begitu.

8Antrian mengular untuk beli tiket di loket.

Nggak berapa lama, commuter line yang ditunggu pun tiba. Saya cukup terkejut dengan kondisi keretanya. Anuuuh. Ternyata cakep yaaa. Bersih, adem dan wangi! 😀 Yang naik juga kece-kece. Lumayan deh dapat pemandangan bagus buat nyegerin mata. Hahaha.

Pssst, selain bersih dan nyaman ternyata ada petugas keamanannya juga lho. Wow! Berasa aman jadinya.

Jujur saya surprised lho dengan Commuter Line saat ini. Above my expectation! Iya, saya memang naik di wiken di mana penumpangnya dikit banget alias bukan jam sibuk. Tapi saya pikir, asal kita bisa pandai mengatur waktu untuk menghindari rush hour, sepertinya Commuter Line bisa jadi pilihan transportasi umum.

13Selfie di kereta bareng Eno yang sukses ngeracunin saya nyoba commuter line. Hihihi.

Ohiya, impresi kedua yang bikin saya senang itu…. Ternyata pake Kartu Flazz mempermudah hidup banget. Transaksi cepat dalam hitungan detik, praktis tanpa uang tunai, mudah diisi ulang dan kartunya nggak ada kadaluarsanya. Terus bisa dipake di mana-mana. Nggak cuma buat buat beli tiket commuter line tapi juga bisa dipake di minimarket, pom bensin, Transjakarta, dll. Plus dapat diskon kalau kita ke Es Teler, Solaria, Gramedia, Water Boom, dan kalau parkir di gedung-gedung dengan operator parkir Secure Parking bayarnya cuma Rp.1. Yeay! Harga perdananya juga cuma IDR 25.000. Saking senengnya saya sama kemudahan ini, saya sampe cari slide share tentang kepraktisan naik Commuter Line dengan Kartu Flazz lhooo 😀 Monggo dilihat di sini: Flazz Commuter, Naik Commuter Line jadi Praktis from Bank Central Asia.

Sampai di Kota Tua sudah agak siang gitu dan ternyata udah rame banget! Di depan Museum Fatahillah banyak orang yang wara-wiri naik sepeda lucu-lucu sementara di pinggir-pinggir lapangan berjajar orang-orang mengenakan kostum-kostum seru. Mereka diam dan menjadi patung. Yang kayak gini menarik perhatian anak-anak (dewasa juga sih) untuk berfoto bersama. Jangan kuatir, nggak ada tarif khusus tapi ada kotak yang ditaruh di dekat mereka untuk sumbangan seikhlasnya.

14Dan karena saya puas naik Commuter Line, jadinya saya yang traktir Eno 😛 Hehehe.

Selain itu, buat yang mau wisata kuliner khas jajanan kaki lima juga ada lho. Para pedagang berkumpul jadi satu di sebelah kiri Museum Fatahillah. Bakal puas deh karena segala jajanan ada di sini, mulai dari gorengan, cilok, cireng, bakso, es campur, es degan, macam-macam deh. Yang suka makan bakalan puas deh di sini. Kenyang dan murah soalnya! Hihihi.

Baca Juga:

  1. Cara Hemat ke Kuala Lumpur

  2. Tips Liburan Murah di Singapura

  3. A Little Peace in Jakarta

Tapi buat yang mau makan dengan suasana klasik dan tempo doeloe, jangan resah. Ada caffe yang decent banget di sini namanya Caffe Batavia. Letaknya persis di depan Museum Fatahillah, mencolok dengan kanopi berwarna hijau tuanya. Makanan di sini enak-enak, harga juga lumayan di kantong tapi suasanya asyik banget.

Aaaaa… Pengalaman naik commuter line ini membuat saya merencanakan piknik berikutnya dengan Adrian dan Sebastian. Tinggal parkir di stasiun terus naik kereta dan bisa piknik ke tempat-tempat jauh di Jakarta tanpa harus capek bermacet-macet. Seru!

Selamat hari Selasa Sobat CE, udah pernah naik Commuter Line belum?

Iklan

68 respons untuk ‘Piknik ke Kota Tua Naik Commuter Line

Add yours

  1. Duh, kak Eka ketinggalan bgt nih. Gue aja yg nggak stay di Jakarta udah beberapa kali naik CL hehe. Naik CL itu sedikit mengobati rasa kangen akan MRT atau LRT, hihihi.
    Coba ya stasiunnya agak diperbanyak terus frekuensi kedatangan ditambah. Udah bisa jadi MRT tuh, tanpa harus repot2 bangun jalur baru.

  2. Berasa di SG ya, 1 kartu bisa dipake’ untuk Commuter Line dan TJ. 😀
    Sayangnya untuk di Toll di Jakarta belum kerjasama dg BCA. Cuma di Toll di Makassar aja (yg saya tau) yang ud bisa pke Flazz.

  3. Sebenernya asal CL terus di kembangin (diperbanyak rutenya) dan di perbaiki, pasti ciamik deh buat jadi transport sehari hari. Masalahnya kalo pas rush hour brutal abis sih CL ini :(. Semoga kedepannya bisa makin baik ya 🙂

  4. Udah pernah naik CL ke kota tua, tp bingung waktu itu krn pertama kalinya kesana..hehe.
    Musti lewati underpass itu.
    dan soal flazz, emg sekarang jd lebih mudah bgt, gak perlu antri, terus parkir motor jg gitu. Gak banyak sampah kertas yg terbuang.

    Sip lah pokoknya mah 😀

  5. Iyaaa. Yaa. kalo ke kota tua bisa jadi alternatif pilihan weekend . Patut dicoba nih.
    Tapi apa mungkin bisa bawa baby ya kalo naik CL? Agak rempong kayaknya :))
    Aaiih serunya bajunya kompakan sama Eno ^^

  6. Mak, itu maksudnya “kartu masih baru”, kartunya baru beli atau baru dipake di CL ya?
    Kalau naik TJ kan tinggal tap di mesin aja tuh, ga perlu aktivasi segala 😀

    Jadi inget kejadian MakChi Myra yg ga bisa tap emoneynya di Stasiun, jgn2 kudu aktivasi e-ticketing CL. mohon pencerahannya, Mak. TFS

  7. Itu yang ada di foto mbak Eka sendiri? Biasanya kalo traveling gini mesti ada partner yg motoin ya mbak?

    By the way, sebagai sesama traveller pengen banget nyobain commuter juga.. sayang di Yogya belum ada dan gak mungkin ada kyknya 😦

  8. sekarang kartunya gak gratis lagi 🙂 Mesti bayar… Sayangnya di busway gak ada tiket single entry kayak di commuter line. Banyk orang masih males punya prepaid card. Padahal di halte2 utama busway, bisa top up tanpa harus pake atm .

  9. Jadi pengen naik CL nih. Utamanya pengen lihat-lihat jakarta kota…
    Bersih ya CL, seperti kereta api Pangrango Sukabumi – Bogor yang tempo hari saya naiki bersama teman-teman SMA saya.

    Salam,

  10. Kalo saya lebih milih make kartu e-money,hehe,,,karena bisa dipake buat Gerbang Toll(GTO) juga, jadi lebih flexible,,,,mungkin kedepan flazz juga bakalan menyusul mudah2an

  11. Asekk… mba Eka jalan2 ke Kota Tua
    Tempat ane dan mantan ane… *ah sudahlan
    Iya sih, Commuterline jauh lbh baik dibandingin kereta dulu,
    Sbg org yang sempet gawe di daerah kebon sirih dan pulang naik commuterline,
    cukup tau rasanya pas brgkat dan plg kerja,
    berdesakan banget!

  12. Duh Jd ikut kepincut ajak anak Dan bapaknya naik CL ke kotu nih..hehehe , lgsg WA sesebapak yg lg ngantor biar diajakin naik CL sabtu bsk deh ..terimakasih banyak info nya yaa sis

    Salam kenal yaa

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Blog di WordPress.com.

Atas ↑

%d blogger menyukai ini: