Surga


Sore itu rumahku ramai. Gaduh oleh suara gadis kecil dengan rambut kuncir dua. Wajahnya bulat, hidungnya tidak mancung namun juga tidak pesek tapi yang jelas kulitnya coklat terbakar matahari hasil banyak bermain bola, gadis ini tomboy soalnya. Bibir mungilnya sibuk bercerita, tak henti bicara mengenai sekolah TK yang baru ia jalani beberapa minggu saja. Ceria... Continue Reading →

Sederhana Saja


Cintaku sederhana, Sesederhana kecup pagi selepas dibuai mimpi Tanda aku membutuhkanmu. . Cintaku sederhana Sesederhana bekal siang yang kusiapkan untukmu. Tentu, telah kumantrai sayang juga ribuan jampi agar kamu sehat selalu. . Cintaku sederhana Sesederhana manis teh yang kusiapkan Menghangatkan sel-sel lelah tubuhmu selepas kerja . Cintaku sederhana Sesederhana rindu yang cepat menyembul, padahal baru... Continue Reading →

Sajak Rindu


Kangen #1 Jantungku berdegub lembut Sebuah senyum terlengkung Manis Teduh Halus Aku kangen kamu, dan senyummu . Kangen #2 Ingin kutitipkan rindu pada purnama Agar kau tahu Ini bukan sekedar rasa Tapi bunga rindu ini telah menjajah jiwa Bulan bersinar menyapu beranda. Kamu, Tak tahu rimbanya. Mungkinkah kita terpapar sinar bulan yang sama? Walau kau nun jauh... Continue Reading →

Dua Puluh Purnama


Membangkitkan kenangan lama saat mereka dulu bercumbu di sofa. Ketika dengan suka rela Jeje melepaskan helai demi helai pakaiannya dan memperlihatkan lekuk tubuhnya.... *** Jessica Priandani atau yang akrab dipanggil Jeje, diam dalam kelu. Sibuk jemarinya memainkan cincin, sementara bulat matanya tak lepas menatap ke arah pintu. Jelas, ia terlihat resah. Entah apa atau siapa... Continue Reading →

Gulana dalam Cawan Waktu


Resah ini tak menentu Aku tak hendak bertemu, namun mengapa bayangmu hadir dalam mimpi slalu? Ada jutaan alasan untuk membencimu Dan ya! Aku benci kamu Benci tingkahmu dulu, benci caramu merampas malam indah milikku Apa yang kau cari? Apa yang kau mau? Tak jelaskah pesanku? Kurang tajamkah penaku menyampaikan aksara? Atau haruskah kuseret seribu setan... Continue Reading →

Sanctuary


  Rumahku adalah kumpulan cinta Siapapun boleh singgah disana . Wangi terbuai, mayang terurai Diberanda, sayang pun bersemai Berselempang asa, juga kadar percaya Meresapi arti pulang sesungguhnya . Perkakas dapur, ragam furnitur Diruang jiwa silahkan terpekur Semua selubung, luruh terjatuh Disini duduk diam bersimpuh Nikmati imaji, dihantarkan janji Reguk madu, puaskan rindu Menyegarkan kosong dalam... Continue Reading →

Surat Tanpa Perangko


  Kepada Lelaki yang tak akan pernah kumiliki. Kamu tahu? Aku kangen kamu. Kangen derai tawa yang kita bagi setiap waktu. Kangen suara beratmu menyapa diujung telepon dengan kawalan jutaan rindu. Menanyakan kabar, menggoda dengan rayuan gombal yang selalu sukses membuatku gemas dan tersipu malu. Ah, aku tersenyum sendiri, teringat akan leluconmu yang diselingi tiupan-tiupan... Continue Reading →

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑

%d blogger menyukai ini: