Serunya NonBar Robin Hood

Udah pada nonton pilem Robin Hood belum?

Saya sudah doooonk, nonton premiere.nya malah! (kipas-kipas bangga hihihi) Jadi Rabu minggu lalu, saya dapat kesempatan nonton gratis bareng Simpati film Robin Hood yang dibintangi si ganteng (glek!) Russel Crowe di Blitzmegaplex Pacific Place. Tiket gratis itu adalah hibah dari blogger imut yang lagi sibuk ama skripsinya: Sariajah. Makasih ya non 🙂 Muuuach!

Selain tiket gratis, Simpati juga memberikan Novel Robin Hood yang tebel dan saking tebelnya kalo buat nimpuk anjing bisa kaing-kaing deh tuh doggy :p hehe.  Baca sekilas, seperti laiknya buku-buku saduran, duuuh! Bahasa Indonesia di novel ini rada garing :D. But anyway acara nonbarnya seru! Selain karena pilemnya yang bagus tapi juga esensi dari nonton bareng itu sendiri. Sebagai mahluk sosial kan kita memang harus bergaol gitu yah 😉 sendiri gak asyik, enaknya ya emang rame-rame 😛 #dikeplak. Nonbar Simpati ini berubah menjadi kopdar nan riuh dengan ketawa ketiwi yang sebagian besar anak-anak Kojaker. Rame deh!

Ki-ka: Dita si Peri Gigi, Dimas yang pengen ditendang ke Jepang, Oelpa dengan suara lembutnya, Leoni si rambut indah, Me, Hubby, Rere yang enerjik (Rere inilah yang sukarela mengkoordinir pengambilan tiket dan tetek bengeknya), Sweet couple: Makcik & Joey, Mamski yang dodol and si langsing Nath 🙂 Eh, lagi asik cekakak-cekikik sama Leoni yang rambut panjangnya bikin saya iri, tiba-tiba muncul perempuan mungil; Isnuansa dan Wahyu yang pejabat alias peranakan Jawa Batak 🙂 boru Sitompul.

Ternyata saya & Isnuansa satu kampung halaman di Klaten sana lhooo 🙂

Anyway saya tidak akan menuliskan jalan cerita pilemnya disini, untuk review yang komplit mengenai itu bisa dibaca disini dan disini.  Saya hanya ingin sharing beberapa poin yang menjadi catatan menarik bagi saya dari pilem Robin Hood tersebut:

# Perempuan adalah manipulator sejati! Ada satu scene dimana Sang Ibu Suri –Eleanor of Aquitaine- tahu betul bahwa anaknya –King John- tidak akan mendengarkan nasehatnya. Namun mengingat Kerajaan Inggris dalam keadaan genting dan perlu diselamatkan maka untuk mendapatkan keinginannya Sang Ibu Suri memanipulasi Isabella of Angouleme yang berambisi menjadi ratu. Lalu Isabella a.k.a queen wanna be ini memanipulasi King John untuk melaksanakan keinginan sang Ibu Suri. Dengan pilihan kata-kata, dan gestures yang sangat manipulatif (hafta admit perempuan itu sangat berbahaya ) maka takluklah lelaki di tangan keinginan terselubung perempuan. Nah sapa tuh yang bilang perempuan lemah?!  Duh, kalian Lelaki… walaupun kalian keras kepala ternyata ada kalanya bertekuk lutut di sudut kerling mata wanita 😛 hihihi (Minjem lirik lagu Sabda Alam dari Ebet Kadarusman)

# Saya suka banget sama Lady Marion dipilem ini! Suka cara dia mempertahankan kesucian dirinya, salut sama kesetiannya pada suami (Sir Robert Loxley) untuk menunggu selama 10 tahun padahal secara de facto hanya memberikan nikmat kehidupan rumah tangga selama satu minggu karena kemudian harus pergi berperang. Family values yang saya suka 🙂

Unntuuung peran Marion ini gak jadi diterima oleh Angelina Jolie, karena buat saya Cate Blanchett PAS banget memerankannya.

Oh ya, ceritanya si Lady Marion ini akan diperkosa oleh antek-anteknya Sir Godfrey-. Dengan kelembutannya Lady Marion pura-pura pasrah, tapi ketika ada kesempatan… Jleb!!! Lady Marion menancapkan dagger ke kepala pria cabul itu. Heem, ini mengingatkan saya, bahwa kita sebagai manusia sebisa mungkin punya back up plan dalam keadaan darurat. Ya kalo sekarang sih jangan bawa-bawa dagger kemana-mana, bisa dirazia polisi trus masuk bui ato bayar jaminan yang mahal atuh. Intinya kita harus selalu ada persiapan untuk keadaan terdesak. Gak tahu kan, kapan kejadian buruk menimpa kita (knock the woods! Amit-amiiit moga jangan sampe ada hal buruk yang terjadi!).

# Bicara tentang kekerasan, di beberapa bagian pilem ini ada cukup banyak adegan yang lumayan ngeri. Selain scene kepala ditusuk dagger oleh Lady Marion itu, masih ada adegan leher tertembus panah, mulut menyemburkan darah segar karena tertusuk pedang dan lautan darah yang merah digambarkan dengan sangat jelas. Pikir ulang kalau mau ajak anak-anak nonton pilem ini.

Mark Strong… Uooh kamu ganteng yaaah… Jahat tapi nggemesin

# Tergila-gila sama Sir Godfrey. Pernahkah saya bilang kalau saya suka bad boys?! Hihihi I loveee a snob bastard. Dan Mark Strong memerankan tokoh antagonis ini dengan perfect. Oh boy! He’s so hot! Sayang ya mesti mati. Hiks! Walopun Robin Hood juga keren tapi saya tetep suka bad boys! 😛

In overall saya puas nonton pilem ini… Apalagi karena nonton di Blitz yang emang tempat duduknya luang ;). Sedikit kritik, harusnya di judulnya ada keterangan kalo ini permulaan legenda Robin Hood. Dari awal sempet bingung, koq pilemnya beda ama ingatan saya tentang Robin Hood Prince of Thieves yang dibintangi Kevin Costner dulu.. eeeh ternyata pilem ini adalah the beginning of Robin Hood! Keren untuk asal muasal sebuah legenda terjadi. Next question is.. apakah akan ada sequelnya?? Mauuuuuuuuuuu…… pengen liat Russel Crowe berperan jadi Robin Hood lagi 😛

Okeh.. selamat menikmati sisa hari Rabu. Mari kita tetap semangat membabu!

Ooops maksudnya kerja 😉 hihihi

May you have beautiful day!