New Zealand Trip: Wellington, Kota Cantik nan Seksi

Giveaways oleh-oleh dari New Zealand

Eh, eh tahu gak ibu kotanya New Zealand apa? Kalau Sobat CE jawabnya adalah Auckland, berarti jawabannya sama ama saya. Tapi jangan senang dulu, karena itu jawaban yang salah! Hahaha :mrgreen:. Orang emang sering banget salah sangka, dikiranya ibu kota NZ itu Auckland padahal yang benar adalah Wellington… Well, gak sepenuhnya salah sih. Dulu ibukotanya memang Auckland, tapi karena Auckland dianggap sudah terlalu sibuk maka sekitar 100 tahun lalu ibu kotanya dipindahkan ke Wellington. Alamaaaak, Auckland yang menurut saya sepi itu ternyata sudah dianggap terlalu sibuk sama penduduk sini! *melongo*

Kesan pertama ketika menginjakkan kaki di Wellington adalah saya suka kota ini! Kenapa? Karena menurut saya Wellington itu lebih ”hidup”, lebih hingar-bingar kotanya. Kata orang kan Auckland itu rame dan Wellington lebih sepi, tapi kalau kata saya justru Wellington itu rame banget. Dan sebagai ibu kota negara, segala macam hal komplit. Makanan Asia bertebaran di mana-mana, barang branded sampai yang biasa-biasa dengan mudah ditemui dan toko-toko banyak yang buka sampai jam 7 malam. Gak cuma sampe jam 5 😀 lumayan deh buat cuci mata.

Selain lebih hidup, gedung-gedung di Wellington ini perpaduan antara modern dan kuno yang cantik, membuat Wellington terlihat cantik namun tetap seksi. Ya persis seperti perempuan yang masih pegang teguh keperawanan tapi dandannya modis gitu lah, kelihatan seksi kan? Kelihatan nggemesin kan?. :mrgreen:. (ya ampuuun, Kaaa. Analogimu semprul bener).

Ohya, orang-orang di Wellington menurut saya juga ramah. Waktu saya kesasar, saya sempat diam memandangi peta, mencoba mencerna mau kemana. Tahu kan kalau nilai Geografi saya itu jelek banget? Nah, tiba-tiba ada orang yang mendekat. Reflek saya langsung defensif. Otak berputar cepat, senjata apa yang bisa digunakan kalau orang ini kurang ajar. Dan saya tersenyum waktu ingat bahwa kuku saya selalu panjang. Berani kurang ajar? Ciaaat! Akan langsung saya cakar deh jakunnya! :mrgreen:. Tapi orang asing yang menyapa tersebut justru menanyakan apakah saya tersesat dan dengan baik hatinya mereka menunjukkan arah tanpa diminta! Dan itu kejadian beberapa kali. Ya ampuuun baiknya. Bila di Jakarta, saya pasti sudah melipir ngeri kalau didekati orang asing, takutnya kena hipnotis bow.

Nah di sini, di jalan utama Wellington ini di mana pusat bisnis dan perbelanjaan berada, saya duduk menunggu teman, di bangku panjang di pinggir jalan (tenang gak perlu nyediain sapu tangan karena gak ada asap hitam dari knalpot 😆 ), mengalunlah lagu-lagu orkestra yang dimainkan live dari pengamen di seberang jalan. Pengamennya niat banget, mulai dari drum, saxophone, gitar, hingga keyboardnya lengkap semua. Dan sound systemnya pun ajegile keren! Tapi melihat dan mendengar mereka menyanyikan lagu-lagu Natal bukannya membuat saya senang tapi justru menitikkan air mata. Saya kangen pulang, saya rindu keluarga. Natal kan momen bersama keluarga. Ah benar kata orang, journeys are made by the people you travel with.

Tapi walau sempat home sick, saya gak lupa beli oleh-oleh buat Sobat CE semua ^_^ Ada skin care product terdiri dari shower gel and shower body lotion, semuanya ada parfumnya, biar wangi deh hehe. Juga ada sendok dengan gambar peta New Zealand. Cara dapetin oleh-oleh ini gampang koq, cukup jawab 2 pertanyaan dibawah ini:

1. Berapa rata-rata biaya makan sehari di NZ kalau makan di restoran? Kalau ngikutin seri tentang NZ ini pasti tahu deh. Saya pernah sebutin koq 😉
2. Dari semua seri postingan tentang NZ, mana yang Sobat CE suka dan kenapa?

Jawaban ditunggu hingga, Selasa, 12 Februari 2013 ya. Dan nanti akan diumumkan bersama dengan pemenang Buku Home Tweet Home.

Selamat hari Rabu, Sobat CE. Good luck dengan Giveawaynya dan semoga cerah harinya ya ^_^

Tulisan lain mengenai New Zealand Trip ini:

1. Auckland, Saya Datang!

2. Sepanjang Jalan Kenangan

3. Home Sweet Home

4. Hamilton, Peaceful yet Lovely City

5. Rotorua, Jantung Hati Turis di New Zealand