New Zealand Trip: Home Sweet Home

Rumah Tradisional Suku Maori

Waktu jalan-jalan ke kota atau negara lain melihat indahnya tangan Tuhan merenda pemadangan,apa yang menyelusup di sanubari? Selain hasrat narsis foto-foto, ada rasa lain masuk di dada: rasa syukur diberikan kesempatan menikmati keelokan panorama tersebut. Selain syukur, terkadang jika bepergian terlalu lama saya home sick alias kangen rumah. Lho koq? Iya, secakep-cakepnya suatu tempat, seenak-enaknya makanan atau senyaman-nyamannya negara lain tetap saja suasana rumah akan selalu mengetuk-ngetuk pintu hati dalam bentuk rindu. Dan jika begitu, rasa-rasanya saya pengen cepat pulang, krukupan selimut, bobok sambil dipeluk suamik! :mrgreen:

Gak heran sih kalau beberapa orang (baca: saya) selalu kangen rumah. Rumah adalah tempat kita bertumbuh, merasakan cinta yang tulus tanpa tedeng aling-aling. Nah, ketika perjalanan saya ke New Zealand Desember 2012 lalu, saya terpana cukup lama melihat rumah tradisional suku Maori karena mengingatkan saya pada rumah-rumah tradisional di pedalaman Kalimantan atau Sulawesi. Lho koq bisa gitu?

Rumah tradisional Suku Maori di Selandia Baru. Penghormatan ditunjukkan dengan melepas sandal saat memasuki rumah mulai dari teras bagian luar. Rumah Suku Maori biasanya dinamakan sesuai dengan nama leluhur yang dianggap penting. Di bagian dalam rumah ini ada pahatan kepala yang melambangkan kepala leluhur tersebut namun tanpa bagian tubuh. Lalu tubuhnya di mana? Rumah tradisional ini sendiri dianggap sebagai tubuh dari leluhur tersebut. Kalau diperhatikan ukir-ukirannya mirip sama rumah-rumah tradisional di pedalaman Kalimantan atau Sulawesi, gitu gak sih?
Rumah tradisional Suku Maori di Selandia Baru. Penghormatan ditunjukkan dengan melepas sandal saat memasuki rumah mulai dari teras bagian luar. Rumah Suku Maori biasanya dinamakan sesuai dengan nama leluhur yang dianggap penting. Di bagian dalam rumah ini ada pahatan kepala yang melambangkan kepala leluhur tersebut namun tanpa bagian tubuh. Lalu tubuhnya di mana? Rumah tradisional ini sendiri dianggap sebagai tubuh dari leluhur tersebut. Kalau diperhatikan ukir-ukirannya mirip sama rumah-rumah tradisional di pedalaman Kalimantan atau Sulawesi, gitu gak sih?
Siapakah Suku Maori itu?
Selama ini kayaknya kita semua sudah akrab deh sama suku Aborigin, suku asli benua Australia. Tapi Maori? Jujur, saya baru mendengar kata itu waktu mau berangkat ke sana :mrgreen: Ya, ya pelajaran Geografi saya memang parah pakai bangets! *tutup muka, malu* Hihihi. Kembali ke laptop, nah Suku Maori itu adalah penduduk asli New Zealand alias Selandia Baru yang jadi tempat syutingnya pilem Lord of the Rings and The Hobbit ituuuh 😉 Secara fisik, tubuh orang Maori itu besar-besar dan kulitnya sawo matang kayak kulit kita. Dan bahasanya ada yang mirip-mirip sama Bahasa Indonesia juga lho. Contohnya nih, rua = dua, rima = lima, lalu house alias rumah, dalam Bahasa Maori disebut huma (sama dengan bahasa Batak). Asal usul Suku Maori sendiri dari Samudera Pasifik, sekumpulan sama kepulauan Hawai gitu deh, walau saya curiga sebenarnya mereka ada campuran sama suku Makassar. Tahu sendiri kan, suku Makassar itu hobi berpetualang ke mana-mana dengan perahu pinisinya ituh? 😉
Maori Sculpture 1
Suku Maori itu terkenal dengan seni pahat dan tatonya. Walau gak semua, tapi hampir di sepanjang jalan di Auckland ketika saya berpapasan sama orang Maori, badan, tangan, kaki bahkan wajahnya pun penuh tato. Gak cewek, gak cowok bow! Tatonya banyak bermotif tribal besar-besar. Beuh! Unik dan eksotis banget. Cuma ya maaaf, saya gak punya nyali buat minta foto bareng dengan orang Maori yang bertato ituuuh. Jadi Sobat CE silakan puas dengan cerita saya saja ya :mrgreen:

Maori Sculpture 2

Mengakomodir hasrat narsis, maka saya pun berfoto-foto di rumah tradisional Maori inih 😀 Dilarang jeles, mupeng apalagi ngiri! Kalau kagum sih boleh, apalagi kagum yang sampai tergerak ngirimi tiket ke New Zealand lagi :mrgreen: *ditapuk rame-rame*
Ya, ya, saya memang selalu kagum sama rumah-rumah tradisional suatu daerah. Karena buat saya rumah adalah kumpulan cinta untuk semua orang kembali pulang merasakan hakikat keluarga.

Nah, Sobat CE sendiri, apa arti rumah buatmu?

Home Tweet HomeDua jawaban yang menarik akan mendapat hadiah buku Home Tweet Home karya sahabat saya @zulhaq_. Ditunggu hingga Selasa, 22 Januari 2013 ya. Dan pemenang akan diumumkan di akhir dari seri tulisan mengenai New Zealand Trip ini 😉

Tulisan lain mengenai New Zealand Trip ini:
1. Auckland, Saya Datang!
2. Sepanjang Jalan Kenangan
3. Home Sweet Home
4. Hamilton, Peaceful yet Lovely City
5. Rotorua, Jantung Hati Turis di New Zealand
6. New Zealand Trip: Wellington, Kota Cantik nan Seksi
Iklan

68 respons untuk ‘New Zealand Trip: Home Sweet Home’

Add yours

  1. Maksudnya Rumah tanpa Tangga kan mBak?

    😀

    Kalau buat aku, rumah itu ibarat colokan listrik bagi hape yang lagi ngedrop. Aku bisa refresh di rumah. Makanya jarang ke mol, rekreasi. Surgaku itu cukup di teras belakang. 😀 Tempat ngayal, ngobrol, dengerin music dan melamun.

    😉

  2. Rumah itu seperti wahana untuk kita berbagi banyak hal dengan orang-orang terkasih, entah itu percakapan, makan malam, pekerjaan, yang jelas semuanya wewujud kehangatan dan perlindungan satu sama lainnya. Jika tidak demikian, maka orang akan kan sangsi menyebutnya sebagai rumah, meski apapun latar belakangnya. Sehingga rumah lebih pada sebuah konsep dibandingkan sebuah tempat hunian bagi saya.

  3. Halo Eka, jalan2 asyik banget.. sayangnya gak foto ama orang Maori ya.. tumben dirimu malu2 mau ngajakin orang foto.. hehehe. keder ama tatonya ya… hihihih

    Rumah adalah tempat yang selalu kita tuju untuk pulang. Tempat di mana kita memulai hari dan mengakhiri hari kita. Di rumah, kita bisa jadi 100 % diri kita sendiri… bukan berarti di luaran kita berpura-pura ya.. tapi di rumah ada kebebasan ekspresi yang gak bisa didapat di luar rumah.. rumah / home sendiri juga gak mengacu ke bangunan, tapi tempat orang2 terkasih berada… cuntoh pelukan suami.. orang tua… itu pendapatku lho…

    1. Hihi asli aku ngeriiii banget mau ajakan foto orang Maori. Bukan karena tatonya sih tapi lebih karena gak tahu mereka itu orangnya open and friendly ato enggak 😀
      Siiip, ditampung opini rumahnya 😉

  4. aku iriiiiiiiii…..hihihihi…sungguh mbak Eka…iriiiii sekali….liat mbak Eka jalan-jalan…ikuuuuttt.. :mrgreen:

    Setiap orang punya harapan yang beda satu sama lain. Setiap dari kita punya persepsi tidak sama terhadap tempat, teman, bau, makanan, warna, dan benda-benda. Dan kita tahu persis bagaimana membuat tempat yang membahagiakan itu menjadi lebih nyaman dan indah. Termasuk rumah.

    Karena itu semua menyangkut rasa, mestinya rumah terindah itu adalah hati kita. Tempat bisa dimana saja tapi hatilah yang membawa kita merasa bahagia. Jadi mestinya kita bisa menjadikan tempat manapun home sweet home….akuuuur???? 🙂

  5. KAGETTT banget ada tulisan ini terutama Poto2nya sebab aku ada disitu kikikikik… *ngarep ikut terkenal deh…
    Buat saya RUMAH itu… Ibarat ANCOL… KOMPLIT… Tempat bertumbuh dari kita masih Baby, belajar merangkak, guling2an, jalan, lari, Belajar banyak hal dari Ayah, Ibu, kakak/adik. Dirumah itu banyak Dinamika yang diSADARI atau TIDAK membentuk Pribadi kita dari kecil, bagaimana kelak interaksi kita dengan dunia luar, apakah kita bisa menjadi pribadi yanga HANGAT, berSAHABAT, Introvert/Ekstrovert, membangun Nilai2 kekeluargaan, mewariskan Nilai2 Leluhur (apalagi orang batak), tempat kumpul-kumpul mulai dari ARISAN, menyambut keluarga baru, ada pertemuan keluarga, perayaan hari besar dengan beribadah bersama dll. Termasuk sukses atau tidaknya seseorang Kelak bermula dari apa yang didapat dari Rumah… dari Adat dan Budaya yang lahir dan besar dan berkembang di dalam rumah. Kalau rumah bisa berSUARA dan menCERITAkan bagaimana SIFAT dan AKTIFITAS yang penghuninya lakukan semenjak KECIL sampai DEWASA wah seru banget… RUMAHKU adalah ISTANAKU… Ga ada tempat yang lebih Indah dan Nyaman ya selain Rumah sendiri ya disini… di Indonesia…

  6. Mba Ekaaa… ukiran suku maorinya keren. Beruntung banget deh Mba Eka bisa menyaksikan langsung.
    Ohiya, kemaren kiriman sudah diterima, mau sms tapi lupa terus gegara banjir. Gak kena sih tapi jadi ikut susah karena kereta ngadat.

    RUmah ya Mba Eka ya. Menurut saya rumah adalah tempat yang bisa membuat hati terasa hangat hanya dengan mengingat-ingatnya. Tempat di mana semua memori kehidupan dibangun. Sedih, tangis, senang, tawa yang merangkai menjadi kenangan yang indah.

    Seberat apapun hari yang kita hadapi, kalau kita membayangkan suatu tempat yang membuat hati kita hangat dan hari terasa lebih ringan, itulah rumah buat saya Mba Eka. :”)

    A home is where your heart go in the of the day.

  7. asyik bener sih mbak jalan2 terus 🙂
    rumah itu segalanya buat aku mbak, biarpun kebanjiran kemarin tetep aku suka dirumah oops malah curhat. buat aku yang orang rumahan pastinya sebagian besar aku habiskan waktu didalam rumah. pernah loh aku gak keluar rumah selama 3 hari, paling diteras aja itu juga kalau sudah punya stok masakan. pokoknya ga ad atempat yang paling nyaman selain dirumah

  8. aich senengnya ya jalan2 terus. aku juga suka banget dengan segala yang berbau kedaerahan. rumah adat, budayanya, tarinya, dan segala sesuatu ttg budaya daerah.

    uhm, dan pengertian rumah ? buat saya rumah itu jantungnya kehidupan !
    perlu penjelasan ga mba eka ? 😀
    layaknya dalam tubuh yang sehat membutuhkan jantung yang juga sehat. seperti itulah kehidupan. rumah akan membentuk karakter seseorang.
    rumah yang menyenangkan akan membuat kehidupan juga menjadi menyenangkan.
    rumah yang penuh kasih sayang akan membentuk pribadi seseorang menjadi penuh kasih.
    rumah yang diisi dengan banyak cinta akan memberi energi positif ke semua penghuni rumah.
    rumah yang menenangkan akan selalu membuat penghuninya ingin cepat pulang kerumah 🙂

  9. Rumah bagiku adalah tempat pulang. Mau sejauh apapun kaki telah melangkah, pada akhirnya akan tetap pulang ke rumah juga… Jadi rumah adalah suatu tempat kemana aku masih bisa pulang 🙂

    anyway… username twitternya salah tuh mba.. yang bener @zulhaq_ (pake Q bukan G)

  10. Lah, kapan ke NZ mbakkkkkk.. dalamg rangka holiday?? Aziebbb.. Tapi terasa spt jjs di Kalimantan yaa.. hehhehhe.. *digebug*
    Rumah buat saya, tempat santai sedunia, tempat dimana bisa seenaknya bangun jam brp, tidur jam brp. Makan gaya apa, pakai baju apa.. My freedom, my paradise (sombong baru rumahnya di Baliii.. hehe), yeah! (^^)V

  11. Arti rumah buatku: sejak menikah rumah berarti bukan pulang ke rumah orangtua, tapi rumah dimana ada suami tercinta yang ganteng kaya sekuteng hehehe, ada tanaman-tanamanku yang bejibun jumlahnya, yang semauku taruh dimana indahnya mereka. Mau masak semau yang aku mau, mau bikin apa saja yang aku suka didalamnya ya iyalah wong rumahku toh orang lain ga boleh sirik :D.

  12. tsaaaahhhh…..Ekaaaaaaaa !!!! selalu ajaaahh bikin heboh hatiku !! keren deh itu rumah suku Maori, artistik banget !!!

    Rumah ya ? Arti rumah bagiku adalah : surga di dunia yang cuma sebentar ini, maka rumah bagiku adalah tempat segala kasih sayang sejati terjalin antar anggota keluarga.

  13. arti rumah buatku adalah tempat aku berbagi suka dan duka apa yang kujalani diluar rumah. Rumah adlah tempat ternyaman yang selalu aku rindukan ketika aku berada diluar. Nyaman berada dengan orang-orang yang didalam rumah. Rumah mengajarkan aku untuk selalu bersama dalam keadaan bagaimanapun. Rumah menajarkan aku untuk peduli akan sesama saudara sendiri. Pokoknya rumah tempat berlindung,tempat ternyaman,tempat belajar 🙂

  14. Wah, mb Eka udah nyampe NZ aja… Saya ada teman2 dari Pasific. Kebanyakan mereka mempunyai tatto. Tapi utk di negara2 tertentu, tatto itu adalah tradisi, tidak sembarang orang bisa memiliki tatto, hanya mereka dengan strata sosial tertentu. Motif tattonya pun gak sembarangan, ada motif tertentu untuk menunjukkan tingkat sosial mereka. Jadi kalo mereka punya tatto, mereka bisa pakai celana pendek utk nunjukin tattonya. Tapi kalo gak punya, gak boleh pakai celana pendek :D. Mungkin begitu juga dengan suku Maori ya..

    Kalau tentang rumah. Ah…..rumah itu tempat di mana aku selalu ingin kembali saat sedang bahagia, saat sedang sedih, saat sedang butuh tempat berbagi, selalu yang kuingat adalah rumah. Di mana di sana ada cinta yang tak bisa dipahami, tetapi selalu ada, tanpa dibuat-buat, tanpa dipaksa, mengalir begitu saja. Rumah….ya, rumah adalah tempat kita ingin selalu kembali pulang.

  15. iya mirip sama karya seni suku2 kalimantan gitu ya. mungkin sebenernya kita ada rumpun juga sama orang disana. (biar berasa sodaraan ama orang ostrali) 😛

  16. Lain halnya dengan Suku Mentawai yang memandang tato sebagai suatu hal yang sakral dan berfungsi sebagai simbol keseimbangan alam yang merupakan roh kehidupan. Oleh karena itu tato tidak dapat dibuat sembarangan. Sebelum pembuatan tato dilaksanakan, ada Panen Enegaf alias upacara menyambut kedewasaan yang dilakukan di Puturkaf Uma (rumah tradisional suku Mentawai). Upacara ini dipimpin oleh Sikerei (dukun). Setelah upacara ini selesai, barulah proses merajah tato dilaksanakan.

  17. hahai, cantik banget dirimu kak 🙂 mungkin org Batak, Dayak, Toraja itu satu nenek moyang juga sama org Maori ini (dari Mongol).. Banyak kemiripan soale.. Well, kalau menurutku, rumah adalah tempat dimana hatimu berada.

  18. Iya mbak. pahatannya mirip dengan gaya pahatan suku dayak. dan rumahnya juga sekilas mirip dengan rumah betangnya dayak. tapi bedanya mungkin rumah betang ibu tinggi dari tanah dan sangat panjang gt deh.

    Kalau aku sudah seminggu gak dirumah aja udah kangen banget mbak. yg buat kangen itu makanan ibuk. biasanya sebelum pulang aku udah nelp minta buatin masakan apa gt. hehehehe..

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑

%d blogger menyukai ini: