Mulai Dari Diri Sendiri

Mata ini nanar menatap langit-langit putih diatas kepala. Entahlah, saya tak ingat mengapa bisa ada disini. Saya coba menggerakkan tangan, tapi.. Ouuch.. perih sekali rasanya! Sakit menggigiti sekujur tubuh. Saya meringis, tepat ketika bapak datang tergopoh ke ruangan.

“Kamu sudah sadar rupanya?” kata bapak berulang-ulang. Matanya berkaca-kaca. Saya tidak mengerti. Saya perhatikan sekeliling, ruangan ini semuanya putih, tak ada apa-apa selain warna putih. Saya benci warna putih! Nuansanya mencekam dan membuat saya serasa di rumah sakit saja!

Pelan memori saya berputar.. Tadi.. saya mengendarai sepeda motor bebek hitam kesayangan. Lambat saja, tidak pakai ngebut koq. Lalu ada metromini berhenti. Saya ada di sisi kiri metromini, tiba-tiba dari sisi kanan muncul sebuah motor memotong jalan. Dan saya tidak dapat mengantisipasinya! Alhasil tabrakan pun tak dapat dihindarkan. Tubuh saya terpental. Sekitar 10 meter jauhnya. Sakit. Seluruh tubuh ini lemas, kaki ini lemas dan saya hanya bisa pasrah. Saya tidak ingat apapun lagi hingga saya ada di ruangan putih ini, yang ternyata betul adalah sebuah ruangan rumah sakit di bilangan Jatinegara. Ruangan gawat darurat tepatnya.

Perasaan saya campur aduk. Antara sakit, sedih dan kesal. Saya sudah mematuhi semua peraturan; mengenakan helm, tidak mengebut di jalan raya, saya.. saya mengendarai motor dengan bijaksana! Tapi.. tetap saja saya menjadi korban kecelakaan lalu-lintas. Sembari menahan sakit, terngiang semua nasihat bapak waktu saya dulu awal-awal belajar naik motor. Katanya naik motor itu:

* Wajib hukumnya cek kendaraan sebelum berangkat. Intinya persiapan gitulah. Bukan hanya kendaraan secara fisik yg di cek tapi juga kelengkapan suratnya; STNK, SIM. Lalu mengenakan perlengkapan standar kendaraan, helm, jaket, sarung tangan, juga alas sepatu yang tepat. Seluruh tubuh tertutup eh tapi jari kaki gak ditutupi. Lha, kalo kecelakaan, trus jarinya ledes, piye??

* Jadilah Pengendara Yang Defensive. Defensive disini artinya bukan bertahan, Jadi kalau ada yang balap kendaraan kita maka harus dibalap lagi, gak mau kalah. Bukan, bukan itu. Namun pengemudi yang defensive adalah pengemudi yang mampu mengemudikan kendaraannya dengan tenang dan bisa mengantisipasi keadaan lalu lintas. Apakah kendaraan di depan akan belok ke kiri atau ke kanan, perlukah kita mengurangi kecepatan atau bagaimana. Dan oleh karena itu, penting sekali untuk:

* Jaga Jarak Aman Saat Berkendara. Jarak aman dengan kendaraan lain di depan kita akan memberikan ruang untuk kita bereaksi ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Jadi kalau sampai ada kejadian yang tidak diinginkan, kita bisa bermanuver. Berapa sih jarak aman itu? Ya kira-kira tiga detik bedanya dengan yang ada didepan kita. Harus dicatat baik-baik, menjaga jarak dan kemampuan menganalisa itu penting sekali. Makanya ada batasan usia untuk mengendarai motor yang ditandai dengan SIM. Kalau anak dibawah umur naik motor, mungkinkah ia memiliki kemampuan menganalisa keadaan sekeliling dengan baik?

* Minimalkan Gangguan dalam Berkendara. Merokok, makan, minum atau bertelepon sambil mengendarai motor. Ealaaah… mau naik motor atau mau ngantar nyawa? Apa saja yang dapat memecahkan konsentrasi harus dihindari karena ketika konsentrasi kita terpecah maka respon dalam mengantisipasi keadaan yang tidak diinginkan juga berkurang.

*Lalu yang terakhir mematuhi peraturan lalu lintas yang ada. Mematuhi peraturan ini berarti, kasih tanda sebelum belok, gak boncengin banyak orang, dan mengendarai motor ya di jalannya. Bukan di trotoar atau malah melawan arus! Masih mau hidup panjang kan?

Dan… kelima pesan bapak tadi itu… itu sudah saya lalukan semua. Tapi tetap saja, saya jadi korban. Detik itu saya sadar, berkendara bukan soal persiapan kelengkapan berkendara dan taat peraturan saja, tapi juga soal tata krama di jalan raya. Jalan raya adalah milik bersama, kita perlu bertenggang rasa. Nah, ini dia yang kurang dari masyarat kita. Semua seolah ingin serba cepat tanpa memikirkan perasaan orang lain. Yang dipikirkan hanyalah kepentingan diri sendiri saja. Yang penting bisa mendahului mobil di depan, tanpa perduli ketika menyalip itu kita membuat pengendara lain kesulitan menjaga jarak bahkan harus ngerem mendadak. Jiyan! Yang begini ini koq ya sering banget kejadian. #miris banget :((#elusdada, dadanya ayam bakar!

Berkaitan dengan helm, pada saat kecelakaan motor di tahun 2004 tersebut terjadi, bibir bawah saya pecah dan dapat hadiah tiga jahitan. Beruntung saya mengenakan helm tertutup jadi hanya bibir yang jadi korban, bukan kepala yang buyar berceceran! Namun, jika mau jujur banyak terlihat yang kurang peduli dengan keberadaan helm. Iya, sekarang sudah ada helm SNI yang tentu saja menolong sekali… Tapi, apakah helm tersebut dikenakan setiap saat? Dengan alasan tujuan yang akan dicapai dekat-dekat saja, sering saya dapati banyak yang tidak mengenakan helm. Termasuk anak-anak. Ya Tuhan! Bapak ibunya pakai helm, lha kenapa anaknya enggak? Ah, kenapa tidak berpikir akan keselamatan? Mengapa tidak sayang dengan nyawa sendiri? Walau dekat, tetap saja bahaya itu mengintai. Bukan saja mengintai yang dewasa tapi juga mengintai anak-anak yang membonceng!

Nah, apakah harus menunggu korban lain lagi? Korban yang lebih parah lagi? Penyuluhan dan sosialisasi Safety riding perlu digembar-gemborkan, agar banyak yang makin mengerti, agar banyak yang tercelikkan matanya: begini lho berkendara yang baik dan benar itu. Mari, sama-sama menjaga ketertiban di jalan raya. Minjem kata-kata suami saya, Gak usah nunggu orang lain, mulai dari diri sendiri saja. Kalau susah ngikutin petuah bapak saya (yeah, I know my dad is quite fussy for this, nasihatnya banyak banget ya booow) bisa mulai dari hal-hal kecil dulu. Sekarang pakai helm (jangan lupa anak-anak pun wajib mengenakan helm) dan cek kelengkapan surat-surat. Besoknya jadi pengendara yang defensife, yang bisa mengantisipasi keadaan jalan raya, dan begitu seterusnya.

Saya menyadari bahwa perilaku berkendara itu tidak bisa diubah dalam semalam. Tapi bukan berarti tidak bisa berubah kan? Mari, sama-sama galakkan kampanye safety riding for all of us ini, mulai dari diri sendiri. Jadikan jalan raya tempat yang aman dan nyaman untuk siapa saja berkendara. Untuk anda, untuk saya. Keselamatan di jalan raya itu tanggung jawab kita bersama.

.

.

Tulisan ini dibuat untuk memeriahkan ultah dBlogger yang kedua, sekaligus bentuk kepedulian pribadi akan pentingnya Safety Riding for all of us.

79 respons untuk ‘Mulai Dari Diri Sendiri

Add yours

  1. Kirain kecelakaan di paragraf-paragraf awal baru terjadi akhir-akhir ini…

    Saya (untungnya) belum pernah jadi korban kecelakaan parah. Pernah nabrak motor temen, waktu itu jaman SMA belum bisa nyetir motor, dan ironisnya motor saya yang rusak 😛
    Masalah safety sih, dulu waktu kuliah rada ugal-ugalan nyetir motor, sampe pernah nyaris kepleset. Di Singapore ga pernah nyetir lagi, dan begitu balik Jogja tempo hari, nyetir motor jadi hati-hatiiiiii banget. 😆

  2. Kalau saya ga ngaruh, awalnya sih trauma, tapi setelah setahun sejak kecelakaan yang mematahkan paha kiri saya, saya sudah berani ngebut pakai motor.
    Tapi jangan ditiru ya, hanya untuk keturunannya Valentino Rossi. 🙂

  3. Aku suka ngelus dada ama anak2 yang pake baju sekolah jig-jag ngebut motong jalan seenaknya, emang jalan punya Bapaknya. Aku pernah liat dengan mata kepalaku sendiri, ABG ngebut jig-jag dan brakkkk…terkapar dijalanan, aku bayangin mamanya lagi nugguin dia di rumah.

  4. Aku pernah ditegur polisi ketika ada razia. Dia hanya bilang gini, “gak sayang sama anaknya ya, pak. Kok tidak dikasi helm?”. Ouw… ternyata, pemahamanku terhadap helm hanya sebatas tidak kenak tilang dsb. Padahal, fungsinya adalah untuk keselamatan diri sendiri, termasuk anak-anak yang kita bonceng.

    so, sejak saat itu, aku selalu kenakan helm standar bagi anak-anak, setiap kali dibonceng.

  5. untunglah 3 jahitan di bibir itu gk mengurangi wajah indahmu ya mb… 😀
    yup! keselamatan diri sendiri memang harus dimulai dr diri sendiri…

    sukses di ‘safety riding’ dblogger ya mb.. 🙂

  6. Betul Eka…
    Kita harus terus waspada, karena walau kita sudah hati-hati, orang lain tidak..jaga jarak aman itu penting sekali…dan lebih baik mengalah, atau “yang waras ngalah”..kita anggap lawan kita tidak waras, agar kita tak ikutan berbuat hal konyol….

    Sesekali ingin naik mobil disopiri Eka…

  7. bener tuh! saya juga suka nggak tenang kalau nyupir sendiri, banyak pengendara motor sama mobil yang masih suka mepet-mepet dan ngerem mendadak. yang paling saya sebel tuh, kalau nyalip dari kiri, padahal saya juga mau belok ke kiri! atau nyalip dari kanan, padahal saya mau ke kanan! huwaaa..
    sopir angkot tuh yang biasanya suka gitu.

  8. Sepakat kak.. 🙂
    semua dimulai dari diri sendiri, kalo tiap individu berfikir seperti ini, pasti jalanan bakal nyaman dan kecelakaan bisa terhindarkan.. 🙂

    gud tips.. 🙂
    eh, ikutan ngontes kah?? sukses ya kak.. 🙂

  9. wahh ikutan juga ka….

    saingan berat nih ^^

    menang ga menang yg ptg kampanye safety riding emang hrs disuarakan
    biar nyaman dan merasa aman di jalan 🙂

    1. Tulisan ini salah satu bentuk kepedulian gue akan pentingnya keamanan dan kenyamanan dalam berkendara Depz 🙂
      Soal menang kalah.. ya kalau boleh sih pengennya menang hehehe

  10. situasi dan kondisi lalu lintas di suatu wilayah menunjukkan bagaimana keadaan pemerintah di wilayah tersebut.

    lalu lintasnya semrawut, pasti pemerintahnya juga carut-marut.

  11. safety is not everything, but withous safety everything is nothing 😀

    gw yang paling inget banget soal berkendara, waktu kecelakaan 2009 lalu, kalo gak pake sabuk pengaman, mungkin gw gak bisa lagi baca tulisan ini, sekarang 🙂

    1. Setubuuuh 😀
      eh maksudnya setujuuuh 😉
      Lu adalah salah satu contoh hidup yg lolos dr kecelakaan karena melaksanakan prosedur keselamatan dlm berkendara ya Zi 🙂

  12. Beribu-ribu kali saya naik motor, dan hampir setengah’a sambil merokok tapi baru satu kali tuh nabrak rumah….

    Just kiddin’ , ya semakin teknologi berkembang, semakin banyak masalah yang ditimbulkan…

    Bagaimana rasa’a ya …jaman dulu, tempo orang semua jalan kaki?

  13. Temanku di kantor bilang begini, kalau kita naik motor di Jakarta ini, hanya ada dua pilihan, kita ditabrak atau kita menabrak. Hampir tiap hari ada kecelakaan di Jakarta ini, dan memang benar itu karena belum ada kesadaraan akan safety riding oleh semua pengendara. Kurang aware sama kelaikan kendaraan, tidak taat peraturan, itu jelas penyebab utama kecelakaan. Terutama nih ya, pesan untuk pengendara motor, karena bikers itu full contact body, maka harus ekstra menjaga keselamatan diri. Ingat keluarga menunggu di rumah. *pesan ibu polwan* 🙂

  14. *sigh* jujur susah banget buat disiplin apalagi urusan pake helm.
    bukan tidak tau akibat yang fatal jika terjadi kecelakaan,
    tapi teteeeep aja … ah deket inilah, ga usah pake helm 😦

    *harus berubah*

  15. Ayo utamakan keselamatan dalam berkendara dan ayo kita tertib lalulintas.

    INGA .. INGA.. . 😀

    Anak
    Istri
    Bapak
    Ibu
    Om
    Tante… Juga.. … ….
    Semua sanak saudara dan orang orang yang anda kasihi menunggu anda dirumah.

    JADI BERHATI HATILAH DALAM BERKENDARA..!!!

  16. Semoga semakin banyak orang yang sadar untuk memulai menerapkan safety riding karena itu bukan untuk diri sendiri namun juga untuk orang lain 😆

    Salam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan

  17. Soal jarak tiga detik itu di Australia punya aturan tersendiri, three seconds yg dimaksud bukannya one-two-three tp hitungan one thousand-one, one thousand-two, one thousand-three… itu jarak aman kalo nggak hujan, kalo hujan atau foggy maka hitungannya jadi 3.5 seconds 🙂

    Selamat berkendara!

  18. sebuah pengalaman dan pesan dg narasi yg menarik… gud luk.. mog sukses di kontes blognya…
    ditunggu kunjungan baliknya ya… thx

  19. wah gw juga ikutan nih kompetisinya..

    menurut gw safety riding yang paling penting adalah etika ketika di jalan raya karena banyak bgt skrng orang udah egois satu sama lain di jalan, ujung2nya malah bisa menimbulkan kecelakaan..

  20. wew… emang menumbuhkan rasa kesadaran itu sangat sulit… dan harus sejak dini…

    di indonesia, menurut saya, masih sangat kurang sekali antara kesadaran-disiplin-dan tanggung jawab…

    ya cuma bisa berharap negara kita makin maju……^^

  21. Di Jakarta dan Surabaya, kecelakaan sepeda motor adalah “number one killer”. Belum yang cacat seumur hidup, belum anak yang kehilangan bapak, istri kehilangan suami, ibu kehilangan anak. Belum keluarga yang kehilangan “tulang punggung penghasilan”, gara-gara kurang patuh berlalu lintas.

  22. Postingan anda menarik dan inspiratif. Terima kasih partisipasinya mengkampanyekan Safety Riding and Driving.
    Selamat postingan anda masuk 30 nominasi unggulan lomba ‘Blogger for Safety Riding’

  23. setojoooo…..mulai dari diri sendiri sebelum ke orang lain yupzz…bener Mba’E ogut masuk kategori pengendara mana yakz *mikir-mikir mba’E jawab apa yakz* :mrgreen:

Tinggalkan Balasan ke Ceritaeka Batalkan balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑

%d blogger menyukai ini: