Kisah perjalanan saya mengunjungi New York ini sudah di muat di Majalah Express Air edisi ke-12 bulan Januari 2017. Berhubung masa edar majalah sudah selesai maka artikel ini pun saya tayangkan di blog. Tentu dengan gaya tulisan yang disesuaikan dengan bahasa sehari-hari saya. Nganuh, kalo di blog kan lebih bebas gitu bercandanya hehehe.
****
In New York,
Concrete jungle where dreams are made of
There’s nothin’ you can’t do
Now you’re in New York
These streets will make you feel brand new
Big lights will inspire you
Let’s hear it for New York, New York, New York

Lagu Empire State of Mind dari Alicia Keys mengalun melalui earphone yang saya pasang di telinga. Hutan beton katanya, jalan-jalan yang akan membuatmu merasa bersemangat katanya…. New York, New York, New York… Ah sungguh saya penasaran sekali akan kota yang dijuluki The Big Apple ini. Home of many famous and talented people seperti Justin Timberlake, Mariah Carey hingga Sarah Jessica Parker, bintang serial TV Sex and The City kesukaan saya itu.
The City that Never Sleeps
Saat menapakkan kaki di kota ini, saya langsung merasakan aura New York yang dinamis. Semua orang sepertinya terlihat seperti sangat sibuk, semuanya berjalan terburu-buru. Sepertinya masing-masing punya agenda sendiri dan tidak terlalu peduli dengan sekitarnya. Persis seperti yang dilantunkan oleh Frank Sinatra di lagunya yang legendaris itu. Saya menghela nafas panjang, “tipikal penduduk kota besar.” Begitu batin saya bergumam.
Dari atas bus yang membawa saya menuju ke Times Square, saya memerhatikan lalu lalang orang dengan pakaian modis yang sungguh memanjakan mata. Banyak yang mengenakan pakaian kerja rapi tapi tak kurang juga yang berpakaian dengan gaya preppy sambil menggenggam mug berisikan minuman hangat. Ah, pemandangan yang mengingatkan saya pada adegan di mana Carrie Bradsaw berjalan-jalan anggun di trotoar dengan sepatu Manolo Bhalniknya itu.
Bus yang saya tumpangi tidak bisa berhenti tepat di Times Square, namun di dekat 45th street. Iya, nama jalan di New York banyak menggunakan numerik alias angka. Times Square sendiri merupakan persimpangan jalan utama di Manhattan antara jalan Broadway dan 7th Avenue serta mencakup kawasan West 42nd sampai 47th Street. Jujur, penamaan jalan di sini yang menggunakan angka saja tanpa embel-embel nama membuat saya gemas, menurut saya lebih kreatif jika jalannya disebut dengan nama pahlawan atau orang terkenal yang berjasa. Supaya mudah diingat dan nggak buat tersasar. Tapi pemikiran ini menguap saat saya lihat sepertinya orang di sini nyaman-nyaman saja dengan penamaan numeric ini. Hehehe.

Karena diturunkan di 45th Street, saya harus berjalan sekitar dua blok lagi menuju Times Square. Saat berjalan kaki di trotoar tersebut, saya mendongakkan kepala ke atas dan mendapati langit biru yang bersih dengan gedung-gedung pencakar langit menghiasinya. Banyak trotoar di New York yang sangat teduh, bukan karena pepohonan namun karena bayangan gedung-gedung tinggi (yang mengingatkan saya pada serial TV CSI) saling menutupi satu sama lain membuat para pejalan kaki yang menghindari macetnya jalanan New York merasa nyaman tidak kepanasaan. Ya, New York memang dikenal dengan kemacetannya yang luar biasa. Jam sibuk atau bukan, hampir semua jalanan penuh mobil dan manusia, saking macetnya bahkan ada kurir sepeda yang bertugas mengantarkan dokumen dari satu gedung ke gedung lain di blok yang berbeda. Kenapa sepeda? Karena itu adalah kendaraan yang ringkas dan bisa nyelip sana-sini, kalau pakai mobil nggak bakalan nyampe-nyampe soalnya.
Sore itu saya tiba di Times Square dan langsung disambut dengan hiruk pikuk manusia serta dentuman musik yang menggema. Lampu-lampu neon dengan warna-warni terang penuh iklan menyemarakkan suasana sementara toko-toko kenamaan berjajar di kiri-kanan, depan belakang area. Ada begitu banyak diskon bertaburan dari toko-toko di sepanjang jalan ini, saya tidak bisa mengendalikan diri saya dengan bolak-balik masuk ke toko kosmetik yang sangat tersohor di sini. Diskonnya memang memabukkan!
Ohya saya juga sempat kopdar dong dengan Mbak Indah Nuria, salah satu blogger hits yang menetap di New York. Seneng banget! Ditemenin belanja pula 😀 Hahaha. Nice to meet you, Mbak. Lain kali lebih lama yaaaa.

Selain jajaran toko ternama, di sepanjang jalan ini juga bersliweran orang-orang dengan kostum karakter dari film-film populer seperti Mickey Mouse, Batman, Hulk atau Princess Elsa. Kita bisa berfoto bersama mereka dan tidak harus memberikan tips namun mengingat tidak semua dari mereka ramah kepada pengunjung, jika kita tidak bersedia memberikan tips lebih baik menjaga jarak saja. Ohya jika beruntung kita bisa berpapasan dengan selebritis di sini, maklum saja Times Square kan dekat dengan Broadway dan banyak artis Hollywood yang senang menonton pertunjukkan drama di sini. Sedikit tips, jika ingin mengunjungi Times Square namun waktu terbatas, datanglah di sore hari sehingga bisa melihat perbedaan suasana apalagi cahaya lampu yang berwarna-warni cerah itu terlihat sangat fantastis di malam hari.
Nasi Campur Termahal yang Pernah Saya Cicipi
Saat menelusuri jalan-jalan di New York, bukan hal aneh melihat orang-orang dari segala suku bangsa bersliweran. Yang hitam, yang putih, yang coklat, berambut keriting, lurus, bermata sipit atau biru, semuanya ada. Bahasa asing dengan berbagai macam aksen pun terdengar dari berbagai macam penjuru angin. New York memang merupakan kota pertemuan segala bangsa, mau suku apa saja ada di sini, tumpah ruah bercampur jadi satu. Tak heran, sangat mudah menemukan makanan halal di sini. Nah, ceritanya pas mendekati jam 7 malam dan udara mulai dingin menusuk tulang, saya dan Imma kelaperan. Hiruk pikuk banget di sini, kami sampai bingung mau makan apaan. Ngintip ke McD, ampun deh penuh banget. Mau ke restoran Vietnam di ujung jalan, kaki rasanya udah nggak mampu jalan lagi. Akhirnya kami pun sepakat beli nasi campur di pinggir jalan. Nasi putih, ayam satu, dengan lauk kubis itu dibandrol di harga $10. Yak, 130 ribu saja sodara-sodaraaa 😀 Makannya pun berdiri, nggak ada bangku. Beruntung saat melihat ke area tengah Times Square kami lihat ada bangku kosong, lansung secepat kilat lari ke sana biar bisa duduk. Hahaha. Dan pengalaman makan nasi campur termehel yang rasanya jelas jauh lebih enak warteg di deket kantor ini beneran jadi penutup yang manis di Times Square.

Aw, perpaduan berbagai macam budaya itulah yang menurut saya membuat Kota New York menarik dan bikin rindu. Saya bisa duduk diam di zona Pedestrian Only di tengah-tengah Times Square sambil memerhatikan lalu lalang orang, menikmati riuh suasana dan rasa terasing yang biasa muncul saat traveling. Rasa terasing yang menggebu menalu dinding jantung yang justru membuat ingat tanah air dan mensyukuri semua hal baik yang Tuhan berikan pada saya di tahun ini.
Selamat Senin Sobat CE! Apa serial TV kesukaanmu yang berlatar belakang New York?
Baca juga:
nasi campurnya mahal banget yak… rasanya gak rela tapi kl laper mau gimana lagi… pas jalan2 di sini beneran sendirian Eka? Bener gak org2 NY lbh banyak mengenakan baju warna hitam sepanjang jalan?
Aku nggak sendirian mbak pas di Times Square, kan aku tulis aku sama temenku namanya Imma 😀 Dia yang ambilin foto-fotoku hehehe.
Iya, mostly pake baju warna gelap tapi mungkin karena mau masuk winter ya, jadi coat-coat-nya suram gitu hahaha
Waaah asyiknya bisa kopdar sama mbak Indah. Mbak Indah, tunggu aku ya. Haha mupeng.
Pas liat foto kurir sepeda, keingetnya akting mas Joseph Gordon. Salut juga, jasa mereka masih banyak terpakai. Trus itu, aku penasaran dengan penampakan nasi campurnya mbak 😀
Udah capek dan lapeeer banget. Nggak inget lagi buat moto. Pokoknya lebih terlihat bagus dan enak nasi campur di warteg daaaah 😀 hahaha
Mungkin yang jualan di sana mau naik haji, harganya kok bikin istighfar *jargon banget ini hahaha.
Eh mungkin jugaaa. Yang jual Arab. Temenku kan Muslim jadi kami cari yang pasti-pasti halalnya 😀
Hahaha.
ngebayangin iklan-iklan yang terus diputar pada layar2 besar tanpa henti dan itu khas banget saat nonton film hollywood yang bersetting di new york : )
Rasanya magical! 😍
Aku cuma nyampe New Yorkarto…
Bagi cerita New Yokartonyaaaa, sekalian lagu dari KLa yaaa
Wakakakakak…
Lah cuma ngakak, nyanyi dolooo. Pake blankon kalo perluuu 😜
Haiya kakak… Malu lah aku kak…
Sex and the city
Sama dong ya. Toss
Toss
ngelihat taxi kuning itu ingat film seri Taxi.., film seri jadul banget ha.. ha…
eh tapi lupa itu settingnya di New York apa bukan
Wah aku nggak tau film seri itu kak hehehe. Tahun berapa ya?
Saya mendengar nasi campur malah membayangkan nasi campur di Kota Batu yang enak banget (dan pastinya harganya terjangkau), haha. Tapi nggak apa-apa Mbak, kapan lagi makan nasi campur di New York, hehe.
Hebat ya, di kota seriuh itu langitnya masih biru. Bagian itu lho Mbak yang membuat saya berpikir bahwa kota besar itu sesungguhnya mungkin banget bersahabat dengan alam. Semua megapolitan memang tak pernah tidur, tapi tak semuanya bisa menyajikan langit biru di rush hour.
Ah kamu suka Rush Hour ya, kayak suamiku banget hehehe. Iya, pengalamanku ke beberapa kota besar di luar Indonesia, langit mereka banyak yang biru. Semoga gubernur baru kita nanti bisa bikin program langit biru yaaaa
Amin, Mbak. Program langit biru itu mungkin kecil tapi bagi saya dampaknya besar banget.
Hei, menurutku itu program besar lho karena langit biru means polusi yang menurun dan itu adalah dasar buat kesehatan semua penduduk. Ya kan? Mari kita tak putus berharap yaaa
Iya, kalau dipikir lagi memang demi langit biru itu ada banyak hal mesti dibenahi dari Jakarta. Amin, semoga ya Mbak.
Serial favorit dgn latar NY, How I Met Your Mother 😊
Wah, aku kurang hisa menikmati HIYM hahaha. Banyak yang bilang bagus sih
Kurir sepeda mengingatkanku film Premium Rush. Film yang cukup membuatku ugal-ugalan ketika di jalan raya saat bersepeda (sekarang sudah insyaf ugal-ugalannya). Kalau ditanya film apa, aku malah teringat Puisinya Aan Manysur, Tidak Ada New York Hari Ini yang mengiringi film Ada Apa Dengan Cinta 2 hahahahha
Aaah, kamu kok puitis sekali yaaaa
Gue suka banget nih pengaturan jalan yang teratur kayak grid gitu dan penamaan yang berurutan angka. Bisa mengurangi kepusingan buat tukang nyasar kayak gua :))
Pembuat tata kotanya keren ya? Iya ya tinggal ngapain angka biar nggak tersesat. Gue belom familiar ama cara penamaan ini hehehe
Nasi campur cap NY memang benar2 sepadan, kalau warteg, Tegal kan dekat dimari 😀 . Yaa, saya nonton film mana pernah ingat settingnya, makanya film yg diputer di TV sering jg ditonton berulangkali, tapi kasusnya tetap sama, ditengah cerita baru nyadar udah sering nonton 😀
Hahaha bisa gitu ya Mbak?
Duh serunya. Kalo ingat concrete jungle selalu ingat lagunya Bob Marley. Kereeen kak
Ohya? Aku belom pernah denger lagunya Bob Marley. Nanti cari aaaah
harga nasi campurnyaa. waduh. 10 kali makan sudah bisa beli lensa bekas itu. hehe.
Menarik ya NY ini, kota besar yg cukup ramah untuk wisatawan dan para pejalan kaki. Kotanya menarik buat foto2.
Wah. di setiap sudut negeri selalu ada orang Indonesianya ya. Salut!
Hahaha perumpamaannya itu lho nasi campur 10x bisa beli lensa bekas. Ngakak aku tapi itu benar juga sih.
Iya, NYC emang nggak ada matinyaaa
Weh, baru sebatas melihat di layar TV dan PC
semoga bisa berkujung kesana
Amiiiin, ayo yang kenceng nabungnya hehehe
Mungkin nadinya dimasak pake rice cooker berlapis emas dan bertabur berlian, kak 😁
Aku bisa turut merasakan betapa takjubnya mendapati diri secara nyata di tengah kehidupan New York.
Hahaha kurs kita aja yang lemah keknya Nugi
Sempet ketemu artis gitu gak mbak pas di sana? Kebayang New York itu banyak artis yang melakukan aktivitas biasa seperti ke cafe, belanja, dll. :)))
(membayangkan mas Nunu naik kereta)
Sayangnya enggak. Temenku sempet ketemu beberapa artis pas ngantri Broadway hehehe
nabung jd semangat supaya bisa ke sini mbaaa :D.. salah satu list impian yg dari dulu ada di bucketlistku.. 🙂 apalagi sering liat rekomendasi2 keren dari INSIDER , kuliner2 wajib yg hrs dicoba di NY, dan kliatannya semua enaaak bangetttt ;p
Ayok nabungnya semangaaat
New York adalah salah satu destinasi yang masuk ke 100 wish list ku. Ngga tau kenapa, tapi aku selalu kagum sama kota ini. Pengen banget jalan-jalan ke Broadway…
Aku nggak sempat ke Broadway kemarin. Bhiks. Limited banget waktuku pa NYC kemarin. Wish to go there again soon.
Semoga kak… semoga selalu ada kesempatan untuk ke sana..
Amiiin *lirik celengan ayam* eh 😛 hahaha
Haha, sementara itu aku harus belajar giat (biar dapat beasiswa ke US) 😀 #ganbatte
Ganbatteeee…. Aku juga mau dapat beasiswaaaa *banyak mau* Hahaha
time square juga masuk list travel saya kak. tapi belum kesampean juga😭😭
itu kalo mau foto engga memberikan tips mereka beneran marah kak ?
nasi bungkus $10 😂😂😂 kalo disana termasuk wajar juga engga sih kak ?
Nasi bungkus $10 kalo di NYC agak kemahalan. Bisa dapat yang $8-9 soalnya hehe.
Ada yang marah dan ada yang enggak makanya mending ati2 kalo minta foto. Hehehe.
Semoga segera kesampaian yaa
amin…
Disana nggak ada sepeda motor ya? Apa cuman Peter Parker aja yang pakai motor 😀
Ada juga yang pake koook. Tapi mungkin nggak banyak.
Friends sama Sex and the City. Ini masuk bucket list, tapi kalau ke sana mau bawa duit agak banyak biar bisa foya-foya. Cita-cita guwe kok dangkal banget ya.
Hahaha harus foya-foya emang. Btw selera kita samaaak