“Sharing a meal with someone is an experience that instantly brings you closer. There is conversation + interaction as you dine together.” – Jaime South on Broadway –
Bulan lalu saya memiliki kesempatan untuk berkunjung ke Bukittinggi, Sumatera Barat. Tanah Minang yang kuat dengan adat istiadatnya tersebut selalu menarik untuk ditelusuri bukan saja wisata alamnya namun juga wisata kulinernya. Semua begitu memesona untuk dijelajahi!
Sekilas tentang Bukittinggi
Kota yang menjadi tanah kelahiran dari salah satu Bapak Proklamator bangsa kita yaitu Bung Hatta ini menyimpan sejarah panjang terhadap kemerdekaan kita lho. Tahukah kamu kalau Bukittingi ini pernah menjadi ibu kota Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat RI? Bukittingi juga dijuluki Parijs van Sumatera karena lokasi dan suasananya yang sejuk dan romantis.
Terletak di Pegunungan Bukit Barisan, sekitar 90 km dari Padang, Bukittingi dapat dicapai kurang lebih 2 jam berkendara dari bandara. Dua jam yang terasa sebentar karena sepanjang perjalanan saya dimanjakan dengan pemandangan cantik yang menenangkan jiwa. Sawah hijau yang terhampar lebar, sungai-sungai kecil yang membelah perbukitan dan persawahan hingga Air Terjun Lembah Anai yang dengan mudah ditemui di pinggir jalan.
Adalah tradisi Makan Bajamba yang diperuntukkan untuk menyambut tamu-tamu penting (juga biasa dilaksanakan pada upacara atau pesta adat) yang kami coba di Bukittinggi ini. Makan Bajamba sendiri adalah tradisi makan bersama di mana 5-7 orang berkelompok menjadi satu mengelilingi pinggan (nampan) berisi makanan. Makan bukan sembarang makan namun terselip nilai-nilai luhur kebudayaan yang bisa kita pelajari dari segala macam prosesinya. Mau tau? Cuss baca terus ya!
Prosesi Makan Bajamba
Semuanya diawali dengan penyambutan di depan Rumah Gadang, tuan rumah mengucapkan sepatah dua patah kata kemudian melemparkan beras sebagai tanda penghormatan dan juga lambang kesuburan. Setelah itu tamu-tamu dapat masuk ke dalam teras Rumah Gadang, menerima sedikit tanda mata berupa sepucuk kain ikat kepala untuk laki-laki dan kain untuk perempuan kemudian masuk ke dalam ruang utama. Urutan yang masuk berdasarkan tingkat kehormatan tamu tersebut. Biasanya pejabat atau tetua adat masuk duluan baru yang lainnya mengikuti.

Di dalam ruang utama terdapat beberapa pinggan berisi makanan yang masih ditutupi kain lalu kami pun duduk melingkar mengelilinginya. Sebelum makan dimulai maka tamu penting didaulat memberikan beberapa kata-kata sambutan terlebih dahulu yang kemudian dijawab kembali oleh tuan rumah. Nah, setelah semua itu selesai barulah makan bersama dapat dimulai.

Setelah selubung dibuka, di bawahnya terlihat pinggan makanan berisi piring-piring kecil dengan beraneka lauk pauk yang sudah ditata rapi dan cantik. Nah, serunya itu di sini. Semuanya dimakan rame-rame. Saya menyendokkan nasi ke dalam piring kemudian pelan-pelan gerilya mencari lauk yang pas di hati. Begitu ketemu langsung sendok deh!

Ohya, pas makan rame-rame suasana pun jadi rileks. Perut kenyang, hati senang, dan ngobrol pun nyaman!

Soal rasa gimana? Ya ampun jangan ditanya! Semua JUARA ENAKNYA. Tentu makanan dominan santan, kelapa dan rasa pedas ya tapi yang membedakannya dari restoran Padang di kota-kota lain tentu keotentikannya. Bumbu-bumbu lebih kuat, santan dan kelapa pun lebih kental. Lidah bergoyang-goyang senang! Hahaha.
Selesai makan besar maka ada hidangan pencuci mulut yang bisa disantap. Disediakan pisang, lemang dan kue beras. Yang paling saya sukai tentu saja lemang dari bambu yang nikmat banget disantap dengan kuah fermentasi ketan item. Maaaak, rasanya nggak mau pulang. Pengen makan kayak gini terus. Hihihi.
Yang unik dari tradisi makan Bajamba
Ada beberapa hal unik yang saya jumpai dari tradisi Makan Bajamba ini. Salah satunya adalah… Cara makan!
Gimana cara kamu makan? Selalu pakai cuttleries atau bisa makan pakai jari-jemari saja? Nggak sedap rasanya Makan Bajamba kalau nggak pakai tangan alias tanpa cuttleries karena memang begini caranya. Seru banget! Finger licking good! Setiap tetes bumbu di makanan bisa dinikmati tak bersisa, tinggal jilat aja jari-jarinya. Huahaha.
Selain itu, hal unik lainnya adalah dari cara duduk para tetamu. Yang pria biasanya bersila (duduk menyilangkan kaki di bawah) sementara yang perempuan bersimpuh. Kalau soal makan pakai tangan saya turuti adatnya tapi kalau soal duduk bersimpuh ini saya nggak sanggup. Pegel man! . Cuma sanggup duduk bersimpuh sebentar aja abis itu akhirnya duduk berrsila. Lebih nyaman soalnya. Maafkan saya.
Baca Juga:
1. Pengalaman Makan Ulat Sagu Hidup-hidup di Papua
2. Lapet, Kudapan Kecil dari Tanah Batak, Sumatera Utara
3. Ayam Kalio: Kuliner Nusantara Khas Padang
Ngarai Sihanok
Selain Makan Bajamba, Bukittinggi menyimpan pesona lain bagi pencinta alam dan pegunungan. Ngarai Sianok adalah salah satu obyek wisata yang hits banget di sini. Dikenal juga sebagai Lembah Pendiam saking tenangnya suasana di ngarai ini, saya betah duduk berlama-lama memandangi lembah yang tercipta alami dari pergerakan lempeng tekntonik bumi ini.

Semilir angin dan gemerisik dedaunan seolah menjadi musik alami yang begitu meninabobokkan suasana. Bawaannya pengen leyeh-leyeh manja aja kalau di sini. Hehehe.
Lobang Jepang
Selesai disuguhi pemandangan Ngarai Sianok yang bikin mata segar, maka kami mengunjungi Lobang Jepang yang masih berada di dalam satu area komplek. Kalau tadi suasananya teduh dan tenang, masuk ke Lobang Jepang ini suasananya sedikit mencekam. Ya maklum aja karena ini dulu adalah tempat digunakan menyimpan amunisi, tempat penyiksaan, interegasi, ruang penyergapan dan lain-lain.

Walau suasana sedikit mencekam namun percayalah kalau pesonanya sangat kuat menggoda untuk ditelusuri! Beruntung banget waktu itu saya ditemani oleh pemandu wisata yang begitu ramah bercerita tentang sejarah peninggalan Jepang ini. Suasana mencekam sedikit berkurang karena guyonan pemandu wisatanya hehehe.
Menginap di mana di Bukittingi, Padang?
Ada banyak hotel bagus di Bukittinggi atau pun Padang yang bisa jadi pilihan menginap. Nggak perlu kuatir, mulai dari homestay, hotel berbintang bahkan sampai resort-pun tersedia di sini. Siap mendukung liburan dan wisata kuliner di dengan Jam Gadang sebagai ikonnya ini. Ohya sayang waktu saya ke sana November lalu itu, Jam Gadangnya lagi direnovasi jadi saya nggak bisa berkunjung. Ah, apa mungkin ini pertanda saya mesti balik lagi ke sana suatu saat? 😀 hehehe.

Satu yang saya senangi dari booking kamar hotel via pegi-pegi.com itu adalah banyak diskon dengan kartu kredit tertentu yang bikin harga jadi miring. Lalu interface web-nya yang user friendly bikin cari penginapan murah di Bukittingi, Padang terasa mudah dan enak banget. Informasi tentang akomodasinya juga komplit jadi ada bahan pertimbangan sebelum memutuskan mau memilih hotel yang mana. Selain itu di web-nya juga ada banyak bacaan mengenai tips traveling yang memang saya butuhkan. Namanya datang ke suatu tempat baru kan butuh referensi bacaan tentang tempat tersebut, bukan?

Ah, 3 hari yang menyenangkan di Bukittinggi, Padang. Wisata Kuliner dan alamnya mantap betul! Semoga dikasih rejeki untuk mampir ke sini lagi suatu saat nanti.
Selamat Hari Jumat, Sobat CE. Sudah pernah ke Bukitttinggi?
Pokoknya jln jln terus y kak
Yang penting mamam enak hehehe
Daging balado sambal ijo kelihatan mantep. Bukittinggi keren
Cuacanya pun dingin jadi pengen makan teruuus
AKu belum pernah ke Bukittinggi kak, dan ini masuk daftar #BTrip yang pengen kukunjungi. Semoga nggak lama lagi bisa menjejak di sana.
Btw makan bersama tu emang Indonesia banget ya. Walau di tiap-tiap daerah beda namanya tapi rata-rata memiliki tradisi makan bareng-bareng dalam satu wadah seperti ini.
BTrip itu artinya apa ya? Siap-siap timbangan geser ke kanan ya kalo ke Bukittinggi hahaha
Ahaha, anu, obsesi pribadi kak. Setelah baca buku Rahasia Meede jadi pengen mengunjungi daerah-daerah berawalan B hihihi.
OMG berawalan B toh, aku kira ada destinasi level A, B, C gitu 😂😂 barti bakal ke Bangka, Belitung, Bajo bahkan Belanda juga dong?
Waduh, bikin ngiler nih wkwkwkwkw.. resto Sederhana aja udah enak, apalagi nyicip di tempat asalnya ya…
Enaknya 10x lipat! Santen kelapanya itu lhooooo, kentel dan padet banget mana bumbunya otentik bener. Maaaaak nikmat mana lagi yang kau dustakan?
Jalan jalan enak dan mamam enak. Mantap….
Kenyang dan senang! 😂
makan bajamba ini bs untuk umum kah?
Bisaaaa. Asalkan ada rumah menyelanggaralan dan kita diundang hadir maka bisa ikutan
Kalau masakan Padang yang disantap di tempat asalnya memang beda ya, Kak. Selain cita rasa, suasana pas menikmati hidangan itu yang bikin makan jadi tambah lahap. Hahaha. Duh aku kangen sama Bukittinggi nih jadinya😀.
Iya suasana suahdu nan sejuk memang juara yaaaa
wah jadi kangen ke bukitinggi lagi
Ayok main lagi ke Bukittinggi! Seru
Jadi laper e mbak hehehe
Hahaha awas nggak sadar melipir ke Restoran Padang yaaaa 😜
Jadi pengen kesana tapi masih sibuk
Kalo udah nggak sibuk mampir ke Bukittinggi yaaa
Ikut merasakan kelezatan kulinernya (meski hanya membayangkan dari foto) 😀
Hahaha kapan-kapan ke Malaka cuuus
dari dulu pengin kesini, tapi masih elum kesampean 😦
kangeeen bukittinggi. aku ga ngerti napa, makanan padang di jkt, aku tuh ga gitu doyan mba, krn kebanyakan asin.
makanya dulu pas pertama ke padang, aku ga expect terlalu tinggi utk makanannya.. tp ternyataaa rasany memang bedaaa! ga terlalu asin, pas. berarti resto padang di jakarta yg ga jago bikin masakan padang hahahahaha