Kulinernya EKA di Medan

Disclaimer: Membaca postingan ini akan berakibat ngiler dan loading lambat karena banyak foto. Kuatkan imanmu yah hihi 😀
Medan itu menurut saya unik, bukan karena Bapak saya berasal dari sini lho tapi Medan yang didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590 ini memiliki penduduk yang beragam. Ada Melayu, Jawa, Tionghoa, India (bahkan Medan punya kampung Keling yang isinya adalah orang-orang India) hingga penduduk asli yaitu orang Batak. Keragaman penduduknya tersebut tidak lepas dari dua migrasi besar-besaran ke Medan. Migrasi pertama pada abad 19 dimana banyak perkebunan mendatangkan orang Jawa dan Tionghoa untuk menjadi kuli perkebunan. Migrasi kedua di abad 20 adalah kedatangan orang Minangkabau, Mandailing dan Aceh untuk berdagang, menjadi guru dan ulama. Pokoknya sejarah kota Medan itu panjang deh! Tapi yang pasti, ragam penduduknya itu  jelas memperkaya kuliner yang ada di Medan. Nah, karena saya habis berkunjung ke kota Horas Bah, saya cerita-cerita beberapa wisata kuliner yang saya kunjungi selama di Medan ya:
#Restoran Pohon Pisang
Jangan bayangkan restoran ini berada di pinggir sawah dengan banyak pohon pisang menaungi ya. Restoran ini terletak di Jalan S.Parman Kota Medan yang notabene adalah pusat kota, jangan tertipu nama 😆 hihi. Tampak luar restoran ini sederhana saja  kecuali deretan mobil mewah yang berjajar rapi di parkiran.  Menu andalan adalah bibir ikan dan ayam tangkap.
Gak ada bibir abang, bibir ikan patin dulu bolehlah! :mrgreen:
Ini kali pertama saya makan bibir Ikan Patin, dengar namanya aja baru pertama kali :mrgreen:. Tapi sekali coba, beuuuh! Nikmat bos! Cara makannya ya kayak ciuman gitu, dihisap-hisap bibir ikannya. Tekstur yang kenyal dibumbui kuah santan dengan bumbu rempah yang kental. Apa cobaaa yang dapat menandingi? *histeris saking enaknya* Ayam tangkap sendiri adalah ayam dengan rasa sedikit manis dan kondimen daun jeruk. Teman-teman saya menyenangi sekali ayam ini, bahkan begitu menginjakkan kaki di Medan sudah ribut saja mau makan ayam ini, tapi buat saya pribadi, bibir ikan is the best dish here.
#Soto Medan Sinar Pagi
Berbeda dengan soto Kudus yang kuahnya bening, Soto Medan itu berkuah santan dengan wangi sereh yang kental. Untuk kondimennya ada pilihan ayam, daging sapi, atau campuran antara daging ayam dan sapi. Soal rasa, hadeuuuh.. kalo saya gak ingat timbangan di rumah yang bakalan jerit-jerit, saya bisa habis bermangkok-mangkok deh :p Saya diajak rekan kantor mencicipi Soto Medan Sinar Pagi di daerah Petisah. Restorannya tanpa AC dan nyempil di ujung jalan, tapi jangan tanya ya, antriannya mengular! Habis enak sih.
Gusti nyuwun panganpunten… *guilty pleasure*
#Bandrek Sorbat
Tempat bandrek ini buka sore dan malam hari. Terletak di emperan jalan Gatot Subroto dengan bangku-bangku panjang yang berjajar. Suasananya enak sih, lepas dan bebas. Dinginnya malam di kota Medan dihajar dengan hangatnya bandrek lalu ditemani sobat ngobrol-ngobrol santai. Aiiih, MANTAPS! Ada beberapa pilihan bandrek, yaitu bandrek asli atau campur susu. Cara minumnya pun bisa di makan bersama roti atau telur ayam. Saya gak sanggup makan telur ayam lagi setelah siang dihajar durian dan Soto Medan, jadi saya memutuskan untuk pesan bandrek asli saja. Eh ternyata sekali teguk koq rasanya mengecewakan.  Saya gak suka. Lalu kawan yang menemani menawarkan saya mencicipi bandreknya yang dicampur susu. Naaah, ternyata bandrek campur susu ini yang pas di lidah! Soal harga, mulai dari 10ribuan saja.
Mie Aceh yang Pedas-pedas nikmat 😉 Pengen ke aceh beneran, biar bisa makan iniih
#Mie Aceh Titi Bobrok
Pertama mendengar namanya saya sempat mengeryitkan dahi. Weeeh, bobrok? Apa rasanya akan bobrok juga? :mrgreen: ternyata setelah saya sampai di kedai makan ini saya dijelaskan bahwa namanya Titi Bobrok karena kedai ini berada di dekat jembatan rusak. Di Medan, titi=jembatan, bobrok=rusak. Haha, kirain namanya punya arti lain :lol:. Saya memesan mie aceh kepiting, ternyata habis. Pesan mie aceh udang, habis juga padahal jam baru menunjukkan pukul 7.30 malam! Arrrgh kedai ini ramai sekali memang. Yang tersisa hanya mie aceh polos saja, ya sudah saya pun memesan itu satu porsi. Seperti layaknya mie Aceh lainnya, mie Aceh ini kaya rempah dan pedas. Rasa tidak mengecewakan walau saya tidak bisa bilang enak banget. Tapi lumayanlah untuk penyuka rempah seperti saya 😉
Thank you for the treat, Uni! ^_^
Ohiya ketika di Medan kemarin, saya sempat kopdar lho dengan Uni Bluemarshmallow Poetra,  dan Helda 😉 Jadi blogger itu memang enak yah.. di mana aja banyak temennya 😛 hehe. So, kalau nanti saya ke kota di mana sobat CE tinggal, seperti Semarang, Pontianak atau Makassar udah siap traktir saya siap kopdar kan? Hihi.
Mauliate godang alias terima kasih banyak ya Poetra dan Helda untuk ngobral-ngobrolnyaaa 😉 Sampai kita ketemu lagi yah
Saya kasih tau ya, bakalan susah deh buat ngerem makan di Medan. Tapi karena saya lagi diet, ya saya pun bersiasat. Sengaja pagi dan siang makan dengan menu buah dan sayur baru malamnya kulineran seperti yang saya ceritakan di atas dengan seminim mungkin makan karbohidrat. Alhasil, berat badan cuma naik 1 kg saja selama di Medan 😉 Yaaa 1kg ini dihajar jogging satu minggu pasti turun deh. Rasanya gak enak ya jadi saya? :mrgreen: makan aja diatur banget, tapi prinsip saya cicip-cicip makanan enak kan gak berarti cuek sama kesehatan 😉 semuanya itu soal keseimbangan.

Naik berapa kilokah kalau kamu kulineran di Medan? :mrgreen: Hihihi

43 respons untuk ‘Kulinernya EKA di Medan

Add yours

  1. Wah, jangan tanya berapa kilo, saya selalu ingin menghindari wisata kuliner, tapi ya itu kadang kalau rombongan kalah suara akal sama suara perut :D.

  2. Wah, saya malah belum pernah nyobain bibir patin tuh. Kayaknya enak ya….
    Kalau soto, banyak tempat yang recommended. Masing2 punya ciri khas. Tapi yang paling ampun ya soto udang. Udahlah sotonya kaya santan, ada udang pula yang full kolesterol.
    Gagallah diet awak….

  3. waduh.. gak kebayang mbak makan bibir ikannya.. eerrgg.. hayoo ke pontianak mbak.. kita nyobain makan bubur pedas.. atau makan peceri nenas dan ikan asam pedas khas pontianak ? 😉 *eh tapi aku gak tau dimana jual 2 makanan itu.. biasanya makan dirumah aja.. hmm..

  4. Coba ngebayangin makan bibir ikan patin malah kebayang sosok ikan patinnya, mungkin dimakannya sambil merem kali ye, biar yang terasa hanya sedap dan nikmatnya itu bibir 😛
    Kalo soal soto sepertinya saya bakal suka, sebab saya memang suka makan soto yang bersantan seperti soto betawi.
    Btw, saya suka soal kesimbangan dalam mengatur soal makanan dan juga olahraganya.

    Salam.. .

  5. dari awal terima notifikasi postingan ini aku langsung buka kak, tapi gak pernah berhasil 😦 akhirnya malam ini bisa terbuka walaupun tidak bisa menikmati fotonya.
    eh orang indosat boong nih katanya aku mau dihubungi ya kak waktu dikampung fiksi itu, tentang keluhan aku ini. oops jadi curcol.
    Met malemkak ,met istirahat

  6. Medan seru juga ya, ini sangat berbahaya bagi orang yang lagi program diet, hahaha,
    kok tiba2 saya jadi lapar,Oya, coba juga kuliner dari Makassar, *promosi daerah sendiri :D,
    Di Makassar juga beragam.

Tinggalkan komentar

Blog di WordPress.com.

Atas ↑