Mampir ke Kalibiru, Yogyakarta

Karena hidup harus selalu dirayakan. Suka, duka, sukses ataupun galau, semua itu hanyalah episode-episode kehidupan. Yang paling penting adalah selalu merayakan dan mensyukuri nikmat hidup yang diberikan Tuhan.

Siang itu matahari Jogja sedikit malu-malu, mendung menggantung sepanjang hari. Namun kelabu di langit yang biasanya biru tidak menyurutkan langkah kaki saya, Kak Indah Juli dan Irha untuk main ke Kalibiru. Mengendarai Kijang Inova hasil pinjaman dari hotel tempat saya menginap, kami bersemangat sekali menuju Kulon Progo, lokasi di mana Kalibiru berada.

Eloknya pemandangan dari Kalibiru

Sempat beberapa kali kami kesasar sehingga harus mengecek GPS baik yang ada di gadget ataupun yang ada di lapangan. Eh GPS yang ada di lapangan itu apa? Sini saya kenalin sama GPS baru yang kadang lebih terpercaya, GPS = Gunakan Penduduk Setempat alias nanya ke siapa aja yang ditemui :mrgreen: . Nanya ke pengendara motor yang lagi parkir, ke anak SD yang baru pulang sekolah sampe berhenti di warung, beli Taro sambil nanya jalan 😀 Hehehe, maklum 3 perempuan ini nggak jago baca peta dan takut banget kesasar. 😀

Cara Menuju Kalibiru

Perjalanan ke Kalibiru itu perjalanan menguji nyali. Jalannya sih sudah mulus, namun tikungannya lumayan tajam dan kelok-keloknya pun bikin jantung deg-deg.an. Belum lagi ruas jalannya yang sebenarnya cuma muat satu mobil saja dengan kontur di satu sisi jurang dan sisi satunya lagi bukit keras 😀 Lalu kalau papasan sama mobil lain gimana? Ya papasan aja sih, cuma salah satu sisi ban pasti ada yang keluar aspal dan berjalan di tanah 😀 ngeri? Hihihi, yah, namanya menguji nyali, makin ngeri makin sedap! 😛 hehehe.

Saya sih sudah biasa dengan medan jalanan seperti ini, gini-gini saya udah nyetir sampe Danau Toba lho 😉 hahaha. Supir Medan, Bung! Tapi nampaknya Kak Indah Juli yang duduk di depan bersama saya meragukan kemampuan saya menyetir. Berulang kali ia menjerit atau berteriak saat mobil kami berpapasan dengan mobil lain, puncaknya saat mobil kami berpapasan dengan truk di sisi kanan sementara di sisi kiri jurang, yang berakibat ban depan agak miring menuju jurang. Lengan saya habis dipukulin kak Indjul >.< Hahaha, saya sih santai saja waktu itu tapi sempat panik karena melihat kak Indjul panic. Kalau Irha sih cengengesan aja di kursi belakang (walau saya nggak tahu mungkin saja ia juga sudah merapal doa macam-macam dalam hati. Hahaha).

Jalan menuju Kalibiru, kebayang gimana kalau papasan dua mobil yang ukurannnya besar? 😀 Butuh nyali ekstra sama skill Supir Medan! Hahaha

Terletak sekitar 40 km dari Yogyakarta, ada beberapa rute menuju ke Kalibiru yaitu Rute (Waduk) Sermo, Rute Clereng dan Rute Malioboro.

 Pada saat berangkat kami menggunakan rute Clereng yang kata orang-orang sih kelak-kelok dan tanjakannya relatif lebih mudah. Dari pusat kota cukup menuju  ke Sentolo kemudian ke arah Pengasih. Di Pengasih belok ke arah kanan menuju Clereng dan ikuti jalan sampai ke Kalibiru. Kami sempat tanya-tanya orang di Pengasih dan juga di Sentolo, bahkan pas di Sentolo karena takut banget kesasar kami nanya pengendara motor yang lagi bawa rumput di boncengannya lengkap dengan celurit besar menggantung. Untunglah, orangnya baik nggak macam-macam, kalau rampok? Waks seerem juga 😛 secara di dalam mobil cewek semua dan nggak ada yang bawa senjata.

Untuk pulangnya sendiri kami menggunakan rute Waduk Sermo karena dikasih tau tukang parkir 😀 yap, bukan karena kami tahu jalan tapi karena tukang parkirnya bilang kita mesti cobain pulang lewat Waduk Sermo sebab pemandangannya kece. Tapi rute Waduk Sermo ini beneran bikin sport jantung karena ya itu tadi… Tanjakan lebih parah (karena kami pulang jadinya turunan – which is kalo menurut saya malah lebih bahaya) terus ruas jalannya lebih kecil lagi. Huahahaha dagelan poll, pas perjalanan pulang inilah saya digebukin Kak Indjul 😀 kebayang susahnya rute jalannya kan? Btw sorry nggak ada foto jalanan yang sulit itu karena semua fokus supaya mobil tidak oleng ke jurang pas papasan ama mobil lain. Hihihi. Adanya pas jalanan lagi rata aja. Rute pulang ini adalah Kalibiru-Sermo-Beji-Wates-Jogja. Ohya kami hanya menikmati Waduk Sermo aja dari kejauhan tapi nggak mampir, nyalinya udah mulai susut dan lagi Irha harus mengejar kereta api kalau nggak salah.

Parkiran di Kalibiru

Sejauh Mata Memandang Kalibiru

Anw, setelah sekitar satu jam perjalanan, akhirnya kami sampai juga ke Kalibiru. Sesungguhnya Kalibiru sudah mulai hits sekitar 2-3 tahun lalu, namun sampai sekarang pun tempat wisata ini tetap hits karena menawarkan pemandangan Perbukitan Menoreh yang lepas terhampar. Cantik sekali dinikmati dari ketinggian. Malam sebelum kami datang, hujan mengguyur Kulon Progo sehingga sesudahnya pemandangan jadi penuh kabut. Saat melihat kabut itu saya sempat sedikit kecewa namun ternyata setelah diabadikan melalu kamera, hasil jepretanny kok kece juga 😀 hahaha.

Ini tangga pas mau naik ke menara pandang di Kalibiru. Secure, ada pengaman yangg ditaruh di pinggang.

Ngapain aja di Kalibiru? Selain menikmati pemandangan Perbukitan Menoreh, ada banyak aktivitas yang bisa dilakukan di sini seperti trekking, flying fox, outbond atau ya duduk-duduk manja aja sambil bercengkerama.

Aktivitas lain yang bisa dilakukan di Kalibiru
Tiga cewek yang nekat ke Kalibiru tanpa cowok-cowok. Kapann diulang lagi memori ini?

Tiket masuk Kalibiru Rp. 5.000,- . Untuk berfoto di Menara pandang akan ditagih biaya lagi antara Rp. 10.000 – 25.000 tergantung lokasinya. Kami mampir ke Kalibiru di hari kerja jadi nggak terlalu ramai, nggak raai aja ngantri buat naik ke Menara pandang untuk berfoto itu sekitar 20 menit. Isunya sih kalau pas akhir pekan antriannya bisa 2-3 jam padahal di atas itu cuma 10 menit. Hahaha.

Selamat akhir pekan, Sobat CE. Sudah pernah ke Kalibiru?

Baca juga wisata lainnya di Yogyakarta:

1. Bukit Panguk Kediwung

2. Candi Ratu Boko: Tolong Saya Tersesat!

3. Hampir Sunrise di Candi Borobudur

4. Tersihir Cantiknya Taman Sari Yogyakarta

5. When you have 8 hours in Yogyakarta

6. Berkhayal di Museum Kareta Karaton Ngayogyakarta

Sebuah memori perjalanan pada Maret 2016

Iklan

57 respons untuk ‘Mampir ke Kalibiru, Yogyakarta

Add yours

  1. Dulu waktu kecil klo lewat yg penuh tikungan dan tanjakan pasti nangis sampe jejeritan, cuma sekarang sudah bisa diem dn sok santai, sok sokan lihat pmndngan, tp hati g bsa boong, ttp takut euy 😂

  2. Aku belum pernah ke sana😀. Baca cerita perjalanan kalian aku ya ikut deg-degan… huaaaaa! Ngerinya kalau sampai meluncur ke jurang. Jangan-jangan lebar ruas jalannya kayak yang mau ke Tele itu, Kak?

  3. Wah ke sana bertiga sendiri? Kereeenn.
    Itu naik2 pohon aku kok takut yaaa, tapi kalau dah sampai sana kyknya sayang kalau gak naik dan menikmati pemandangan ya mbak? hehe TFS

  4. Tp memang perjalanan begini tanpa ada cowo, itu selalu seru kok :D. 2013 pas kliling jawa, sbnrnya ada 2 backpackers yg wkt itu nyaranin kita ke kali biru ini. Kyknya thn itu ini blm terlalu hits mba. Tp sayangnya krn aku terbatas jg wktnyajd ttp ga bisa ksana. Bawa bayi lagi.. Jd sampe skr blm kesampaian k kali biru

  5. Tahun lalu aku ke sana tapi pake motor sewaan. Pake motor aja horor pas melintasi waduk sermo dan setelahnya menuju kalibiru. Horornya sepanjang jalan sepiii sereem dan bikin merinding disko hihiii.
    Pas aku kesana waduk sermonya masi polos. Anw over all simpulannya Jogja ngangenin 😊

  6. Sudah pernah, tapi karena nyasar dan kesorean, akhirnya sampe sana dah tutup

    untungnya petugasnya baik, kami diizinkan masuk untuk lihat2 saja. tapi ndak bisa naik2 itu
    😀

  7. kalibiru emang kece banget kak. kalau mau ikut yg outbond nya itu harus dateng pagi2 supaya nggak antri lama. dari kalibiru bisa mampir ke bukit suroloyo mbak. itu keren banget sih haaha

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑

%d blogger menyukai ini: