Menyusuri Jejak Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Menjejakkan kaki di Palembang sejatinya adalah menghirup udara penuh kisah kejayaan masa lampau dari Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan maritim terbesar di nusantara yang sangat berpengaruh mulai abad ke-7 hingga abad ke-13. Wilayahnya meliputi Sumatera, Semenanjung Melayu, Jawa bagian Barat, dan Kalimantan Barat. Bahkan konon sampai ke Thailand juga. Palembang yang pernah menjadi ibu kota kerajaan Bahari Buddha terbesar di Asia Tenggara ini menyimpan berbagai prasasti dan jejak-jejak sejarahnya dengan baik. Terdapat beberapa tempat yang bisa kita singgahi untuk mencari tahu lebih banyak mengenai Bumi Sriwijaya ini.

Museum Bala Putera Dewa

Museum ini begitu berkesan di hati. Pertama datang kami langsung disambut dengan tarian Zapin Kipas yang elok dan penuh semangat. Para petugasnya ramah dan sangat menguasai sejarah. Mampu menjelaskan banyak hal tentang koleksinya.

Tari Zapin yang menyambut kami di lobby masuk Museum Bala Putera Dewa. Lobbynya unik karena ada relief besar yang menggambarkan kehidupan masyarakat Palembang dan nilai-nilai kearifan lokal yang dipegang.

Koleksi arca megalit

Salah satu koleksi Museum Bala Putera Dewa; Tempayan Kubur. Ini adalah suatu tempat untuk mengumpulkan tulang belulang orang yang telah meninggal. Di zaman itu dahulu cara mengubur mayatnya begitu.
Salah satu koleksi Museum Bala Putera Dewa; Tempayan Kubur. Ini adalah suatu tempat untuk mengumpulkan tulang belulang orang yang telah meninggal. Di zaman itu dahulu cara mengubur mayatnya begitu.

Terdapat banyak koleksi artefak baik relia dan replika ditampilkan di sini. Juga terdapat Rumah Limas yang adalah rumah panggung khas Palembang. Rumah ini sudah langka, terbuat dari kayu yang kuat dan tidak ada paku yang menyambungkan kayu-kayunya melainkan menggunakan pasak. Suatu kearifan lokal yang bikin terpukau. Usia Rumah Limas ini sudah ratusan tahun lho dan rumah ini adalah rumah yang ada di selembaran uang 10.000. Beruntung banget, saya bisa poto di siniiii ^_^

Interior dan eksterior Rumah Limas

Terdapat juga kitab dengan tulisan kuno; huruf Palawa dan ukiran-ukiran khas Kerajaan Sriwijaya di museum ini,

Museum Bala Putera Dewa ini punya banyak spot bagus buat poto-poto, keren kalo dipamerin di instagram. Eh 😛

Bukit Siguntang

Rasanya teduh saat memasuki areal Bukit Siguntang. Pepohonan besar nan hijau menyambut para tetamu yang datang. Saya mesti berjalan sekitar 100 meter agak menanjak untuk dapat sampai ke areal pemakaman Raja-raja Sriwijaya ini. Berbeda dengan di Museum Bala Putera Dewa di mana saya bebas tertawa cekikikan, di bukit ini saya lebih menjaga perilaku. Selain takut kualat, saya menghormati para leluhur ini.

Jalan menuju pemakaman yang teduh dan asri. Tempat ini sangat rapi dan terawat.

Bukit Siguntang ini adalah tempat di mana para raja-raja Sriwijaya dimakamkan. Tempat ini ramai dikunjungi orang yang berziarah, berdoa atau sekedar ingin berwisata. Ada satu yang menarik perhatian saya yaitu makam Putri Kembang Dadar, namanya unik tapi artinya sungguh cantik. Putri Kembang Dadar dikenal sebagai putri yang gagah berani. Dadar artinya tahan uji, bukan telur dadar lho. Konon kabarnya sang putri sering menampakkan diri di sore hari dengan pakaian kebesaran putri Kerajaan Sriwijaya.

Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya

TPKS, begitu biasa orang-orang menyingkatnya. Dulunya Taman Purbakala ini bernama Situs Karanganyar namun berganti nama. Di kawasan ini ditemukan jaringan-jaringan kanal, kolam dan parit sehingga dipercaya bahwa Pusat Kerajaan Sriwijaya berada di situs ini. Selain itu, ditemukan juga banyak tempayan, mangkuk, piring, batu bata dan masih banyak lagi peninggalan purbakala yang mengisyaratkan bahwa situs ini pernah menjadi pusat aktivitas. Semua itu bisa dilihat di Museum Sriwijaya yang ada di kawasan ini.

Salah satu slogan yangterpampang di Museum Sriwijaya yang bikin hati adem.
Salah satu slogan yangterpampang di Museum Sriwijaya yang bikin hati adem.

Saya sedikit sedih saat berkunjung ke sini, hati saya penuh harapan tinggi akan melihat sisa-sisa kemegahan Kerajaan Sriwijaya dulu namun yang saya lihat adalah lokasi yang kurang terawat. Padahal ada banyak areal yang jika digarap dengan baik tentu akan menarik perhatian orang untuk berwisata seperti areal bagian belakang yang seperti panggung terbuka yang dapat digunakan untuk konser musik, pameran, pentas seni atau yang lainnya. Satu lagi yang dapat dilakukan untuk membuat TPKS menarik adalah disediakannya paket tur keliling situs dengan pemandu yang mampu bercerita menggiring imajinasi pengunjung ke masa-masa kejayaan Sriwijaya dulu. Definisi menarik buat saya adalah adanya informasi yang banyak akan tempat ini dan disampaikan juga dengan baik. Semoga kali lain saya mampir sini, TPKS sudah jadi makin menarik ya ^_^

Gerhana Matahari Festival GMT

Palembang, kota tertua di Indonesia ini sungguh menarik untuk disusuri jejak sejarahnya. Berasa kembali ke masa lalu. Ohiya selain tempat-tempat di atas, Palembang adalah kota pertama dari 8 kota di Indonesia yang akan dilalui Gerhana Matahari Total (GMT) pada tanggal 9 Maret 2016 nanti. Tak lupa, Palembang mempersiapkan diri dengan baik, bakalan ada GMT Festival yang dipusatkan di Jembatan Ampera. Saya cek tiket ke Palembang masih murah lho, nggak nyampe 1 juta udah PP dari Jakarta. Cuss berangkat! ^_^

.

.

Baca Juga:
  1. Hunting Kuliner di Palembang
  2. Ayo ke Palembang Lihat Gerhana Matahari Total!
  3. Palembang Trip: kisah kasih Tragis di Pulau Kamaro
Iklan

45 respons untuk ‘Menyusuri Jejak Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Add yours

  1. Wah serunya yang lagi di Palembang. Baca ini jadi membayangkan bagaimana masa kejayaan Sriwijaya dulunya ya Mbak Eka. Pasti dahsyat dan serba megah deh

  2. Jadi penasaran deh, itu yang makam-makamnya asalnya dari Sriwijaya era kapannya ya Mbak. Kok ada kesan-kesan berbeda kejayaan kerajaannya seperti yang saya baca di beberapa buku. Museum-museumnya memang bikin mupeng banget Mbak… itu Prajnaparamitanya asli apa replika? Sepintas mirip dengan Ken Dedes. Jadi makin mupeng buat mengunjungi situs-situs dan museum-museum itu… mudah-mudahan bisa ke sana dalam waktu dekat. Amin.

    1. Eranya kemarin ndak dijelasin sih. Btw Prajnaparamita-nya aku lupa replika atau asli. Kemarin dijelasin tapi aku lupa saking banyaknya arca dan penjelasan. Kamu mesti mampir siniiii. Apalagi bilang kalau kamu blogger, pasti langsung disambut hangat deh di Museum Bala Putera Dewa ^_^

  3. Tari Zapin, memgingatkan aku pas nganter murid2 lomba nari di TMII, bikin merinding saking bagusnya..
    andai bisa ke Palembang

  4. Asyik dapat ilmu baru,,, tadinya aku tahunya Jembatan Ampera dan sekitarnya ew mbak,,, ternyata ada museumnya tow,,, pernah dengar sepertinya Museum Bala putera Dewa, isinya ya menarik ya ternyata 🙂 nggak bisa membayangkan mbak kemegahan dari Kerajaan Sriwijaya di masa lampau kalau sampai ke Thailand juga 🙂

  5. kesan museum itu kebanyakan gelap, serem, dan tidak terawat… Mungkin kita2 ini kurang dibiasakan jalan2 ke museum atau gimana ya jadi yg menjaga ikut2an males… *mikir jelek*
    BTW suka juga sm slogan: toleransi adalah pintu perdamaian dalam membangun peradaban dunia…. *dalem maknanya*

  6. Aku suka jalan-jalan nengokin museum deh, berasa kembali ke masa lalu… *tsaaaaah ;). Beberapa masih klihatan bagus tapi biasanya ada yg rada kurang terawat ya mba.

      1. Yup, satu hari harus bisa ke Palembang ! Hehehe. Suka aja wisata museum gitu mba, biasanya traveling kemanapun aku slalu nengokin museumnya. Moga2 museum2 makin terawat dan makin banyak orang yg berkunjung :).

  7. Rumah ibu aku juga dulu masih pake pasak mbak eka buatnya. Cuma setelah direnov banyak pake beton seh jadinya. Soalnya kayu belian sekarang udah mahal banget

  8. saya sore lalu ke pemakaman salah satu pendiri kerajaan mataram, di sana ada silsilah raja 2 di indonesia yang mencoba menghubung hubungkan royal blood line raja sri wijaya dengan raja raja di jawa 🙂

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑

%d blogger menyukai ini: