Berkhayal di Museum Kareta Karaton Ngayogyakarta

Pada hari Minggu, ku turut ayah ke kota. Naik delman istimewa, ku duduk di muka. Ku duduk samping pak kusir yang sedang bekerja, mengendarai kuda supaya baik jalannya. Hey! Tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk… ^_^

Inget dengan lagu masa kanak-kanak dulu itu? Lucu ya? Nah masih satu rangkaian dengan kunjungan ke Keraton Yogyakarta…  Maka saya……. Gak naik delman sih, even better, saya mengunjungi Museum Kareta Karaton Ngayogyakarta! Jangan tanya kenapa namanya tidak lazim begitu. Kenapa nama museumnya bukan Kereta Yogyakarta saja? Saya gak tahu. Lha tertulis di karcisnya begini koq:

Harga tiket masuk Museum Kareta Karaton Ngayogyakarta (bukan Museum Kereta ya) adalah IDR 3.000,- per orang. Sudah bisa menikmati koleksi kereta kuda yang umumnya masih dalam kondisi cukup baik lho.

Museum Kareta Ngayogyakarta ini letaknya gak jauh dari Keraton. Ada di sisi kirinya. Kayaknya sih sekitar 150 meter saja deh dari Keraton. Kami masih didampingi oleh pemandu wisata yang sebelumnya menemani berkeliling Keraton. Bapak ini fasih sekali menceritakan jenis-jenis kereta dan latar belakangnya. Tapi ampuuuuuuuuun deh, saya gak terlalu inget semua cerita beliau. Lha koleksi keretanya ada lebih dari 15 bow! Mabok informasi, hehehe. Jadi, saya akan cerita beberapa koleksi kereta yang saya ingat aja yah :mrgreen:

Ini adalah Kareta Kyai Jongwiyat

Kereta ini adalah peninggalan Sri Sultan HB VII yang digunakan buat ngecek barisan prajurit dalam peperangan (Manggala Yudha). Jadi, Sri Sultan HB VII ini adalah sultan yang paling sering perang sama Belanda. Kereta ditarik oleh 6 ekor kuda. Hmmm, saya salut deh sama kusir-kusir zaman dulu. Hebat yah, bisa mengendalikan 6 ekor kuda sekaligus. Lha kalo saya? Weleeeeh keknya kudanya gak bakalan mau diatur deh 😛

Gimana ya rasanya naik kereta berwarna biru begini keliling kota sementara anak rambut bergerak dimainkan oleh anak angin? Kayaknya seru buangeeet deh. *ngayal mode* Hihihi

Aaaaaa saya langsung jatuh cinta begitu lihat kereta berwarna biru ini yang ditarik oleh 4 ekor kuda ini. Seger tampilannya. Dan nama kereta ini adalah Kareta Roto Biru. Ya iyalah! Secara warnanya memang biru sampai ke roda-rodanya ya bow. Kereta ini dulu dipergunakan untuk Manggala Yudha juga bagi panglima perang. Buatan Belanda tahun 1901 di masa Sri Sultan HB VIII memerintah.

Kareta Kanjeng Nyai Jimad merupakan pusaka Keraton Yogyakarta yang ditarik oleh 8 ekor kuda (buanyak ya boow?). Kareta ini adalah salah satu kereta yang dikeramatkan. Dulu dipakai Sri Sultan HB I – III buat alat transportasi sehari-hari. Kereta Nyai Jimad ini “mandi” setahun sekali setiap bulan Suro atau bulan Muharram. Ada semacam upacara gitu katanya. Jangan tanya apakah saya merasakan aura berbeda di dekat kereta ini. Jangankan di dekat kereta ini, lha mulai menginjakkan kaki di dalam museum saja auranya udah beda boow 😉 rada seram tapi gak terlalu menganggu koq.

Ini untaian bunga dan daun sebagai sajen Kareta kanjeng Nyai Jimad. Kalau saya lihat-lihat, patung yang ada disini seperti patung dewi laut gitu ya. But I am not so sure.

Ohya di museum kareta ini, koleksi kereta yang dikeramatkan berada di ruangan khusus dengan sekat, yang cuma dibuka kalau ada pengunjung aja. Sementara kereta-kereta yang tidak dikeramatkan seperti Kareta Kyai Jongwiyat dan Kareta Roto Biru ada di bagian terbuka museum.

Kareta Kyai Garudayaksa ditarik oleh 8 ekor kuda yg sama, baik warna maupun jenis kelaminnya.

Mata awam yang pertama melihat pun bakalan tahu bahwa kereta ini pastilah kereta spesial. Bener aja, nama kereta ini adalah Kareta Kyai Garudayaksa alias Kereta Kencana a.k.a Kereta Emas. Lihat deh, simbol/lambang Burung Garuda yang ada disitu terbuat dari emas 18 karat seberat 20kg. (glek!). Pantesan kereta-kereta keramat ini ruangannya disekat, lha ada emasnya gituh. Masih kata bapak pemandu wisata, jadi puncak mahkota itu berbentuk seperti Tugu Monas. Konon Soekarno memang menggunakan bentuk mahkota ini sebagai desain Tugu Monas.  Kereta Kencana ini digunakan untuk penobatan seorang Sultan. Pas motret-motret kereta ini, lagi-lagi saya berkhayal, gimana ya rasanya naik kereta Kencana begini? Berasa Putri banget gak siiih? :mrgreen: (lha emang kamu Sultan ka berani naik Kareta Kencana, ha? :P)

Kereta Jenazah

Kareta Roto Praloyo atau kereta jenazah. Kereta ini dipakai untuk membawa jenazah sultan Keraton menuju tempat pemakaman di Imogiri.  Saya ingat dulu waktu saya kecil, mamak saya mengajak saya berdiri di pinggir jalan untuk memberi hormat terakhir pada Sultan Hamengkubuwono terakhir yang wafat dan diangkut menggunakan kereta yang ditarik oleh 8 ekor kuda ini.

Namanya Museum Kareta ya tentu saja ada kudanya. Ada beberapa kandang kuda, tapi saya hanya melihat dua ekor saja, seekor kuda putih dan satu lagi berwarna gelap.

Suamiku yang cinta banget sama binatang ^_^. Kudanya seneng banget gitu dielus-elus gitu 😛

Ah, seneng deh bisa jalan-jalan ke Museum Kareta. Nambah ilmu banyak dan mata terpuaskan pemandangan yang indah. Nah, Sobat CE saya pengen nanya sesuatu… Pernahkah berkhayal naik kereta kuda dan bergaya seperti Ratu-Ratu zaman dulu? :mrgreen: Atau jangan-jangan cuma saya aja yang aneh begini 😛 hihihi.

81 respons untuk ‘Berkhayal di Museum Kareta Karaton Ngayogyakarta

Add yours

  1. seinget ku dulu ada beberapa kereta yang ngga boleh di photo. ntah masih atau tidak larangan itu.

    duh terakhir kesitu tahun berapa ya? jaman masih tinggal di Jogja sih.. 😀

  2. suka kereta Kyai Garudayaksa!
    Sebenernya mau bilang kereta yang dibawahnya keren juga, tapi langsung kehilangan minat begitu baca keterangan kalau itu kereta Jenazah. ><

    Pernahkah berkhayal naik kereta kuda dan bergaya seperti Ratu-Ratu zaman dulu? :mrgreen:

    Saya berkhayalnya malah ke cerita Emma, Mbak.
    wah, pasti keren banget ya kalau kita naik kereta begitu. Walaupun lambat, tapi tetep mewah.
    kalau ada kemungkinan jarak-jarak lima kiloan, suruh milih naik kereta Kyai Garuda atau Sedan tertentu, saya milih naik kereta deh. xD

  3. Aku sih suka ngayal jadi putri, tp gk pernah ngayal kereta kuda. Thanks for Princess Diaries, aku ngayalnya pake limousin..hahaha.. 😀

  4. Wah mbak eka ini bisa jadi ahli sejarah jawa kalau gitu.. Kenapa ga jadi pemandu acara jalan2 di TV mbak, pasti kesempatan jalan2nya lebih banyak.. hehehe.. Btw, thanks for the info, soalnya waktu saya di Jogja selama 4 tahun I never could visit keraton..

  5. Aku dua kali ke Museum Kereta Karaton ini. Memang bagus-bagus euy keretanya, dan masih terawat dengan baik. Yang terpikir olehku, semua kereta ini buatan luar negeri (Inggris dan Jerman). Jadinya, budaya kita sebenarnya banyak yang impor juga ya?
    Terus, kereta-kereta ini dikeramatkan, padahal di negeri pembuatnya sana malah nggak loh …

  6. temen pernah kesana,dan pas didekat kereta yg ada sajen itu.. rodanya bergerak sendiri
    muter gitu
    pas itu dia sendirian misah dari rombongan
    lgs ngacir dianya 😐

  7. Duuuh saya bener2 berkhayal pas lihat kereta2 model kuno itu.. 😳
    Saya jadi membayangkan kereta itu masih terpakai. Ada kuda2 yang menariknya… ada pengendaranya di depan, dan di dalamnya ada prabu atau sultan yang berkuasa… 😳
    Lalu saya membayangkan keadaan kota tempo doeloe yang begitu cocok dengan keberadaan kereta tersebut…. 🙂

  8. kalo gue merid, tu kereta boleh gw pinjem ga ya buat keliling kota dadah2? hahaha….
    biar kayak kawinan keluarga kraton inggris gitcuuu…

    :))

    PS: tawaran guiding ke taman sari masih berlaku lho ka xixixi

  9. wah pengen banget liat kereta yang nomer dua. keren pastinya sore2 jalan naik itu keliling kota. jadi pusat perhatian wkwkwkwk..

  10. Wah, sepertinya aku memang harus ke Yogya lagi nih… kangen banget dg suasana Yogya mbak. Tapi dulu waktu anakku aku ajak ke Kraton, dia gak enjoy… mungkin dia gak suka berada di tempat yg berisi barang2 tua, jadi gak nyaman dia.

  11. ..
    udah pernah ke situ, tapi pas mbah pemandunya lagi sibuk sama groub laen..
    jadi gak ngeh sejarahnya, cuman tau namanya doang..
    ..
    soal aura, emang mistis euy..
    ..

  12. Sekian lama tinggal di Jogja, belum sekali pun aku masuk ke museum itu, hahaha…
    Kalau ke Kraton sih sudah beberapa kali 🙂

    Eka tadi bilang kalau kudanya ada 2; berwarna putih dan berwarna gelap.
    Tapi kok di foto yang di atas antara kuda putih dan kuda berwarna gelap bentuknya sangat berbeda??
    haaa??? itu adrian tho? huaaa…. kaboooorrr….!

  13. Waaa, nenek moyangku berasal daro Yogya, tapi kok aku lom pernah ke sana ya? Hiks…nyesellll…

    Luar biasa ya peninggalan2 itu. Semoga awet selamanya. Aku paling naksir kereta kencana itu, emasnya lhoo gak nahaaann…. (cewek matre ke laut aje :mrgreen: )

  14. wah keren sekali kereta2nya mbak..walau belum pernah masuk museumnya, tapi aku pernah liat beberapa koleksi kereta keraton sih di Sekolah Menengah Farmasi YK tempat aku ngajar dlu. Jadi ceritanya sekolahnya itu dipinjemin tempat sama keraton buat ruangan sekolah. Dan uniknya hall sekolahnya yang mirip kayak joglo juga dipake buat tempat kereta2 keraton dan juga buat tempat latihan gamelan tiap minggu.

    Hawanya mistis dan ga enak banget pokoknya kalo deket2 sama kereta2 ini..hiii..tatuuuuuuuttt mba

Tinggalkan Balasan ke Ceritaeka Batalkan balasan

Blog di WordPress.com.

Atas ↑