Mengintip Magisnya Matahari Terbit di Kamboja

Seringkali saya kesulitan menjawab kalau ada orang bertanya apakah saya lebih suka pemandangan sunrise atau sunset. Saya suka dua-duanya! Hehehe. Masing-masing memiliki pesona indah yang memukau dan rasanya nggak adil kalau bilang yang satu lebih cantik dari yang lainnya. Ini kayak dituntut untuk menyatakan lebih sayang mana: anak pertama atau kedua. Sulit dan nggak fair, bukan? 😛

Buat saya, pemandangan matahari terbenam itu seperti menawarkan keteduhan dan kehangatan akan arti pulang. Seolah bilang, “I know you’ve worked hard the whole day, but at the end it’s still a beautiful day, isn’t it?”.

Sementara lanskap matahari terbit itu seolah mengingatkan saya akan awal baru, semangat dan vitalitas menari-nari untuk memulai hidup. Yah, walaupun buat ngeliat sunrise ini kadang mesti ada effort tambahan karena harus bangun pagi dengan mata sepet dan gigi bau jigong. Hahaha. Persis seperti yang kami rasakan di Angkor Wat, Kamboja.

Persiapan untuk Melihat Matahari Terbit di Angkor Wat, Kamboja

Subuh itu saya membangunkan Mamak, Adrian dan Basti jam 4.30 pagi. Dan karena kami sudah terbiasa travelling dengan itinerary ajaib maka tidak ada yang mengeluh bangun pagi. Duh senangnya kalau semua kooperatif gini. Menjaga mood bersama saat liburan tuh penting banget.

Ohya, bangun jam 4.30 pagi gini tuh masih decent banget dibandingkan pengalaman saya melihat sunrise di Borobudur yang mesti bangun jam 3 pagi atau pas ke Bromo yang bahkan harus bersiap dari jam 2 dini hari. Kalong aja kalah, hahaha.

Tapi hal ini bukan tanpa sebab, kami bisa bangun dan berangkat agak siang karena sudah membeli tiket sehari sebelumnya sesuai saran pengemudi mobil yang kami sewa. Hal ini memangkas waktu pembelian tiket di pagi hari, lumayan kan bisa nambah waktu bobok. Hehehe. Lalu lokasi hotel tempat kami menginap cukup strategis, hanya berjarak sekitar 20 menit perjalanan menggunakan mobil. Jadi dengan perkiraan waktu sunrise di Angkor Wat terbit sekitar pukul 6.15, berangkat dari hotel jam 5 pagi pun masih aman banget.

Harga Tiket Masuk Angkor Wat & Cara Membelinya: No Calo-Calo!

Harga tiket Angkor Wat dijual dalam mata uang dolar Amerika dan besarannya ditentukan berdasarkan hari. Iya, saking luasnya kompleks candi ini maka memang butuh waktu berhari-hari buat mengelilinginya. Untuk pencinta candi dan sejarah, saya pikir 1 minggu adalah waktu yang cukup pas, namun buat pengunjung awam kayak saya sih, idealnya 3 hari untuk mengelilingi tempat ini. Cuma berhubung saya liburan bersama lansia dan balita maka kami putuskan untuk mengambil tiket yang 1 hari saja supaya pada nggak bosan liat candi terus.

Loket Penjualan Tiket Masuk Angkor Wat. Nggak ber-Ac jadi lumayan gerah tapi bersih, rapi dan antrian tertib.

Harga tiket:

1 Day Pass Angkor Wat adalah USD 37

2 Days Pass adalah USD 62

7 Days Pass adalah USD 72

Ohya soal harga tiket ini menurut saya agak kemahalan, yah kalau dirupiahin itu hampir 600 ribu lho. Tapi, kalau kata pengemudi kami harga tiket itu udah diturunin. Sekitar 2 tahun lalu harganya $18 untuk 1 day ticket, lalu dinaikkan pemerintah menjadi $60 dan tebak apa yang terjadi? Jumlah wisatawan menurun! Alhasil harga tiket diturunkan tapi ya masih 2x lipat dari harga awal. Sekarang, jumlah wisatawan mulai merangkak lagi walau pun nggak seramai dulu. Hmmm, soal harga tiket wisata ini memang cukup memengaruhi animo ya.

Tiket bisa dibeli di konter tiket resmi dan pengunjung mesti datang sendiri. Nggak bisa pake calo karena setiap pengunjung difoto dulu. Weh, keren ya! Sementara untuk pembayaran bisa tunai atau menggunakan kartu kredit.

Btw, saya sarankan banget untuk membeli tiket masuk pada sore sehari sebelum waktu berkunjung untuk menghindari antrian pagi hari. Dan ternyata, kita pun bisa melihat sunset secara gratis setelahnya lho. Saya tahu hal ini dari petugas tiket yang melayani namun sayangnya pas saya utarakan maksud tersebut kepada pengemudi kami, ia terkesan ogah-ogahan karena hal itu tidak ada di dalam itinerary yang kami sepakati sebelumnya. Ya, paham sih karena dia mungkin menghitung bensin ya. Malas berdebat dan karena masih jetlag dari penerbangan subuh maka saya pun tidak memaksakan kehendak. Pelajaran nih untuk lain kali riset lagi lebih cermat saat buat itinerary.

 

Nyeseknya Terkecoh Guide Fee

Pepohonan rimbun yang memberikan kesan mistis berjajar rapi saat kami memasuki kompleks Angkor Wat bersama ratusan mobil turis lainnya. Animo turis lumayan juga padahal tiketnya aja udah mahal. Nggak kebayang seramai apa dulu pas harga tiketnya masih 18 dolar. Mungkinkah kayak cendol? :mrgreen:

Setelah memarkir kendaraan, kami pun berjalan kaki menuju pintu utama. Untuk bisa masuk ke dalam Angkor Wat kami harus melewati parit besar yang memang dibangun untuk pertahanan di masa itu. Galon-galon plastik terapung rapi membentuk jembatan sementara bagi para pengunjung melintasi parit sementara jembatan permanen yang sedang direnovasi berada tak jauh dari sana. Ohya, saking rapinya jembatan sementara ini, pada awalnya saya nggak menyangka kalau ini tuh galon plastik, saya kira jembatan beneran lho. Tapi setelah mendengar bunyi bung bung bung yang terdengar setiap kali orang lewat, saya mulai memperhatikan lebih seksama. Ajegile, galon plastik aja bisa diatur sedemikian rupa menjadi jembatan cantik!

Jembatan Sementara di parit Angkor Wat, Kamboja

Pemeriksaan tiket dilakukan sebelum kita bisa melintasi jembatan, ada petugas yang berjaga di sana. Di belakang mereka berjajar orang-orang yang menawarkan jasa memandu untuk mengelilingi Angkor Wat. Berhubung kami buta sama sekali akan gugusan candi ini maka kami memutuskan untuk menggunakan jasa tourist guide yang dipatok di harga $21. Perlu diketahui bahwa dengan harga tersebut jasa guide ini adalah untuk mengelilingi Angkor Wat dan beberapa candi lainnya di dalam kompleks ini seperti Banyon dan Ta Prom.

Salahnya kami karena minimnya pengetahuan, kami nggak tahu kalau guide nya itu buat menemani minimal 3 candi, kami kira hanya untuk 1 candi saja. Dan setelah Angkor Wat kami nggak memintanya untuk menemani lagi padahal itu hak kami. Dan sialnya, sang pemandu pun nggak bilang lho kalau jasanya tuh mencakup area itu. Hiks, nyesek. Tapi ya sudahlah, untungnya kami tau hal ini sore hari jadi kekecewaan itu sedikit terobati setelah melihat keindahan Angkor Wat yang memesona.

Baca Juga:

1. Tips Dapat Diskon saat Mencari Hotel untuk Liburan

2. Narsis di Singapura

3. Musim Gugur di Amerika Serikat

 

Masuk ke dalam areal Angkor Wat

Pagi itu banyak orang bergegas masuk ke dalam candi. Semua orang nampak terburu-buru, agaknya kuatir terlambat atau melewatkan momen terbitnya matahari di sini. Terbawa suasana dan adrenalin yang terpecut, saya pun jadi melangkahkan kaki cepat-cepat. Nggak mau kalah 😀 Biasalah, jiwa kompetitifnya nggak mau kendor. Hahaha.

Namun pemandu kami meredakan ketergesaan kami. Ia meyakinkan bahwa masih cukup waktu jadi tidak perlu buru-buru. So, we slowed down. Pheew, enak juga jalan santai dibanding ngebut kayak tadi. Hehehe.

Terdapat beberapa pintu masuk ke dalam kompleks Angkor Wat yang dulunya melambangkan status orang yang melewatinya. Pintu paling luar (kanan) biasanya digunakan untuk orang kebanyakan dan juga gajah, sementara bagian tengah dengan undakan digunakan bagi keluarga kerajaan. Pemandu yang kami pesan mengarahkan kami untuk melewati pintu bagian tengah sambil berkata, “Now you are a royal family because you enter from the middle way.”

Saya tersenyum mendengarnya. Nice try untuk membuat kami merasa spesial! Trik yang bagus. Hihihi.

Di belakang saya adalah Pintu Masuk Angkor Wat yang dulunya menentukan kasta orang yang melaluinya.

Pagi yang Kudus di Angkor Wat

Saat kami berjalan di jalan setapak yang terbuat dari batu bergaya seolah keluarga kerajaan, Semburat merah mentari perlahan muncul. Menghadirkan sensasi yang menyenangkan yang bikin hati adem. Mataharinya belum benar-benar terbit tapi rasanya udah maknyes aja. Rasanya seolah dihisap ke masa lalu ke masa kejayaan candi ini. Saya terpukau melihat aura Angkor Wat yang luar biasa berbeda, walau sudah tua namun tetap memancarkan pesona magis yang sulit dilukiskan kata-kata atau digambarkan jepretan kamera. Mesti datang ke sini sendiri untuk membuktikannya.

Menanti sunrise di Angkor Wat, Kamboja. Danau di depan candi ini jadi incaran untuk difoto karena memberikan efek cermin yang cantik. Katanya sih the best spot buat foto. Tapi rame banget, liat aja ada jendolan kepala orang di sisi kiri bawah. Hehehe.

Di kompleks Angkor Wat ini, matahari terbit dari sisi kiri alias timurnya memang ada di sisi kiri. Oleh karena itu, tempat yang paling bagus untuk menyaksikan terbitnya sang surya ini tentu saja dari sisi kanan karena kemegahan Angkor Wat bisa terlihat semua. Apalagi terdapat sebuah danau kecil yang memberikan efek cermin. Cantik banget, alami pula bukan buatan. Luar biasa.

Nah, begini ini ramenya. Kalau mau dapat foto the best spot mesti maju-maju ke depan banget.

Namun menunggu sunrise di sini sungguh nggak nyaman karena ya namanya the best spot, maka semua orang ada di sini. Rame pol!

Puji Tuhan bisa menyaksikan matahari terbit di Kamboja. Abaikan Basti yang heboh khidmat sendiri di belakang ya. Katanya sih dia nungguin buaya muncul. Hahaha

Akhirnya demi kenyamanan, pemandu wisata mengarahkan kami ke sisi kiri Angkor Wat. Not the best spot but that’s okay because it’s less crowded. Kami jadi bisa khusyuk menghayati terbitnya matahari yang pelan tapi pasti menguak ufuk fajar. Magis. Suasananya tenang dan agung, menyuntikkan rasa syukur akan kebaikan Tuhan yang telah membuat jantung kita terus berdetak kuat. Syahdu.

My mom trying the tourist pose. So cute!

Momen matahari terbit yang agung ini tidak berlangsung lama, hanya beberapa menit saja. Sesudahnya kami pun berfoto sambil melepas lelah sebelum masuk ke bagian dalam Angkor Wat yang bikin makin terpukau saja. Jangan lewatkan ceritanya di artikel berikutnya ya!

 

Tips Melihat Matahari Terbit di Angkor Wat, Kamboja:

  1. Cek dulu matahari kira-kira terbit jam berapa sehingga bisa memperkirakan waktu keberangkatan dari hotel. Tanyakan sama pengemudi mobil/tuktuk yang kita sewa atau pihak resepsionis hotel.
  2. Beli tiket masuk Angkor Wat sehari sebelumnya jadi pas hari H sehingga nggak perlu bangun pagi-pagi buta.
  3. Persiapkan mental. Ini yang paling penting sih soalnya foto-foto dan realita tuh jauh beda. Iya, pemandangan dan auranya memang bagus tapi turisnya banyak jadi kalau nggak pintar-pintar pilih lokasi maka bisa mengurangi kekhusyukan atau magisnya melihat matahari terbit di sini.
  4. Jika menggunakan guide, maka saat menawar, sepakati dulu candi mana saja yang akan ia pandu untuk kita. Rata-rata di harga $21 itu panduan mencakup 3 candi untuk kurun waktu ½ hari.
  5. Waktu terbaik mengunjungi Angkor Wat adalah di bulan Mei sampai dengan Agustus karena itu low season sehingga jumlah turis pun tidak membludak. Tentu hal ini memberikan kenyamanan ekstra saat menjelajah candi.

 

Selamat Hari Kamis, Sobat CE! Sudah pernah memburu matahari terbit di mana saja?

Baca juga:

1. Jelajah Angkor Wat

2. Itinerary Jalan-jalan ke Siem Reap, Kamboja

 

 

 

31 respons untuk ‘Mengintip Magisnya Matahari Terbit di Kamboja

Add yours

  1. Aku baru tau kalo ke Angkor Wat ada tour guidenyajuga, kirain kesana ya personal aja, masing2 aja.
    Seru ya kalo jalan2 bareng keluarga no drama. Semuanya kompak bgn pagi.
    Narend aja bangun pagi apalagi cuma buat liat sunrise ya babay deh, susah gak bisa bangun LOL

    1. Personal pun bisa kok. Tourist guide di Angkor Wat itu opsional aja. Cuma kami pengen tau lebih dalam soal candinya jadi memutuskan pake guide.

      Hahaha Narend kalo liat sunrise gantengnya nambah lhooo 😂

  2. Yang paling menyebalkan dari tourguide itu adalah kl kita gak aktif nanya, mereka suka pura2 bego yah… Walau gak semua sih… tapi sebel juga kalau tau mestinya dpt 3 tempat tp cuma 1 aja yg dijalanin

  3. Baru tahu dulu sempat 60 USD. Dan gila itu harganya mahal bener. Untuk negara ASEAN kayaknya Kamboja ini diantara negara indochina lain lumayan mahal ya mbak. Secara mereka mainnya dolar haha.

    Tapi untungnya sepadan dengan keindahan yang didapat ya 🙂

  4. kayaknya lebih tertata sejak terakhir aku ke sana di tahun… hmm.. 🤔 2011 akhir awal 2012 😆

    sempet nyobain makanan lokal sana, ngga? namanya Amok, semacam gulai daun singkong, dengan tambahan rempah dan daging ikan atau ayam. Yang unik, amok disajikan di dalam batok kelapa yang masih utuh.

    waktu itu ku keliling 3 kompleks Angkor pake sepeda, ditemani guide yang juga bersepeda. guide-nya orang lokal yang punya lisensi di situ.

  5. wah lumayan juga yah harga tiket masuknya, mbak.. kalo beli tiket sehari sebelum berarti kita harus bolak-balik dua kali yah? ga ada penjualan tiket yang online kah?

    Bagaimana dgn urusan makan & minum di lokasi dalam mbak? gampang carinya kah? harganya bersahabat?

    Thanks for sharing..

    1. Makanan dan minuman ada di bagian luar, aku tuliskan di artikel lanjutannya abis ini.
      Aku gak paham soal tiket online api karena memang harus difoto maka pengunjung mesti datang.
      Bisa bolak-balik bebas seharian kalo belinya buat sehari. Buat beberapa hari juga bebas bol-bal kok.

  6. perasaan aku udh pernah komen deh di sini :D. apa msk spam ya mba..

    kangeeen sih ama siam rep, tp ga ama angkor wat hahahah. kalo masalah sunset dan sunrise aku suka bangetttt. walopun blm jago nangkap magis momentnya melalui foto :D. paling cuma menikmati. ga banyak jg tempat yg aku datangin demi melihat ini sih.

    yg paling berkesan liat sunrise di puncak sikunir Dieng :). kalo sunset, dari atas balon udara di vang vieng laos. 🙂 . menjelang senja balonnya mengudara..

    pas k siam rep aku memang ga masukin angkor wat. sampe petugas hotel ga percaya.’kamu datang ke siam rep tp ga melihat angkor wat? gimana bisaaa?’

    wkwkwkwkk, pgn aku jawab, cuuuy, candi di indonesia lbh cantik, itu aja aku ga berminat liatnya. apalagi di negara lain’ :p

    yaaa, candi memang bukan wisata favoritku :D.dari dulu g terlalu seneng liat begini. kecuali dipaksa pak suami, baru deh ikut nemenin :p

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Blog di WordPress.com.

Atas ↑

%d blogger menyukai ini: