Akhir-akhir ini tiap kali saya plesiran ke suatu daerah ada satu topik seru yang dibahas semua orang. Waktu saya ke Bali kemarin, ke Singapur atau yang terbaru ke New Zealand (tenang cerita perjalannya pasti akan dibagikan di blog ini, tunggu tanggal mainnya aja ^_^) hampir semua orang mengeluhkan satu hal yang sama: cuaca koq jadi aneh gini. Bali memasuki musim panas tapi tetap terasa sejuk, Singapura hujan tak tentu, New Zealand yang harusnya panas menyengat malahan hujan berkabut gak jelas. Aneh dan banyak orang mengeluhkannya. Bagaimana dengan Jakarta?
Sudah memasuki kuartal terakhir tahun ini dan hujan di Jakarta masih belum merata juga. Saya ingat tahun lalu bulan-bulan begini, dahan-dahan di pekarangan rumah saya sudah bersuka ria diguyur hujan dan kodok-kodok di sawah dekat rumah sudah bersahut-sahutan riang karena bumi basah dengan derasnya curahan hujan. Dan saya? Bulan-bulan ini, tahun lalu saya sibuk memindahkan barang karena rumah kebanjiran 
Tapi sekarang? Apa yang terjadi sekarang ini? Cuaca masih panas terasa menyengat dan nampaknya tetes-tetes hujan yang menyegarkan itu belum juga sering mampir. Jujur, perubahan iklim ini merisaukan saya. Kenapa? Yuks kita telaah sedikit tentang perubahan iklim ini.

Apa itu Perubahan Iklim alias Climate Exchange itu?
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup, perubahan iklim adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia. Perlu dicatat, perubahan fisik ini tidak terjadi hanya sesaat tetapi dalam kurun waktu yang panjang.
Apa dampak dari Perubahan Iklim ini?
Yang pasti dengan bergesernya iklim tentu ada potensi bencan alam yang merenggut jiwa. Namanya juga keseimbangannya terganggu, kan. Dampak paling nyata dari bencana lingkungan akan dialami langsung oleh masyarakat miskin. Well, hujan yang turun tak tentu mempengaruhi mata pencaharian petani dan nelayan yang sangat bergantung pada iklim, bukan?
Lalu, bagaimana Pencegahannya?
Bertambah tuanya bumi kita itu tidak bisa dicegah, ya seperti proses penuaan manusia juga kan? Yang bisa kita lakukan adalah memperlambat laju ketuaan bumi tercinta yang kita tinggali ini. Ingat, kita tidak mewarisi bumi dari nenek moyang kita tapi kita meminjamnya dari anak-anak kita. Sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk hidup hijau.
Bagaimana Cara Mencegah Perubahan Iklim?
Seperti yang selalu saya dengung-dengungkan bahwa perubahan gaya hidup itu gak usah nunggu orang lain. Ayo mulai dari sendiri. Beberapa hal yang telah saya lakukan adalah:
-
Diet Kantong Plastik. Kenapa? Karena selain bahannya yang berbahaya buat tubuh, kantong plastik pun susah diurai sehingga menimbulkan dampak lingkungan yang buruk. Komplitnya, monggo baca tulisan saya di sini.
-
Mengurangi konsumsi daging sapi. Lho? Daging sapi itu enak, kenapa harus dikurangi? Tahukah kamu bahwa kotoran sapi itu melepaskan gas metana yang ikut andil melubangi lapisan ozon dan membuat bumi kita panas? Pemanasan global adalah salah satu bagian dari perubahan iklim. Dengan mengurangi konsumsi daging sapi tentu saja permintaan akan sapi juga berkurang, bukan? Sebenarnya ini adalah hal paling gampang yang dapat saya lakukan karena sejalan dengan diet saya sih. Hihi seru kan? Badan langsing dan bumi pun terjaga? Yeay
-
Hemat listrik. Mematikan lampu apabila tidak terpakai dan juga mengurangi pemakaian AC.
Apa yang saya paparkan di atas tadi adalah sebagian dari diskusi Social Good Summit 2012 di kantor UNDP di bilangan Tahmrin sana. Social Good Summit ini adalah sebuah forum diskusi yang dilaksanakan di seluruh dunia guna membahas dan memikirkan masalah serta solusi perubahan iklim. Saya diundang oleh ID Blog Network untuk menghadiri diskusi ini, dan begitu menerima undangannya, saya langsung mengosongkan semua agenda acara supaya bisa hadir. Diskusi ini menarik banget, hidup dan ada banyak hal yang dapat saya petik. Dan saya gak pelit lho, apa yang saya dapatkan dalam diskusi tersebut saya bagikan di sini :).

Lalu, dalam kaitannya dengan perubahan iklim ini, apa sih yang dapat dilakukan oleh Blogger? Ada banyak hal yang bisa kita lakukan, beberapa diantaranya:
-
Tuliskan kampanye hidup hijau di blogmu. Ini bagian dari edukasi sih menurut saya. Semakin banyak yang menulis, semakin banyak yang membaca dan (semoga) semakin banyak yang teredukasi untuk mulai hidup selaras dengan alam.
-
Pakai akun social mediamu untuk berbagi langkah-langkah hidup hijau atau antisipasi bencana. Gak usah muluk-muluk sampai kasih kultwit, ntar followermu bosen lagi. Mulai dari berbagi langkah hijau apa yang udah dilakukan juga bisa. Well, daripada posting galau-galau terus, kenapa juga gak posting bilang, “gue belanja pakai tas kain sendiri lho!”
-
Walk the Talk. Lakukan apa yang disuarakan. Jangan cuma cuap-cuap. Senjata yang paling ampuh adalah teladan kita 🙂 Kasih contoh ke teman-teman, ke anak-anak dan ke sekeliling kita untuk hemat listrik atau bawa tas kain sendiri atau ide hijau apa yang ingin dilakukan.
Jadi, apa yang sudah Sobat CE lakukan untuk melestarikan bumi kita? Saya sudah mulai dengan menuliskan pemikiran saya dan hidup hijau semampu saya. Kamu?
jadi inget pelajaran geografi kalau iklim adalah perubahan cuaca yang berlangsung dalam waktu yang lama. Karena ‘waktu yang lama’ itu dia disebut iklim, kalo cuma sebentar disebut cuaca.
oiya, inget juga pas jalan2 ke TPA bantar gebang, kalo sampah2 yang tertimbun itu penghasil gas metana. Jadi ternyata kotoran sapi juga menghasilkan gas metana ya? atau jangan2 semua kotoran mahluk hidup menghasilkan metana ya?
hmm… mikir…
btw, omjay kayanya eksis di pertemuan apa sajah 😀
anyway, have a nice weekend.
Beberapa sampah memepunyai karakteristik menghasilkan gas metana (juga kotoran Sapi).
Weeeessss keren nih postingan…Idemu cemerlang Eka…sip banget dah !
Eh trus apa ya yg udah aku lakuin buat menjaga bumi tercinta ini ? Intip di sini nih :
http://lieshadie.wordpress.com/2012/12/23/airku-sayang-airku-gak-malang/
langkahku si kecil tapi mudah2an bermanfaat ya…hehehe
Siyap meluncur mbak 😉
kalo saya baru mulai diet kantong plastik Ka, yaaaaay!
Horray!
Seru kan?
Saya memukai dari membaca tulisan mbak eka 😆
Hahaha kamu bisa aja.
Ayok mulai juga dengan menuliskan apa sih gerakan hijau kamu yang dilakukan? 😉
diet kantong plastik jalan pelan banget, tapi kalo konsumsi daging sapi sih emang juaraang. Hehehe
Ayooo dibikin rajin lagi diet kantong plastiknya, Mas 😀
diet kantung plastik?
berat…
tidak ada kemasan yg sepraktis plastik
Plastik memang praktis, tapi praktis sesaat dan bahayanya bertahun-tahun.
Mulai dengan bawa tas kain nanti kebiasaan terus males pake plastik lagi deh 😛
Coba aja
ah, jadi keinget dulu pernah dapet undangan soal plastik yang bisa cepet terurai.. axiom atau apalah itu.. yang sekarang bener-bener digunkan oleh kebanyakan toko/dept store.
Seberapa cepat terurainya, Bil?
kalo ga salah 10-25 taun gitu deh baru terurai. tapi itu jauh lebih cepat ketimbang plastik biasa, apalagi plastik pasar — yang warna item itu, karena itu bisa 70-100 taun baru terurai.
Climate Exchange adalah kata-kata yang banyak dibicarakan semua orang ketika saya di Canberra tahun 2010 yang lalu Eka. Mereka bukan hanya membicarakannya tapi mengerjakannya sekaligus contohnya mereka lebih suka jalan kaki, bersepeda, irit penggunaan air, melestarikan alam dan hutan, melakukan penelitian tentang perubahan ikilim dll.
Nah langkah kecil saya adalah banyak berjalan kaki, bersepeda, saya ingatkan keluarga irit penggunaan air di rumah, jangan buang sampah sembarangan.. 🙂
Tambahio dengan diet kantong plastik juga dunk, Uda 😉
Kebetulan nih Kak, daging sapi pas mahal haha
Belum pernah nulis sih ttg cintaku thd bumi ini..lumayan bisa jadi ide postingan hihihi
Ditunggu postingannyaaaa ^_^
saya sudah ga makan daging sapiiii (since I was in Mom’s womb) 🙂 dann.. selalu minimalis kantong plastik. Adanya saya koleksi tas2 kain saya.. keren2 lo mbak.. 😀
Ehh.. ada postingan yg saya tag mbak Eka, mampir ya.. ke “What’s UP 2013?!”
NZ…? *tambah ngiri. ><
Oh iya kamu kan memang gak boleh makan daging sapi kaaan 😀
Siyaap, nanti daku meluncur yaaa
hijaukan semampu kita ya mbak, jadi ingat kalau kepasar suka diprotes pascal , mama harus bawa tas sendiri supaya tidak dikasih plastik
Aku ngefans sama Pascaaal! ^_^
Hem diet kantong plastik, mungkin berusaha untuk berbelanja menolak kantong plastik kecuali memang benar-benar terpaksa.
Betuuul ^_^
Iya… perubahan iklim kacau… di Jepang pun terjadi hal yg sama kok… tahun ini terasa lebih dingin dari tahun sebelumnya…
di Jepang makannya daging babi ama ikan dong… \(^.^)/ *karna sapi cukup mahal huehehe 😛
aku juga ngurangi make AC di musim dingin ini, bukan karna mengurangi global warming sih, tapi karna bayar ACnya mahal buahahaha 😛
Buahahaha jawaban anak kos!
Iiiih babik gak sehat lho, ayok banyakin makan sapi.
Kamu udah diet kantong plastik belum? 😉
wah ini… katanya suruh ngurangin makan sapi trus komennya suruh banyakin makan sapi… LABIL….
aku dah punya bag nya sih yg reusable, tapi jarang dipake buahahaha 😛
1. diet kantong plastik, bener banget, mending bawa kantong plastik sendiri daripada tiap belanja harus beli (di Indonesia kantong platik belum harus bayar kan :D).
2. Ikan jarang ditempatku, lagipula bentuknya aneh-aneh bingung masaknya. Kalau daging busyett 1001 macam 😀
3.Ya harus hemat, wong listrik disini muahal. Untungnya ga perlu AC, keluar rumah juga harus berjaket sangking dinginnya hehehe.
Walau summer tetap dingin, Kak? 😮
summer pendek, panasnya cuma 3 bulan, kalau bener-benar panas bisa sampai hampir 40 derajat C, paling hanya sebulan (Juli-Agustus), lainnya ademmm :). Kalau kamu & suami punya kesempatan ke Eropa boleh bermalam di rumahku :D.
Really?
Asyiiiik. Ma kasih tawarannya kak!
Jadwal plesiran setahun ini udah penuh 😀
Semoga ada kesempatan tahun depan ya kak. Peluks!