Just to travel is rather boring, but to travel with a purpose is educational and exciting. -Sargent Shriver-
Seperti kebanyakan orang, saya salah mengerti makna dari batik. Selama ini saya kira Batik itu adalah motif, ternyata tidak begitu. Batik adalah teknik merintang warna di atas kain menggunakan berbagai macam bahan. Teknik merintang ini bisa pakai tepung tapioka, nasi, malam dll. Proses pembuatan batik itu sungguh rumit dan memakan waktu. Gak heran deh kalau harga batik tulis yang pembuatannya sesuai pakem itu bisa selangit harganya. Hey ini soal karya seni, dan karya seni itu priceless!

Gimana sih cara membuat Batik itu?
-
Pertama-tama kain mori (bahan baku) dipotong ya bow sesuai kebutuhan.
-
Terus ada proses Mengetel yaitu menghilangkan kanji dari mori dengan cara membasahi mori tersebut dengan larutan minyak kacang, tipol, soda abu, dan air secukupnya. Abis itu mori diuleni, dijemur, lalu diuleni lagi and dijemur lagi. Prosesnya diulang-ulang sampai tiga minggu lamanya lalu dicuci sampai bersih. Proses ini dilakukan biar zat warna bisa meresap ke serat kain dengan maksimal.
-
Setelah itu di-lengreng alias menggambar langsung pada kain. (Tapi kadang ada juga yang menggambar terlebih dulu di pola kemudian habis itu baru diceplakkan ke kain, itu saya gak tau namanya).
-
Setelah nglengreng, proses berikutnya adalah Isen-isen alias memberi variasi pada motif yang telah di-lengreng. Intinya sih digambar-gambari biar lebih cantik gitu.
-
Nembok yaitu menutup (ngeblok) bagian dasar kain yang tidak perlu diwarnai.
-
Ngobat adalah mewarnai batik yang sudah ditembok dengan cara dicelupkan pada larutan zat warna. Zat warna ini bisa alami seperti dari serat kayu atau juga bisa kimiawi. Jelas yang alami akan lebih mahal harganya.
-
Nglorod adalah enghilangkan lilin dengan cara direbus dalam air mendidih. Pekerjaan ini harus dilakukan oleh orang dewasa karena ini sangat berbahaya.
-
Pencucian, setelah lilin lepas dari kain, lalu dicuci sampai bersih dan kemudian dijemur. Dan jadilah batik ^_^
Rumit dan panjang banget kan bikin batik itu? Dan yang ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi atau bahasa linggisnya sih Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity pada tanggal 2 Oktober, 2009 oleh UNESCO adalah nilai historis atau budaya dalam pembuatan batik itu. Ya bikinnya itu memang njlimet begitu bow, layak banget buat dilestarikan!

Koq Eka bisa tahu itu semua? How come clueless Eka can know so many things about batik in a minute? Well, I WAS LUCKY! Jadi @elleindonesia bersama @solusimencuci ngadain trip ke beberapa kota untuk memperdalam kecintaan terhadap batik. Trip pertama adalah ke Yogyakarta, Solo, kemudian Pekalongan dan yang terakhir adalah Madura. Trip ini tidak gratis, walau tidak banyak tapi saya tetap harus membayar sekian rupiah untuk mengikutinya. Tiga hari petualangan yang memperkaya jiwa!
Lelah tapi Senang ^_^
Jumat, 7 September 2012, Pulang dari kantor, dengan terburu-buru saya diantar suami ke bandara. Oh great! Ternyata pesawatnya delay. Alhasil saya dan 14 orang lainnya yang mengikuti trip ini sampai di Surabaya cukup larut malam, ditambah pula insiden kesasarnya bis yang membawa kami ke Hotel Santika Jemursari Surabaya, praktis hampir dini hari baru kepala ini menyentuh bantal. Tapi kegembiraan ketemu teman baru juga bayangan serunya trip perburuan mengenal batik ini membuat saya terlelap dengan senyuman.
Jembatan Suramadu. Yeay! Akhirnya bisa ngelewatin ini juga 😀 hahaha.
Blusukan ke Bangkalan
Sabtu, 8 September 2012, pagi-pagi sekali saya dan @dillahfara (teman sekamar saya) sudah nongkrong di restaurant. Iya, maklum ya saya rakus :p eh? Ketika sarapan ini saya kopdar dengan mbak Nungki, salah satu blogger juga. Nanti di postingan lain saya ceritakan ya ^_^ Tepat pukul 8, bis kami melaju ke Madura tepatnya sih ke Bangkalan. Saya cukup terpana juga ketika melewati Jembatan Suramadu yang terkenal itu. Bagus! Berasa menyebrangi Golden Gate di San Fransisco (halah! Kayak pernah ke sana aja. Ka
). Sampai Bangkalan, hal yang pertama kami lakukan adalah mengunjungi Museum Tjakraningrat.

Kami belajar banyak hal tentang budaya Madura dan juga ditunjukkan batik kuno nan cantik yang menjadi koleksi museum.
Lalu setelah puas memilih batik-batik cantik (yang Ya Tuhan bikin saya dalam histeria mode) kami belajar bagaimana cara merawat batik biar gak lekas pudar. Untuk mempertahankan warna batik maka batik sebaiknya tidak dicuci dengan detergen tapi dengan lerak atau Attack Batik Cleaner yang modern, praktis dan lembut buat mencuci serta merawat batik biar awet.

Oh abaikan dua perempuan geblek yang sedang berusaha pose alami sok-sok kalem dan anggun ini
Can’t hold my laughter, berusa kalem padahal aslinya pecicilan. Hahaha
Malamnya kami semua kembali ke Surabaya dan makan malam sambil melihat film dokumenter besutan Nia Dinata yang berjudul “Batik Our Love Story”. Film ini menceritakan proses pembuatan batik, kendala yang mereka hadapi hingga impian-impian para pengrajin Batik. Saya meneteskan air mata saat film ini menayangkan keresahan para pembatik yang bingung dengan regenerasi pembatik. Yang muda-muda udah gak mau bikin batik katanya. Deg! Saya koq jadi gentar, kalau gak ada yang meneruskan, apakah suatu saat batik akan punah? Duh! Amit-amit jangan.
Ngeblog itu KEREN
Minggu, 9 September 2012, di hari ke-3 ini kami menuju ke Pamekasan. Tak lain dan tak bukan kami mau berburu batik di Pasar 17 Agustus!
Petualangan Berburu Batik Hingga Madura itu sudah saya tuliskan, hayo udah baca belum? ^_^ Ahya di Pamekasan ini saya bertemu mbak Riana yang merupakan adik dari Mas @bukik –blogger kesohor dari Surabaya itu-. Mbak Riana sangat ramah menjadi guide saya dan beberapa teman dalam rombongan untuk berbelanja batik. Wow! Ngeblog itu memang keren, ada banyak teman (bahkan di tempat tak terduga) yang dengan tangan terbuka akan menyambut serta membantu kita. Saya terharu! Oh hail blogging live!

selalu suka membaca tulisanmu kak 🙂 informatif 🙂 mungkin nantinya batik (tulis) gak punah, tapi harganya makin mahal karna yang bikin semakin sedikit (sebenarnya sekarang sudah terjadi sih…) 😦
Makanya aku udah siap-siap koleksi dari sekarang nih, Noy 😀
hehehe. Seneng kalau artikelnya berguna ^_^
iya kak 😀 btw, udah tak follow @batikraddina duuh koleksinya kueren2 yaah yg batik tunjung bumi nya maakjaang 😀 makasih banyak ya kak
batik gw? lumayan byk… sebagian koleksi alm nyokap sih, dan ada dua lembar batik kuno asli kraton jogja warisan eyang putri. buat dipake klo gw merid siy ktnya…
tp kapan coba?
hehehe
Batik untuk menikah itu kalau gak salah motifnya adalah Batik Sido Mukti CMIIW.
Well, kalo lu married, jangan lupa undang-undang ya, Nooo ^_^
Mbak Eka, aku terharu, terharu dengan dua perempuan geblek yang sok anggun jatohnya malah pecicilan ga karuan.
Huahahahaha Aliiiing, apa coba yang ada di kepala kita sampai pose begitu, ha? 😀 jelas-jelas banget itu nafsu pecicilannya ditekan banget hihihi
Seru banget jalan-jalannya Mba Eka. Dan perburuan batiknya itu bikin mupeng. Ternyata wajar lah ya kalo batik bisa dihargai jutaan. Daaan lebih wajar lagj ya kalo kita marah waktu batik diklaim. Heheeehe.
Dan kita harus juga memikirkan pengrajin-pengrajin batik itu lho, mereka itu cinta mati sama Batik. Tapi kadang kepedulian kita kurang…
Mantap… suka juga sama batik yang dipegang itu mak… Dan ternyata, ga gampang juga nge batik yaa.
Yep! Bikinnya butuh proses lama 🙂
So, mari kita bangga dengan batik!
mupeng mupeng 😛
jembatannya keren ya
Iya mbak, jembatan Suramadu memang keren!
syaang banget gak boleh turun buat foto-foto 😀 ya bisanya foto dari dalam bis aja deh
jalan-jalan yang penuh manfaat …
Bermanfaat buanget! ^_^ Tambah ilmu, tambah teman. Yeay
belum terlalu banyak sih mbak batikku 🙂 tapi pascal & Alvin juga punya batik loh
Kembaran batiknya? Kayak Sarimbit dunk 😉
ouw. aku juga suka beli batik, terlebih lagi karena dipakai untuk kerja tiap kamis dan jumat. aku punya berbagai corak batik khas daerah di seantero jawa tengah.
tapi banyak itu yang dibeli aja belum dijahit… -__-
Sama mbak batikku juga banyak yang belum dijahit 😀
Eh Kalo di Jakarta cuma hari Jumat yang pakai batik lho
cuman dua, baru mau jahit, tapi duitnya keburu habis beli susu Arjun, hahhahahahahahha… yah, kebutuhan tertiary pun harus ditunda. Tapi, kalo jalan2, tetepu MUPENG ABESSS..
Well, kan harus ada skala prioritas hihi 😉
Walau jalan2nya bayar, ya sebandinglah dengan pengalaman berharga yang Eka dapat :). Saat ini saya punya 2 batik, tiap minggu gonta ganti pakainya, & 1 rok batik panjang. Suami juga suka pakai batik, dia punya 3 kemeja batik, dan minta dibelikan lagi 3 yg baru (*nitip teman yg mau datang berkunjung).
Tiap Minggu pakai batik? Acara apa kak?
kalau pergi kursus saya sering pakai Batik supaya berkesan Indonesia banget gitu :). Saya suami, dia bilang dia suka motifnya rame :D.
Ha! Nice idea, secara gak langsung jadi promote Indonesia 😉
Jempol!
Rasa rasanya aku punya banyak batik mbak.. tapi gak ngeh juga dengan history dr batik tersebut karena belinya juga asal krn perlu ~_~
yg plg ngeh itu batik banjar tapi gak tahu juga apa namanya.. *malus* 😳
Hayoo cari tau cerita historisnya batik Banjar itu gimana 🙂
ok.. ntar nanya sama yang ngasih aja.. hihihi
Haish keselip baca bagian “blogger kesohor”
Ceritanya detil khas blog ini
Jadi banyak belajar hehehe
Wooogh aku yang harusnya belajar banyak dari Pak Bukik nih 🙂
Ini neng Eka cinta banget sama Non Aling, fotonya non Aling semua ^_^
Btw, mana hasil buruannya, gelar semua dooooong.
Kan poto mu udah ada di postingan sebelumnyaaaaa 😀
Keren nih Batik Love Story-nya. Bermanfaat.
Hai mas Gegen ^_^ selamat dataaang
ma kasih udah dikunjungi 😉
moga lancar perjalanan batiknya