Pengalaman Keliling Bandung Naik Bandros

Kalau jalan-jalan ke Bandung, sempatin deh naik Bandros buat keliling ibu kota Jawa Barat ini. Diambil dari nama makanan khas Sunda, Bandros sendiri merupakan kependekan dari Bandung Tour on Bus. Ini merupakan layanan wisata dari pemerintah buat masyarakat yang mau muter-muter menikmati Bumi Priangan ini.

Titik naik dan Rute Bandros

Ada banyak titik buat naik Bandros, namun kalau mau punya pilihan rute yang bervariasi ya sebaiknya naik dari Alun-alun Kota Bandung karena semua Bandros start dari situ. Rute Bandros sendiri juga ada macem-macem ditandai dengan warna bus-nya.

  • Bandros Ungu memiliki rute Alun-alun Bandung, penjara, Braga, Gasibu, Taman Lansia, Taman Cikapayang, Alun-Alun Ujungberung, Museum Geologi, Pusdai, Jalan Asia Afrika dan kembali ke Taman Lansia.
  • Bandros Merah Muda/Pink punya rute Taman Lansia, Taman Pasupati (Taman Jomblo). Teras Cikapayang, Teras Cihampelas, Taman Budaya
  • Bandros Biru dan merah melewati rute Alun-Alun Bandung, Cibaduyut, Taman Leuwi Panjang, Museum Sri Baduga. Alun-Alun regol, Kawasan Buah Batu
  • Bandros Hijau rutenya adalah Alun-Alun Bandung. Chinatown, Pasil Kaliki, Alun-Alun Cicendo, Karang Setra, UPI, GOR Padjajaran, dan kembali ke Alun-Alun
  • Bandros Kuning dan Abu Putih muter-muter dengan rute Balai Kota (Taman Dewi Sartika), taman Cibeunying, Taman Superhero, taman Foto. Gedung Merdeka, Alun-Alun Bandung, Braga dan kembali ke Gasibu

Di Mana Parkir Mobil kalau Mau Naik Bandros

Saya berkesempatan mencoba Bandros saat joyride ke Tanah Pansundan kemarin. Kalau bawa mobil, maka bisa parkir di beberapa tempat, salah duanya adalah di Basemen Alun-alun Kota Bandung atau di Jalan Diponegoro atau ya ke parkiran Gedung BCA. Karena banyak orang mengarahkan ke Basement Alun-alun maka saya pun menuju ke sana. Keputusan yang bikin saya merengut karena parkirannya kurang memadai: gelap, berdebu dan kotor.

“Kenapa pouting gitu?” Tanya sahabat saat melihat mulut saya udah maju aja 5 senti.

“Gelap. Takut.”

“Ya tinggal nyalain lampu mobil aja sih,” sahutnya santai dan bikin saya kesel sendiri karena… Ya bener sih, kalo gelap ya nyalain lampu. Hahahaha. Anw, buat yang bawa mobil dan mau naik Bandros, saya sarankan parkir di Jalan Diponegoro atau Gedung BCA aja yang lebih decent dan terang.

Harga Tiket Bandros

Setelah membeli tiket seharga Rp. 20.000/orang, saya dan sahabat pun naik ke dalam Bandros. Berbeda dengan saat akhir pekan atau hari libur di mana Bandros ini banyak peminat sehingga sampe ngantri, saat mau naik Bandros ini kami harus menunggu hingga bus-nya terisi penuh karena hari kerja. Bangku-bangku di Bandros ini sedikit sempit dan petugasnya mengarahkan untuk sebangku duduk berdua. Alhasil saya dan temen saya empet-empetan dalam satu baris bangku. Lutut ketemu lutut! Udah berasa di angkot aja. Hahaha. Tapi tiket cuma 20 ribu Cyin, kok ya mau protes. Ahya, saya pikir alokasi bangku ini layaknya cuma buat 1 dewasa dan 1 anak deh bukan 2-2nya dewasa.

Sambil menunggu penumpang lain, ada pengamen yang bernyanyi di luar bus. Pengamennya sih nggak masuk bus, ia berdiri di aspal sambil mendongakkan kepala ke arah penumpang di dalam bus namun keberadaannya membuat saya resah. Baru saya sadari kalau terakhir kali saya naik bus dan ada pengamennya itu mungkin hampir 25 tahun lalu. Diam-diam saya mencengkeram tas erat-erat. Resah, rasa nggak nyaman dan sedikit takut. Wis, nggak usah dibahas, saya emang punya trauma sendiri naik bus dan suasana ini membuat saya teringat kejadian nggak enak itu.

Keringat dingin mulai mengucur dan sepertinya sahabat saya menyadari hal itu. Ia meraih tangan saya dan menggenggamnya erat.

“Are you okay?” Tanyanya serius.

“I’m scared.”

“I’m here.”

Singkat, padat. Nggak rewel bertanya ada apa namun menenangkan. Sahabat mestinya gitu. Bisa baca situasi dan nggak kepoan, di saat-saat tertentu yang penting hadir menguatkan kita meski hanya lewat genggaman tangan. Betul? Anw, ketegangan saya menurun saat pengamennya mulai nyanyi lagu-lagu rohani 😀 ya gitulah kalo trauma kicks in yaaa. Hahaha.

Baca juga:

  1. Hilton Bandung
  2. West Point Hotel Bandung
  3. Art Deco Hotel Bandung

The Wheels Roll

Bus pun akhirnya jalan setelah kami menunggu 20 menit. Saya senang sekali naik Bandros ini apalagi ada pemandu wisatanya yang ramah, supel, interaktif dan sangat fasih menerangkan tempat-tempat yang kami lewati. Nggak heran pemandu wisatanya berkualitas begitu karena melihat dari atributnya ia memiliki lisensi. Artinya ia merupakan anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia alias HPI yang tentunya sudah mendapatkan pelatihan. Pantes aja, mumpuni!

“Bapak-Ibu, dalam waktu 20 menit kita akan keliling Indonesia nih,” Kata pemandu wisatanya yang bikin saya dan sahabat saya saling pandang mengeryitkan kening. Maksudnya apa?

“Sebentar lagi kita akan melewati Jalan Riau, Jalan Sumatera dan Jalan Lombok. Nah keliling Indonesia kan?” Lanjutnya lagi dan membuat kami para penumpang bus tertawa. Hahaha bisa aja diaaa. Lalu saat melaju di Jalan Asia Afrika pemandunya bilang…

“Nah, tadi kita udah keliling Indonesia, sekarang kita akan mengarungi 2 benua. Cuma di Bandung lho Bapak-Ibu, ini Jalan Asia-Afrika tempat diadakannya KAA dulu.” Pemandunya emang mantap! Hahaha. Bikin banyak ketawa.

Sambil mendengarkan cerita pemandu wisata, sesekali saya dan sahabat mengomentari orang-orang yang lalu lalang di sepanjang jalan. Mulai dari kelakuan pengendara motor sampai encim-encim di pinggir Jalan Braga yang tiba-tiba ngobrol sama penumpang Bandros, out of nowhere! Hahaha. Luar biasa. Itu bikin kami tertawa lama dan bahkan jadi ngobrol panjang soal perbedaan kehidupan kota kecil dan kota besar sebelum akhirnya balik lagi fokus sama pemandunya.

Selama hampir 1 jam Bandros Ungu yang kami naiki bergerak lambat melewati Bandung yang lumayan macet. Namun semacet-macetnya Bandung, udara tetap saja terasa sejuk. Sepoi angin membelai wajah saya pelan dan saya pun terbuai dengan sejarah Kota Bandung ditemani cerita dari pemandu wisatanya. Vibe Bandung emang beda. Romantis dan manja. Dari sudut mata, saya melirik sahabat saya, ia juga terlihat sangat menikmati wisata murah meriah ini. Bandros emang oke.

Tips Naik Bandros:

  1. Usahakan naik di hari kerja, meski harus menunggu bus penuh tapi nggak perlu rebutan sampai ngantri dan macetnya jalanan Bandung nggak separah kalau wiken
  2. Parkir di tempat terang biar nggak ketakutan kayak saya
  3.  Enjoy pemandu wisatanya

Selamat Hari Rabu, Sobat CE. Udah pernah Naik Bandros?

5 respons untuk ‘Pengalaman Keliling Bandung Naik Bandros

Add yours

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑