Pelangi di Senja Hari

Langkah-langkah kecil saya beradu dengan trotoar abu-abu di pinggir jalan Kuta yang padat. Ah, deru mobil, riuh motor dan bising proyek pembangunan gedung bergabung ramai dengan tawaran paket plesir berkeliling pulau Dewata. Saya melemparkan pandang ke sekililing, dari arah jam 1 datang sebuah mobil sedan berkaca terang. Lalu ketika mobil itu tepat berada di sebelah saya, kaca jendelanya diturunkan. Nampak wajah pria muda dengan senyum manis menawan. Kalau boleh menilai, pria ini nampaknya paduan antara Darius Sinatrya dan Alex Komang. Wajah imutnya kayak Darius Sinatrya tapi gondrongnya kayak Alex Komang dengan kulit hitam manis yang asli emang maniiiiis banget! Hihi saya raba dada ini, jantung saya normal bow! Masih berdetak tak karuan soalnya :mrgreen:.  Pria imut tadi melemparkan senyumnya sambil berkata, “boleh kenalan, mbak?” Saya tertawa, antara senang masih ada yang menggoda di usia yang sudah kepala tiga ini namun juga males ngeladenin. Duh mas, I have no time for emotional complication! Teriak saya dalam hati sambil melirik cincin di jari manis kanan. ^_^
Kawan Seperjuangan ^_^
Asyik pikiran saya berkonsentrasi untuk melalui jalan yang ramai ini ketika tiba-tiba seorang bule bermata biru, berambut coklat muda tersenyum dan menyapa saya. “Hi,” begitu katanya. Disapa begitu, saya sempat kaget dan menghentikan langkah kaki untuk memberikan waktu buat mata menjalankan fungsi radarnya. Aiih, cowok ini cute sekali dengan celana pendek dan hanya bertelanjang dada mempertontonkan otot-ototnya yang bersembulan. Saya taksir, usianya mungkin baru 35. Darn! Sepertinya mood Tuhan sedang bagus ketika menciptakan keturunan Adam yang satu ini. Ganteng bow! Senyumnya begitu mengena. Namun saya bukan perempuan lajang yang sedang mencari pasangan, sapaan yang biasanya jadi alat pembuka percakapan lalu bertukar nama atau nomer telepon tadi saya acuhkan. Hihi. Sok GR lu Ka, emang tu bule mau ngajak kenalan, gituh? Ah gpp GR daripada minder, itu prinsip saya! :mrgreen: Saya tergelak, sungguh-sungguh tergelak, ahaha somehow saya selalu merasa sangat laku jalan-jalan sendirian di Pantai Kuta. Terima kasih wahai kalian pria-pria lucu yang menghibur hati, kalian memberikan pelangi di senja hari! Dan saya pun melenggang sambil melemparkan senyum termanis yang saya punya.
Sekeping memori di pantai Kuta
Saya kira, sekarang saya sudah terbebas dari segala macam gangguan sapaan. Salah! Beberapa lelaki dengan kulit legam terbakar mentari menawari saya hal lain. “Ojeg non?” Begitu tanyanya. Dan lagi-lagi tawaran itu saya balas dengan senyum. Namun senyum yang tersungging hasil antara diajak kenalan oleh satu pria imut dan sapaan cowok bule tadi mendadak sirna tatkala mendengar kalimat yang terlontar setelah itu. “Ah, mbak itu bule hunter, mana mau naik ojeg.” Doeeenk! Seperti ada batu godam mementung kepala saya. Sempat terlintas ingin balik badan lalu ngomel-ngomeli cowok tadi. Kalau perlu sambil dipelototi galak deh. Aiiih koq ya nuduh-nudah saya bule hunter seenak udelnya sendiri (padahal udel itu belum tentu rasanya enak, sapa coba pernah nyicipi? 😛 Hihi). Cih! Namun otak saya yang sudah mulai gak waras karena lama sekali memendam rindu pada suami ternyata masih bisa berpikir jernih. Alih-alih ngomel saya malah tertawa saja. Huahaha, mungkin tampang saya cocok buat ngejar-ngejar bule kali yah 😀 tampang mbak-mbak ART dirumah kali ya, mungkiiiin. Embuh, ora urus. Ah kalian, tidak tahukah kalian kalau saya telah mengikat janji dengan pria berkulit hitam manis, berbibir merah muda yang riang senyum dan hangat peluknya sanggup melelehkan beku hati yang paling dingin sekalipun? Dan cincin emas putih di jari manis berkilat-kilat ditempa sinar matahari sore seolah menyetujui pemikiran saya itu.
I don't think I can survive as a solo traveller. At least I need a buddy, 1 buddy would be enough. Oh dear @adrian_sir would u hurry up? >.<
Sandal ungu ini kembali terayun dalam langkah-langkah kecil menapaki trotoar Jalan Pantai Kuta, di kejauhan saya lihat beberapa kawan telah menunggu. Saya pun menghambur dalam tawa sukacita bersama mereka, walau dalam hati terus terselip rindu, “Abang, cepat donk nyusul ke sini, ingin aku nikmati senja pantai Kuta ini bersamamu.”

39 respons untuk ‘Pelangi di Senja Hari

Add yours

  1. bali selalu menyediakan sanctuary utk menyembuhkan hati yang luka *keinget film yang dilakoni julia roberts -eat pray and love-*
    bali juga selalu menyediakan kesempatan untuk menjalin cinta sesaat.
    ahh tempat romantis emang selalu gitu ya mba 😀

  2. Mbak,, kok tiap aku buka dari HP gak bisa nulis komentar yak.. kolom komentarnya gak ada gitu 😦

    tapi lagi di kute kah mbak eka? waaahhh seneng deh digodain bule terus 😛

  3. indah ya pemandangannya disana.

    Aku jadi ingat dulu waktu masih tinggal di bali. Lama juga tinggal disana, 13 tahunan. Pantai Kuta, jadi tempat tongkrongan sama anak-anak. Wajah eksotis kali mbak, makanya digandrungi bule-bule :p

  4. Hhhmmm… Terkadang memang godaan datang ketika kita sudah memiliki pasangan hidup, dan biasanya itu yang membuat kita terjerumus didalamnya sehingga muncullah istilah selingkuh. Tapi saya yakin Mbak termasuk dalam kategori pasangan yang setia jadi meski ada godaan2 seperti yang Mbak ceritakan diatas, semuanya LEWATTTT… Btw, salam buat keluarga dari tanah Borneo. Trims…

Tinggalkan Balasan ke hyudee Batalkan balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Blog di WordPress.com.

Atas ↑

%d blogger menyukai ini: