Hari Ke Tujuh Ratus Tiga Puluh

Tidak akan ku lupa cara kita bertemu, Kekasih. Tidak lazim layaknya sepasang anak manusia lainnya. Bahkan hingga sekarang aku tak mampu mencerna bagaimana panah Cupid itu terbang lalu hinggap di hatimu kemudian dihatiku.

Selalu, kuingat bagaimana engkau bersikeras meminta nomor teleponku. Kala itu, diusia menjelang seperempat abad, aku adalah tutor di sebuah tempat kursus dimana kau menitipkan segepok uang untuk diganti dengan secuil ilmu bercuap-cuap bahasa asing. Kamu dengan keras kepalamu terus bertanya berapa nomor teleponku. Tentu saja ku tolak. Apa nanti kata dunia jika seorang tutor wanita berkencan dengan muridnya?

Tanpa lelah engkau menggedor pintu hatiku yang tertutup, yang telah ku kunci rapat-rapat dan kubuang kuncinya kedalam dasar laut yang paling dalam. Dingin adalah jawab bagi pendekatanmu. Menyerahkah engkau? Tidak. Nampaknya engkau penganut paham the more you ignore me, the closer I be. Dasar Pantang Menyerah! Tapi justru keteguhanmu itu yang diam-diam membuat dadaku berdesir; kau merekakan sebuah kunci sakti yang mampu membuka hatiku juga menyingkap selubung beku jiwa. Kau lucuti semua. Luruh. Hingga gelak tawa pun dapat terkembang lagi di bulat wajahku. Indah, juga bahagia 🙂 cerah warna pelangi mengisi waktuku, secerah tulip di negara kincir angin sana.

Cintamu begitu manis, Kekasih. Melumerkan hatiku yang keras, menghangatkan jiwa dan membuat mata ini kembali berbinar-binar penuh nyawa. Katakan padaku, Kekasih, apa yang kau lihat dariku? Apa yang kau cari di dalam diri ini sehingga kau bersikeras menjadi tuan dalam sepotong daging di sentral tubuhku yang bernama hati? “Tidak ada alasan mengapa aku mencintaimu. I just love you. Dot. period.” Begitu katamu setiap kali aku bertanya mengapa engkau mencintaiku. Dan aku pun tenggelam dalam elok cinta yang kau suguhkan.

***

“Would you marry me?” tanyamu setelah dua tahun menduduki singgasana hatik Ditanganmu terdapat sebuah kotak beludru berwarna biru (warna kesukaanku) berisi bilah cincin putih dengan sembilan titik kilau menghiasi atasnya. Aku terpana. Berapa rupiah kau habiskan untuk sebuah pertanyaan yang belum tentu ku jawab ya? Tapi memang hanya pria dengan segudang percaya diri yang dapat menaklukanku. Dan itu kamu.

Kekasih, hari ini, hari ke tujuh ratus tiga puluh kita merenda simfoni pernikahan. Aku terharu, mengenang kembali ikrar janji sehidup semati yang terucap di depan altar. Mengingat setiap tapak kaki yang telah kita jejakkan berdua. Segenab hatiku kagum akan kebaikan Tuhan; berkatNya melimpah. Engkau adalah hadiah terbesar yang Tuhan berikan untukku, Kekasih. Terima kasih untuk dua tahun pernikahan yang telah kita lalui bersama. Terima kasih telah menjadi imam bagiku, mengarahkan jalanku. Terima kasih untuk semua bahagia yang engkau berikan, didikan yang engkau ajarkan. Terima kasih juga untuk tetes air mata yang pernah membasahi pipi, itu mengasah karakter jiwa ini yang harus terus ditempa. Happy 2nd Anniversary Suamiku. Lagi dan lagi aku jatuh cinta kepadamu.

Iklan

45 respons untuk ‘Hari Ke Tujuh Ratus Tiga Puluh

Add yours

  1. Inang si paima …Happy Anniversary ya…
    tetap mesraa ampe oppunk-oppunk ,dan makin diberkati .
    gw baca ini ampe netes airmata ka..hiks
    Jesus lov u …

  2. Happy anniversary yaa! Semoga beratus-ratis dan beribu-ribu hari lagi akan kalian arungi dalam kebersamaan dan kasih…

    Hai Eka, aku ada blog baru loh. Mampir ya kalo sempat..

  3. semoga berbahagia selamanya sobat!

    Wah blognya penuh inspirasi cerdas. Link sobat udah terpasang di blog ku(bgian blogroll) . Link balik ya sobat! Terima kasih sebelumnya 🙂

    Wish you a wonderful life forever!

  4. Happy Anniversary ya Eka…
    Romantis sekali kisah kalian berdua…. 🙂
    Semoga pernikahan kalin selalu diberkati oleh Tuhan, saling menyayangi sampai opung2 ya…

  5. Aw ketinggalan, tapi udah ngucapin di Facebook, jadi dimaafkan lah yaa hehehe 😀

    Semoga api cinta kalian berdua terus menyala untuk beratus2 hari yang akan datang.. Amiin..

  6. Tulisanmu manis sekali Eka…
    Hmm hati seorang gadis akhirnya luluh oleh pendekatan yang terus menerus…berbahagialah Eka, engkau telah mendapatkan tambatan hatimu.
    Semoga kebahagiaan akan selalu melingkupi kalian berdua

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑

%d blogger menyukai ini: