Life is either a daring adventure or nothing -Hellen Keller-.
Semilir angin laut menerpa wajah saat saya meloncat turun dari kapal kami yang sedang bersandar di dek. Saya diberitahu bahwa kami berada di Pulau Komodo, pulau yang terkenal di seantero dunia karena kadal besar keturunan purba yang mematikan itu bermukim di sini. Saya memicingkan mata, berusaha menghalau sinar matahari yang menyilaukan dan mendapati gapura besar bertuliskan WELCOME TO KOMODO NATIONAL PARK berada di kejauhan.
Setelah melewati gapura, saya dikejutkan dengan kerumunan orang yang menjual cinderamata khas Pulau Komodo. Kaget, iya kaget. Saya pikir pulau ini tak berpenghuni, nggak ada orang. Ternyata tetap ada orang juga.

Setelah melewati ramainya pedagang, aura asli Pulau Komodo pun muncul. Rerimbunan pohon dengan jembatan kayu yang lapuk membentang tepat sebelum kami mencapai pos di mana kami harus membayar tiket dan dibagi-bagi dalam grup dengan seorang ranger menemani kami. Ranger kami bernama Pak Abdullah, ia bertanggung jawab atas 5 orang di dalam grup ini yang terdiri dari saya, Bobby, Pino, Gio dan Satya. Saya tersenyum senang melihat pembagian grup, udah kebayang gimana binalnya kami 😛 eh.
Nggak Ada Jaminan Ketemu Komodo!
Tapi, bayangan keseruan itu hanya tinggal bayangan aja karena sebelum menjelajah Pulau Komodo, kami mendapat briefing beberapa peraturan yang disampaikan oleh Pak Abdulah dan ia sudah mewanti-wanti bahwa beraturan tersebut harus kami taati.
Peraturan tak tertulis di Pulau Komodo yang disampaikan oleh ranger Pak Abdullah:
- Dilarang berbicara atau bersuara keras, jika tidak diperlukan tidak perlu mengobrol.
- Berada di dalam satu grup, jangan sampai terpisah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
- Dilarang memberi makan komodo (yang ini juga mikir banget kaliii) hehehe.
Selain itu Pak Abdullah juga menjelaskan bahwa karena Komodo adalah binatang liar yang tidak ditangkar maka ia tidak bisa menjamin bahwa kami akan bertemu komodo. Berdoa aja! Duh, saya langsung lemes pas denger omongan Pak Abdulah yang terakhir itu.. Kalau sampai semua komodo ngumpet dan nggak nemuin kami maka sia-sia sudah perjalanan panjang kami dooong. ((((NEMUIN)))) kayak tamu aja ya? Hahaha.


Selesai briefing kami pun berjalan beriringan masuk lebih dalam ke Pulau Komodo. Pak Abdullah membawa tongkat yang bercabang dua persis kayak lidah Komodo, katanya sih (amit-amit) untuk menghalau komodo jika mereka mendekat. Mendengar penjelasannya, jujur saja saya merasa kurang nyaman. Entah kenapa, nggak tau deh sebabnya. Takut? Sepertinya tidak. Namun saya merasa gelisah sekali. Akhirnya untuk mengusir rasa tidak nyaman tersebut saya berjalan menjajari Pak Abdullah dan dalam kesempatan itu kami pun mengobrol dengan suara lirih.
Legenda Putri Naga Komodo
Alkisah hiduplah seorang putri dimana orang memanggilnya Putri Naga Komodo. Putri ini menikah dengan seorang pria dan melahirkan sepasang bayi kembar. Bayi laki-laki yang merupakan manusia dinamainya Si Gerong dan dibesarkan di lingkungan manusia, sedangkan bayi perempuan yang merupakan komodo diberi nama Ora yang selanjutnya hidup di dalam hutan.
Waktu berjalan, Gerong dewasa berburu rusa di hutan, namun pada saat dia akan mengambil rusa buruannya itu tiba–tiba seekor komodo merebut dan memakan binatang hasil buruan Gerong. Dia mencoba mengusir kadal tersebut, namun kadal itu berdiri menantang Gerong dengan gigi-giginya yang tajam.
Si Gerong memutuskan untuk membunuh kadal raksasa itu, namun mendadak muncul seorang wanita yang bersinar terang yaitu Putri Naga. Ia memisahkan Gerong dengan kadal itu dan berkata, “Jangan bunuh binatang ini, dia adalah Ora, saudarimu. Aku melahirkan kalian berdua. Anggaplah kalian sama karena kalian adalah saudara kembar.”
Sejak saat itu, masyarakat di Pulau Komodo memperlakukan komodo dengan baik. Begitulah dongeng masyarakat lokal mengenai Komodo.

Saya mendengarkan kisah tersebut dengan syahdu. Ah, betapa nilai-nilai luhur suatu daerah yang tersampaikan melalui legenda atau dongeng mampu membantu memelihara komodo dari kepunahan. Saya bilang membantu lho, bukan berarti satu-satunya poin yang membuat komodo tidak punah karena pasti ada faktor ekologi, biologi, dll., yang berperan. Tapi paling tidak melalui nilai untuk tidak membunuh binatang maka satu penyebab kepunahan pun tereliminasi.
MERINDING DISKO KETEMU KOMODO
Begitu asyiknya saya mendengarkan cerita Pak Abdullah sehingga tak terasa kami sudah sampai di Hutan Asam.

Tempat ini adalah sebuah mata air buatan di mana binatang dapat melepaskan dahaga. Nah, karena banyak binatang buruannya seperti babi hutan, rusa, dan burung rehat dan minum di mata air ini, maka (jika beruntung) Komodo yang lapar akan mengintai di seputaran sini. Saat rusa atau babi hutan lengah, Komodo akan menyergap, menggigit dan menebarkan racunnya. Setelah binatang tersebut mati barulah Komodo menyantap bangkai binatang tersebut.
Anw, kata-kata Bang Oyan bahwa mereka yang melihat lumba-lumba (baca post saya sebelumnya) akan beruntung ada benarnya. Karena kami ternyata ketemu Komodo jantan yang besar banget sedang leyeh-leyeh manja di areal Hutan Asam 😀 Cuma jalan sekitar 500m dan udah ketemu. Yeay!



Bergantian kami berfoto di belakang Komodo dengan Pak Abdullah yang memotret di depan Komodo. Duh, saya nggak kebayang sih gimana rasanya memotret binatang purba ini dari depan dengan jarak dekat. Kalo tetiba bangun dan langsung nyaplok si ranger gimana? Hiiiih! Buru-buru saya tepis pikiran buruk itu 😀
Mau Ambil Jenis Trek yang Mana?
Setelah memuaskan hasrat penasaran dengan komodo ini, Pak Abdullah menawari kami apakah mau lanjut trekking atau kembali saja ke bagian depan pulau. Kami sepakat untuk kembali saja 😀 Jiper cyiiin. Masuk ke Pulau ini beneran berasa masuk ke Jurrasic Park! Ngeri-ngeri tyapi asyik gimana gituuu 😀 Ohya, ada empat jenis trek yang bisa diambil kalo berkunjung ke Pulau Komodo. Super Short Trek, Short Trek, medium, long, adventure Trek. Masing-masing memiliki panjang trek yang berbeda. Kami sih milih yang short trek aja ya cyiiin 😀 Tapi buat pencinta petualangan dan uji nyali, silakan banget ambil adventure trek sepanjang 4km tersebut 😉



Harga tiket masuk di Pulau Komodo ini adalah IDR 100.000/orang udah termasuk biaya trekking. Menurut saya, harga tiket ini termasuk murah mengingat pengalaman tak terlupakan yang saya dapatkan. Tapi harga ini belum termasuk tips buat rangers yaaa. Penjelasan lengkap Pak Abdullah bisa ditonton di video milik virustravelling ini. Enjoy!
Tips Berkunjung ke ke Pulau Komodo:
- Pastikan stamina OK, biar trekking lancar dan enak.
- Book lebih dahulu, untuk memastikan ketersediaan ranger atau jika ingin berwisata di luar paket yang disediakan seperti night safari atau trek khusus lainnya.
- No sudden move when taking picture, kata Pak Abdullah, Komodo terganggu dengan gerakan tiba-tiba jika mengambil kamera dan memotret. Jadi, biar amannya bergeraklah pelan-pelan saat mau memotret atau kasih aja ke ranger buat dipotoin
Selamat hari Selasa, Sobat CE! Berani Kecup Komodo?
ee busyet komodonya gede banget
Gede dan mematikan 🙂
Wah ketemu dinosaurus ya kak
Keturunan dinosauruuus
Ya ampun Fotomu ngeriiii. Si Kiki tuh berani kecup komodo di TMII. Aku sih ngeriiiii
Baaaah, aku poto doang berani. Suruh ngecup komodo sih mikir 1000x 😁😁😁
Hahaha leyeh2 manja, jadi ingat Kak Cumi 😅 biaya ranger sudah ditentukan apa seikhlasnya? Kayaknya sudah ditentukan sih ya, soalnya kerjaannya kan beresiko. Duh, suatu saat pengen banget kesini.
Biaya ranger udah termasuk harha tiket. Nah, soal tipsnya itu baru seikhlasnya. Menanti kak cum mmpir ke siniiiii 😀
Mauu ke pulau komodo.. Keren banget kearifan orang-orang lokal di sana yang menghirmati komodo. Mungkin kalau tidak ada cerita itu sudah ditangkepin dan dibunuh tuh komodo. Padahal komodo cuma ada di sana yang merupakan kekayaan alam Indonesia dan membuat Indonesia terkenal. Panjang ya komentarnya 😀
Hehehe… Gpp. Lapak komen dibuka luaaas. Iya, legenda tersebut menurutku salah satu yang membuat komodo lestari
kalau tidak ada legenda itu kali sekarang komodo sudah punah atau populasinya turun drastis, hihi
eh kamu beruntung banget ketemu komodo komodo itu
Iyaaaa. Mungkin karena abis liat lumba2 makanya jadi beruntuuung
mbak gak ngeri ya fotonya deket komodo
Ngeri-ngeri sedaaaap 😀
wah seru.. beneran ketemu komodo ya..
komodo itu sebenernya galak gak sih ka? bisa gigit gak?
Galak kalau lapar ama mau kawin. Dia gigit pake lidahnya, tebarin racun trus buruannya mati baru dia makan. Jadi ya… galak nggak galak sih tapi yang pasti MEMATIKAAAAN :p
Serem yach pas menjelajahi hutan rasanya tiap bunyi gerakan langsung perasaan was2. Begitu juga pas foto-fotoan dengan komodo, hikss takut. makanya foto ku nga ada yang sedekat ini kak. kakak masih berani gitu yach mendekat,
Embyeeer.. Setiap ada gemerisik jadi deg-deg-aaan 😀 hehehe
Ranger-nya bilang aman jadi ya aku berani mendekat 😛 *darah Medan jangan ditantaaaang* hahahha
diceritain ga, kenapa komodo cuman ada di pulau komodo? ga ada yang nyebrang ke bali ato ke jawa gitu misalnya? ato di belahan dunia laen gitu? *sumpah penasaran*
Sayangnya enggak diceritain >.< Aku nggak nanyaaaa. Tapi dari nonton di Natego sih sebenernya Komodo ini nyebrang dari Australia. Di sana punah tapi malah berkembang biak di TNK ituuuu
Seruuuu bangettt… cocokkkkkk deh dari segi gaya.. hihihi.. #jadiranger
Hahaha…. Tapi kayaknya aku nggak berani ngelamar jadi ranger 😛 penakuuut
Hihihi..
Ngecup manjahhhh kali yak, wkwkwk brani emang? *kemudianMelipir
Btw penasaran dgn racun yang dihasilkan dr lidah komodo ini, mematikan sekali sepertinya. Selain kibasan ekornya yang katanya kuat bangeeeet.
Iyaaaa, beracun dan mematikan! Bisa tewas dan jadi mangsanya Komodo. Katanya ada banyak bakteri gitu di air liurnya…
komodonya gendut2,
makannya banyak ya, disediakan atau harus berburu sendiri?
Harus berburu sendiri kak. Mereka liar, makanya nggak ada jaminan bakal ketemu komodo pas ke sana. Seberuntungnya ajaaa.
Ohiya, mereka emang gendud karena metabolismenya lambat dan mereka selalu makan hingga 80% berat tubuhnya abit itu hibernasi deh
Kamu kemarin berapa hari sihmbak di Flores?
3 hari aja kooook ^_^
So febeless….
Itu Komodonya mau diapain juga kok males2 san manja yah.
Komodonya kekenyangaaan 😀
Jarak terdekat sama komodo berapa meter sih kak, serem juga ya.
Kayaknya tergantung keberanian pawangnya deh dan tingkat laparnya si Komodo 😀 Kalo lagi lapar banget mending jangan dekat-dekat 😀
denger suaranya mendesis kaya uler takut deket deket wkakakkak
Desis balik kaaaak 😀 pasti komodonya takut juga 😛 hahaha
Aku hanya Bisa mendesah KAK ngga bisa mendesis
Mendesah? Awas komodonya basaaaah >.<
Jadi pengen jalan2 kesini.. 😀
Ayuuuks
Selamat siang, saya Gabriela dari salah satu universitas pendidikan terkemuka di Surabaya. Saya sedang meneliti teori motivasi wisatawan mengunjungi Taman Nasional Komodo untuk skripsi (tugas akhir jenjang pendidikan S1) saya. Kalau tidak keberatan dan bersedia, bisa saya minta waktunya untuk berpartisipasi pengisian kuesioner saya? Terima kasih banyak, Tuhan memberkati.
Boleh kak Gaby. Kirim email aja ke ceritaeka @ gmail dot com ya
woww .. amazing … foto bareng komodo.
itu komodonya juga kayaknya sudah dikasih makan banyak .. biar kenyang, mager dan ga agresif ya mba ..
Enggak. Di Pulau Komodo ini kan Taman Nasional jadi biar memelihata sifat aslinya tetep ada maka mereka gak dikasih makan tapi berburu sendiri.
Aku sempat liat ada 2 komodo yang kejar-kejaran mau duel dan makan. Beuuuh, sereeem
nice