Menurut saya memori diciptakan untuk menampung segala ingatan akan masa yang telah lalu, baik yang menyenangkan atau tidak. Sedangkan hati diciptakan dengan segala keunikannya untuk merasakan semua gejolak emosi, menggerakkan pikiran, meniupkan semangat, hingga membisikkan keinginan, impian dan cita-cita.
Salah satu keinginan saya adalah mendaki dan berkemah di Gunung Papandayan Garut, Jawa Barat. Keinginan itu sudah terhembus mulai saya masih kurus langsing dan kinyis-kinyis di tahun 2000 dulu :D. Tapi entah gimana nggak pernah jodoh aja. Yang temen hiking-nya bisa, eh saya nggak bisa. Giliran saya lowong eeeh temennya yang nggak bisa. Atau, pas kami beramai-ramai bisa, lhaaaa Gunung Papandayannya ditutup 😐 beneran nggak jodoh gitu deh. Lalu di bulan Desember ini tanpa direncanakan malah bisa ke Papandayan! Emang nggak kemping tapi ya lumayanlah bisa sampai ke atas. Bersyukur banget. Seneng banget!

Impian Yang Tertunda 15 Tahun
Gunung dengan ketinggian 2665dpl ini kawahnya masih aktif lho. Jadi di komplek kawah ada lubang-lubang magma lucu yang mengeluarkan asap/uap air. Cantik deh. Mendaki Gunung Papandayan itu nggak pakai lama. Cuma butuh sekitar 30 menit (ini pun udah plus foto-foto), saya udah sampai di punggung Gunung. Rasanya teduh banget bisa reuni lagi sama jalan setapak, terik matahari dan udara gunung yang segar. ^_^ Lumayanlah buat mengobati kangen hiking.
Narsis? Hahaha. Lha piye… Nggak bisa lihat background bagus 😀 Puas berfoto-foto sebentar, saya lihat langit mulai mendung. Saya pun bergegas turun ke kaki gunung.Dalam perjalanan turun tersebut saya berpapasan dengan rombongan pencinta alam yang mau kemping di Padang Rumput dekat sungai. Senyum sumringah mereka bikin iri tapi nggak sampai galau kok. Lain kali akan ada kesempatan untuk saya kemping di sini juga. Sekarang saya udah cukup bahagia dengan bisa nyampai ke Papandayan :D.
Anw, benar ya apa kata pepatah bahwa segala sesuatu itu ada waktunya. Mau gimana pun usaha kalo emang belum waktunya ya nggak akan tercapai aja tapi kalo memang udah garisnya, semesta mendukung untuk terjadi. Setelah 15 tahun, akhirnya saya menginjakkan kaki juga di Papandayan. Puji Tuhan. Tapi walau semua sudah ada garisnya bukan berarti terus jadi nyantai dan cuek, karena sesungguhnya tidak ada usaha yang mengkhianati hasil. Semua tetap perlu diupayakan dan diusahakan :).
Dan tahun 2015 sebentar lagi berlalu. Menoleh ke belakang, di tahun ini ada banyak hal yang terjadi. Saya bersyukur untuk impian-impian yang terwujud, ada yang enggak tapi gpp. Mungkin belum waktunya. Saya bersyukur untuk beberapa cita-cita yang terlaksana. Saya berterima kasih untuk banyak air mata yang tercurah yang mendewasakan saya, lebih-lebih juga mensyukuri banyak gelak tawa yang menghiasi hari-hari yang dipercayakan Tuhan kepada saya. Puji Tuhan.

Catatan Pribadi
Memasuki tahun 2016 terselip sebuah catatan, bisikan lembut dari hati nurani sang sahabat jiwa, “Don’t be too hard on yourself. Ingat, semua ada waktunya, Ka. Nggak perlu terlalu kecewa kalau memang ada yang belum tercapai. Mungkin memang belum rejekimu atau mungkin ada garis lain yang sudah disiapkan Gusti Allah. Garis yang lebih berwarna, lebih hidup, tapi yang pasti yang paling tepat untukmu. Dan jangan lupa bersyukur kalo Tuhan mengabulkan keinginanmu (eh tapi bersyukurlah dalam keadaan apapun, Ka. Apapun. Karena semua rancangan Tuhan adalah rancangan kebaikan), bersukacita senantiasa dan jangan lupa bersedekah. 2016 membentang, siap diisi dengan segala kebaikan dan dicoreti dengan banyak warna kehidupan. Apapun itu, Berpeganglah pada Tuhan.”
Saya tetap membuat resolusi buat di tahun 2016. Target itu harus dipasang dan digaungkan supaya diri ini ingat. Nggak tercapai? Ya gpp. Itu resolusi pengen hiking ke Papandayan aja kesampaiannya 15 tahun kemudian 😛 Hihihi
Selamat tinggal 2015. Hallo 2016! Dan Selamat Tahun Baru buat semua sobat CE, God bless!
selamat tahun baru kak
Sama-sama dear!
Happy new year Eka!
Muach
Ruarrrr biyasaaa ya mbaaa… Tuhan selalu mengabulkan mimpi2 itu, di saat yang sama sekali engga kita duga2 🙂
Beneer. Semua ada waktunyaaa
Terima kasih ya, Mbak. Saya pikir, saya juga tidak perlu khawatir soal berbagai hal yang sudah diniatkan tapi belum terlaksana di 2015. Semua ada waktunya, mungkin cuma waktunya belum tepat. Tapi semua pasti terlaksana kalau sudah kita niat dan usahakan. Terima kasih Mbak, semoga 2016 jadi tahun penuh anugerah buat kita semua, yang lebih baik dari 2015 :amin.
Amiiin. Semangat yaaa
:)).
selamat tahun baru mbak! 😀
indah banget pemandangan bebatuan Gunung Papandayan~
Bikin pengen ke Papandayan lagi kaaan
Happy new year ya mbak eka
Selamat tahun baru jugaaa
kalau resolusi nikahku..semoga segera kecapai. amiiinn…please Tuhan,,jangan suruh aku tunggu 15 tahun
Hihihi… Semoga terlaksana indah pada waktunya
Selamat tahun baru ya (meskipun telat ngucapinnya)
Gpp ^_^ Selamat tahun baru jugaaa
Happy new yaer mba Eka. Diaminkan buat semua harapannya, semoga di tahun 2016 bisa tercapai pada waktuNya. Itulah yang terbaik :). Semoga sukses dan sering jalan jalan ya 🙂
Amiiin, amiiiin. Ma kasih yaaa
Lubang2 magma lucunya kok gak diajak foto bareng ih?
2016 itu ada berkatnya sendiri. Bersemangatlah! 😉
Soalnya kawahnya bau belerang banget 😦 nggak kuat poto-poto Hehehe
Selamat tahun baru, Eka 🙂
Dankee. Hai kamu.. Selamat tahun baru jugaaa
Happy new year Ekaaaa!!!! We do our best, and let God do the rest, katanya sih begitu. Semoga 2016 dipenuhi sukses dan kebahagiaan!
Amiiin, amiiiin
Saya sudah pernah camping semalam saja di kaki Gunung Papandayan. Kesan saya: dingin.
Selamat tahun baru juga ya, Ka. 🙂
Waktu itu campingnya sama siapa? Pacar? Kalo iya, anget dong. Nggak jadi dingin Hehehe 😛
Btw selamat tahun baru jugaaa
Katanya trekkingnya lumayan landai ya mbak? Lumayan nih buat akhir pekan
Landai bangeeet. Merem juga nyampe 😛 Hehehe
Gunungnya keren banget mbak, banyak spot buat selfie, hehe.. btw mbak Eka naik gunung cuma pake sepatu kayak gitu? apa gak capek mbak gak pake sepatu gunung?
Iyaaa… Awalnya kan nggak ada rencana naik gunung. Lumayan pegel sih tapi ya mau gimana lagii 😀
sepanjang jalan jalurnya berbatu begitu ya, Mbak? 🙂
Iyaaa. Gitu semua jalannya. Berbatu tapi nggak terlalu curam kok.
Catatan pribadinya mak jleb bener buatku.
Iya, semua ada waktunya ya, rancangan manusia bukan rancangan Tuhan. Tetap bersyukur dalam keadaan apapun. Makasih sudah diingatkan 🙂
Catatan bersama inih ^_^ Hehehe
Kalo baca postingan Mbak Eka, saya suka terbawa ngiler. Ngiler dgn kesempatan Mbak Eka mengunjung tempat-tempat eksotis seperti Gunung Papandayan ini.
Kapan ya saya bisa kesana…
Salam,
Amiiin. Semoga bisa disegerakan ya paaak ^_^