“I think it’s very healthy to spend time alone. You need to know how to be alone and not be defined by another person.” – Oscar Wilde.
Siang itu hujan masih belum kering menetes dari pucuk-pucuk daun saat pesawat yang membawa saya dari Jakarta mendarat di Bandara Abdul Rahman Saleh. Sore mulai menjelang dan udara dingin sedikit merasuk menusuk kulit, cepat saya meraih sweater wol yang ada di dalam tas dan segera mengenakannya sebelum masuk ke dalam mobil yang menjemput saya.
“Sekarang ke mana, Mbak?” Tanya Pak Bejo dengan sopan saat bokong saya menyentuh jok mobil. Pak Bejo ini adalah pengemudi yang menemani saya selama di Malang.
“Ke Hotel Swiss Bell-in, pak. Tapi muter-muter Malang dulu, boleh?” Jawab saya sambil balik bertanya. Sudah tiga tahun saya nggak ke Malang dan menjejakkan kaki kembali di Kota Apel ini kok ya membuat batin saya ingin bernostalgia. Biasanya saya ke Malang bersama Adrian, tapi kali ini karena lagi pengen “me time” jadi saya pun melenggang sendirian.
“Tentu boleh dong, Mbak,” balas Pak Bejo dengan ramah. Ia menyalakan mesin mobil kemudian meluncur mulus di jalan-jalan Kota Malang yang lebar. Saya duduk diam di jok belakang, menikmati semua pemandangan yang ada. Tetes hujan yang malu-malu meluncur di kaca mobil, yang membuat basah trotoar dan jalanan, lalu lalang orang yang nampak santai dan tidak tergesa-gesa, hingga teduhnya langit Kota Malang karena banyak pepohonan besar di kiri dan kanan jalan. Semacam membawa saya ke masa lalu, tidak terasa modern tapi juga enggak kuno-kuno banget. Suatu perasaan hangat menyelusup ke dalam sanubari saya. Di Malang ini, waktu rasanya berjalan lambat namun menyenangkan.
Nostalgia ala Malang
“Ini jalan Ijen, Mbak. Rumah orang-orang kaya di Malang,” ujar Pak Bejo memecah keheningan setelah kami hanya diam selama beberapa saat. Saya tersenyum menanggapi sepatah kata yang diucapkannya. “Tapi sekarang, rumah-rumahnya banyak yang beralih fungsi dari rumah tinggal jadi tempat usaha, Mbak. Ya jualan bakso bakarlah, cwie mie, atau wedang ronde, “ tambah Pak Bejo lagi.
“Bapak nggak suka sama perubahan itu?” Korek saya saat melihat perubahan raut wajah Pak Bejo.
“Bukan nggak suka, Mbak. Tapi kesannya jadi berantakan. Tapi ya namanya orang buka usaha ya, Mbak,” timpal Pak Bejo dengan nada datar.
Saya tersenyum lagi. Bingung juga mau menanggapi apa. So far saya masih bisa menikmati jalan Ijen dengan rumah-rumah kuno model Belanda dan pohon Palemnya yang besar-besar serta hijau itu. Sangat memanjakan mata. Tempat usaha yang dikatakan Pak Bejo itu adanya di seputaran Jalan Ijen aja bukan di jalan utamanya, dan menurut saya masih dalam batas normal. Sebentar kemudian, Pak Bejo membelokkan mobil menuju suatu jalan kecil yang asri.
“Mbak harus mampir ke Museum Malang Tempo Doeloe. Sayang sama Kota Malang, ya harus tau sejarahnya, Mbak,” begitu kata Pak Bejo sambil memarkirkan mobil. Saya tak punya pilihan lain, jadi saya turun dan masuk ke dalam bangunan yang terlihat biasa aja dari luar. Tapi, benar kata orang, jangan terkecoh sama penampilan luar! Begitu masuk ke dalam museum saya pun ternganga. Koleksi museumnya lumayan lengkap dan informatif. Mengedukasi banget tentang apa dan bagaimana terbentuknya Kota Malang, tentang apa saja yang terjadi mulai dari jaman Kerajaan Kanjuruhan hingga masa penjajahan Belanda. Salut!
Hampir 2 jam saya berada di Museum tersebut. Setelah itu Pak Bejo pun melarikan mobilnya menuju Alun-alun dengan Monumen Tugu di tengahnya. Monumen cantik yang dikelilingi kolam air dan bunga-bunga teratai ungu juga pink. Cantik. Apalagi di bagian selatan terdapat Gedung Balai Kota yang bersahaja, menambah keelokan suasana.
“Mau berhenti liat Monumen, Mbak?” Tanya Pak Bejo lagi. Tumben, kali ini pakai menawarkan. Tadi langsung todong aja saya diturunkan di museum 😛 Hehehe. Saya menggeleng. Kemudian Pak Bejo melajukan mobil ke perempatan besar dengan barisan beberapa rumah ibadah di sisinya. Ada Gereja, Masjid, juga Katedral sementara di pojok jalan menyempil Toko Oen yang legendaris itu. Toko Es Krim yang jadi saksi hidup banyak kisah cinta di Malang 😉 termasuk kisah cinta saya dan Adrian 😛 Hehehe.
Jujur, saya langsung inget sama Adrian pas berada di perempatan ini. Teringat bagaimana dulu kami jalan-jalan di trotoarnya sambil bergandeng tangan dan berbagi mimpi tentang masa depan dan harapan pernikahan kami. Saya langsung mengambil ponsel dan memotret Toko Oen lalu mengirimkan pesan ke Adrian dengan caption, “Wish you were here.” Yang langsung dibalas oleh Adrian dengan emot kecupan yang banyak 😛 Hehehe.
Sejuknya Batu yang Berwarna-warni
Selesai tur singkat nostalgia mengitari Kota Malang, Pak Bejo menurunkan saya di hotel Swiss Bell-in yang berada persis di Universitas Brawijaya. Ia berjanji menjemput saya jam 7 malam untuk wisata kuliner sekaligus mengintip alun-alun Kota Batu. Hmmm, menarik! Selepas mandi dan istirahat sebentar, 2 jam kemudian Pak Bejo pun sudah siap di lobby.
Lokasi pertama yang kami kunjungi adalah Alun-alun Kota Batu. Awalnya saya menolak ke sana. Ngapain ke alun-alun, saya udah pernah mampir, paling begitu doang. Itu pikir saya. Tapi Pak Bejo meyakinkan saya bahwa Alun-alun Kota Batu itu worth it buat dikunjungi (lagi). Akhirnya saya mengalah. Dan ternyata ia benar. Alun-alunnya tetap lucu. Banyak lampion yang menyemarakkan suasana. Puas berjalan-jalan sebentar, saya pun langsung menuju ke Pos Ketan dan memesan ketan duren yang kesohor itu. Senang rasanya. Di Batu sendiri ada banyak tempat wisata, seperti Museum Angkut, Secret Zoo sampai Taman Bunga Selecta. Cuma karena saya ngetrip sendirian, maka wisata ke Museum Angkut dan Secret Zoo saya urungkan. Kayaknya itu dilakukan lain kali aja saat ke Malang bareng Adrian dan Baby Boy. Sementara Selecta? Itu adalah agenda saya besoknya.
Taman Bunga Selecta ini lokasinya agak naik dari Alun-alun Batu. Arealnya asri dengan kolam renang yang airnya dingin kayak es batu! 😛 Ada kebun Apel di ujung atas Selecta, kita bisa petik sendiri lho. Taman ini masih terawat dan terlihat cantik sekali walau pamornya mulai berkurang. Cuma buat orang Jakarta yang haus pemandangan kece plus pengen selfie dengan latar bunga warna-warni, maka Taman Bunga Selecta bisa jadi pilihan.
Wisata Kuliner yang Bikin Bibir Dower
Hal lain yang saya sukai dari Kota Malang adalah kulinernya. Nggak mungkin liburan ke Malang tanpa timbangan geser ke kanan. Enggak mungkiiiiin! 😛 Dan Pak Bejo adalah supir jempolan yang bikin perut saya hampir mbledos kekenyangan.
Saya dibawa nyicipin Bakso President, Wedang Angsle Lapangan Sempu, pecel sampai Nasi Bok di Jalan Halmahera. Semuanya enak dengan harga terjangkau banget. Dua hari di Malang dan rasanya berat saya udah naik 5kg deh 😛
Malang ini memang kota yang unik. Selain ada banyak hal yang bisa dikunjungi di kota yang dijuluki Zwitserland van Java ini, melalui Malang juga ada wisata lain yang bisa dijalani seperti Pulau Sempu dan Bromo. Bahkan ada mobil yang bisa disewa langsung dari stasiun kereta api sampai ke Bromo segala lho. Waktu ke Bromo tempo hari, saya pun berangkat dari Malang. Menurut saya lebih murah dan lebih banyak pilihan.

Wish list saya kalo ke Malang bulan depan (iya, liburan akhir tahun 2015 ini, saya sekeluarga akan ke Malang) adalah ke Pulau Sempu, Museum Angkut dan Secret Zoo. Udah kebayang gimana seru dan asyiknya liburan nanti. Saking excitednya saya pun mengirim pesan ke Adrian:

Pesan saya itu dibalas oleh Adrian dengan kalimat singkat, “Cepat pulang. Aku kangen. Di sini lebih dingin, nggak ada kamu.” Saya terkekeh membacanya. Adrian ini memang pintar banget bikin perut saya berputar penuh kupu-kupu ^_^.
Little Trivia of Kota Malang:
- Malang itu kota yang menyenangkan. Kalo nggak aneh-aneh sih, aman buat perempuan yang juga solo traveller. Hotel di Malang juga banyak variasi. Mau yang murah ampe yang mihil ada.
- Harga-harga cenderung miring, jadi jangan kaget kalau uang 10.000 bisa dapat pecel enak, banyak sak dunia 😛 Hehehe.
- Rencanakan liburan di Malang dengan baik, anuuuh… Banyak tempat seru yang wajib banget dikunjungi! Kalau mau ke Malang bisa pesan tiket pesawat di WeGo.
Selamat Hari Jumat Sobat CE, punya rekomendasi tempat wisata lain buat saya kalau ke Malang?
Editted 18 Januari 2017: Bapak Bejo adalah pengemudi yang disediakan kantor untuk saya jadi mohon maaf buat yang menanyakan nomor ponsel beliau, saya tidak bisa memberikannya. Terima kasih.
Liburanmu selau seru…..sederhana tapi ngemas ceritanya asik….met liburan yaaa
Hehehe ma kasiiiih ^_^
baso malang nya mantep!!!
gile kapan ya gua terakhir ke malang… udah lamaaa banget. 😀
Mau mudik kan? Ayo ke Malaaang
aku suka cara nulisnya mbak. Setiap posting tulis begini aja hehehehe
Tergantung mood nih kalo nulis. Hehehe
Adudududuh jadi kangen Malang Mbak Eka. Dulu sempet juga jalan-jalan ma temen keliling seputara alun-alun dan mampir ke toko oen.
Ohiya, di Malang ada 2 alun-alun ya. Alun-alun deket toko Oen sama alun-alun yang ada monumen Tugunya. Malang emang bikin kangen, yes?!
Iyaaaaa. Bikin kanget banget dan iyaaa. Alun-alunnya dua memang. Hihihi. Btw si bapak kok langsung nodong berenti di museum tadi itu karena udah kenal ya Mbak Eka?
Udah 🙂 beberapa kali dianterin beliau sebelumnya. Hehehe
kak Eka bikin aku pengen mudiiiiik 😦
kapan2 ke Malang bareng yuuuk
Desember nanti aku ke Malang lagi lho. Mau bareng po? Btw ada rekomendasi tempat wisata di Malang?
huwaaa Desember tiketnya mihil mbaaaa, aku Januari aja dehhh. Yang lagi ngehits tuh pantai2nya mba, kayak pantai Goa Cina sama Pantai Banyu Anjlok
Hmmm noted-noteeed. Ma kasiiih. Aku pengen ke Sempu siiih 😀
Sayang sekali dulu saya lebih fokus dengan Batu dan peninggalan-peninggalan sejarah yang ada di sana jadi belum sempat eksplor Malang dengan utuh. Padahal saya penasaran banget dengan Bakso Presidennya! Oh Tuhan kata teman-teman bakso itu enak banget… :hehe. Jadi pengen ke sana lagi, terutama buat napak tilas ke situs-situs yang pernah jadi bukti bahwa tempat ini adalah ibukota pertama di Jawa Timur… :haha.
Menurutku yang enak sensasi makannya karena di pinggir rel sih 😛
Jadi bergoyang tiap ada kereta lewat. Hahahaha.
Btw mungkin buat tambahan referensi bisa mampir ke Museum Tempo Doeloe 🙂
Buat orang awama (yang gak sejarah freak) museum ini lumayan edukatif dan informatif menurutku. Tapi mungkin buatmu sih kayak bacaan ringan ya 😛 Hehehe
Iya, yang di dalam kereta juga mupeng soalnya ngeliatin orang makannya enteng dan endes bener kelihatannya Mbak :hihi.
Oh ya yang gerbong maut itu kan katanya di Malang juga ya? Penasaran dengan sisa-sisa yang masih ada di sana :hehe.
Hahaha. Iya juga. Pada mupeng ya. Btw Aku belom tau soal gerbong mut itu.
And blogmu kenapa skr diprotect ya?
Katanya ada di museum di Malang Mbak :hehe.
Oh, saya sudah pindah alamat Mbak, ke mencarijejak(dot)com :hehe.
Oalaaah… Nanti aku meluncur yaaaa
Terima kasih ya Mbak :)).
jalan ijen emang legendaris
mampir rujak semeru gak di depan stadion gajayana?
Kemarin enggak. Tapi pernah mampiiiir! Dan sukaaa ^_^
seru mba.. dulu pernah ke batu ga sempat keliling2 begini. Jadi nyesel.
lain kali ke malang saya mampir ke tempat2 di cerita ini deh..
Siiip ^_^ semoga senang!
Makanya hampir tujuh tahun saya di Malang betah, kerasan gak pulang-pulang 😀
Kulinernya, tempat wisatanya. Khusus buat museum Malang Tempo Doeloe, saya sangat salut sama pendirinya, Mas Dwi Cahyono yang peduli banget pada heritage Malang.
Ah iyaaa, aku sempet ketemu sama Pak Dwi. Keren ya kecintaannya sama Malang 🙂
Iya Mbak, kepeduliaannya memang luar biasa. Rela habis duit banyak demi menggagas Malang Tempo Doeloe, museum itu, hehehe.
kalo mau ke batu malang buat nanti libur natal kapan ya kira2 tgl yang tepat buat booking hotel yg dekat dgn batu, baru pertama kali mau ke malang neh
Mba fotonya bagus2.
Aku belum pernah ke malang. Mudah2an suatu saat bisa ke sana
Amiiiin! Malang ngangenin lhoo. Sekali ke sana bakal ketagihan 😛
belum pernah ke kota malang,, tapi kalau bakso malang yang seperti gambar diatas aku suka..
Bakal lebih suka lagi pas makan di Malangnyaaa
pasti lah pas, makan bakso malang di kota malang mbak..klo makan bakso malang di kota solo kurang pas haha
Waaaah tengkyu sharingnya. Akhir taun ini aku mau ke Malang 🙂
Japriiii. Kalo ketemuan dan bisa trip bareng kayak di Jogjaaaa 😀
Aku kemaren jg abis dr Malang n Batu mbak, 3 hari rasanya blom puas. Nyobain bakso president jg n rasanya emang mantab apalagi bakso bakarnya.
Ayo ke Malang lagiii! Bareng kalo perlu 😀
Ah jadi rindu dengan kampung halaman. Btw, walaupun di kabupaten Malang banyak apel, Malang lebih dikenal sebagai Makobu, Malang kota Bunga. Dulu ada radionya juga, entah masih ada gak itu radio. Radio gaul 😉
Duh untung foto ketan gak dimasukkan di postingan ini ya. Bisa merana kepengen aku lihatnya.
Hah?! Nggak keupload ya ketannya? Udah aku siapin potonya padahaaaal. Hahaha. Ada ide lagi aku ke mana pas di Malang nanti?
Gang jangkrik Ka? Rujak depan stasiun?
Rujak sih udah pastiiii. Hehehe. Baru denger nih Gang Jangkrik
Eh jangan makan yang halal ya, gang jangkrik gak halal aja di jalan Kawi.
Hahaha. Siaaap!
Ah, saya belum juga berkunjung ke Malang nih mbak…
Lagi dingin nih di Sukabumi, jadinye ngiler pol lihat foto wedang ronde itu…
Salam,
Malang kayaknya ada jazz juga deh pak. Siapa tau bisa sekalian mampir
ke Songgorit mbak, keren juga tuh ke sana:)
Wah wah apa nih? Aku cari tau duluuu
Malang emang selalu ngangenin ya… Perkembangannya pesat banget. Banyak wisata keluarga yg baru. Eh, akhir tahun ini aku jg mau ke Malang. 😁
Hah? Iyakah? Rame nih. Akan mginep di mana? Aku cari2 hotel dari WeGo, harga oke
Aku belum pernah ke museum MTD, mbaa.. Padahal ke malang-batu seriiing…
Trus itu afa festival mtd-nya. Tiap tahun diadain kalo gak salah 😀
Hah? Ada festivalnya segala? #BaruTau *googling dulu*
Inshaa Allah akhir tahun liburan ke Malang juga Eka
Hasyeeeek. Malang balal rame nih
ngeliat foto-foto…. setu ju sangat..kalau malang ngangenin… kangn suasan basah hujan..kangen pemandangan..dan makananya… yang belum pernah kesana… berasa kangen tiba2, seperti jatuh cinta pada orang yang belum kenal…cuma baru liat foto..hehheeheh
Rasain Malang as real deh dan pasti juga kangen terus ama Malang.
Aih senangnya bisa jalan-jalan ke Malang. Saya belum pernah je, kasian ya. Kalau bisa kesana pengin puter – puter kota, wisata kuliner dan ke daerah batu. Makasih informasinya yang komplit Mba Eka.
Semog bisa segera ke Malang yaaa
dikemas dengan apik sekali ini tulisan :)) hihihi
Itu di jalan idjen daerahnya bersih juga ya mbak :3 sukaaak 😀
Ah, aku belum pernah ke malang :’ tapi penasaran sama bakso presiden nya :[
Wah terima kasih ya pujiannyaaa 🙂
Bakso Malang itu sensasional karena makannya di pinggir rel 😛 hehehe
Hihihi sama-sama mbak :3
wkwkwk makan dipinggir rel, seruuu ya :3
Kangen Malangg, masih dingin ya sekarang mbak? Enak udaranya.
Sempu recommended, tp kalau musim hujan siap2 menghadapi tumpukan lumpur ya, hehe
Wah lumpur yaaa… Aku bawa bayi nih. Jadi mikir lagi. Tapi masih dingin lho Malang itu. Kan posisinya di lembah
Ah Malang, untung sempat menginap di hotel Tugu ^^
Itu pusat kota. Deket dari mana-mana tuuuh. Kapan ke Malang lagi?
Kebetulan mba aku pingin ke malang.baca postingan ini aku juga pngn ke tempat2 yg ada dalam postingan ini..baksonya yummy tu kayaknya
Semoga postingannya membantu ya. Jangan lupa pesen hotelnya bis di WeGo ^_^
ahhh malang emang selalu bikin kangen 😉
Nah kaaan, bener kaaan 🙂
Bulan kemarin ada rrncana ke malang bareng teman2, tp batal krn teman yg satu ga dpt ijin dr suaminy…jd merembet ke teman2 yg lain.
Pgj bgt ke Malang…
Yuks, dijalankan abis iniiii
Sekilas Mirip Tugu Muda Semarang 🙂
Mba…malang tempo doeloe di daerah mana siih..
Mumoung pengen kesana soalnya…
Ada di dekat Alun-alun yang ada monumen Tugunya. Malang itu kecil kok. Hampir semua orang tau 😀
Makasih atas infonya , Aerith
yang terutama adalah kulinernya Ka… wahhhh… ngeces aku udah… #masukin_list
Hahaha, kapan ke Malang? Kalo Des ini ayo kita ketemuaaan.
Belum tahun ini Ka, semoga tahun depan kesampean jalan ke Jakarta baru ke Malang. Enjoy ya liburan ke Malangnya… kebayang lagi makanannya… haha
info yang sangat menarik, sepertinya harus dicoba , Aerilyn
malang itu mungkin seperti Bandung ya…org Surabaya pgn ngadem ya larinya ke Malang hihihi.
Dan itu foto2 semua apa pak Bejo juga yg motoin….how sweet! romantis bgt ya kenangan di Toko Oen’nya, saya merinding hihihi. Long last yaaaa, nostalgianya bikin saya nggak sabaran merayakan tahun baru di sekitar Malang ^^
Enggak semua dipotoin Pak Bejo say, aku juga moto-moto koook 😛
Yah tahun baru ya di Malang? Aku Natalan nih di Malang. Selisih beberapa hari doaaang
Wah jadi kangen main (nyasar) ke malang lagi..
bulan depan rencananya, semoga jadi
😀
Jadi baper kangen malang nih. Saya juga ada rumah di perumahan citragarden city, enak banget gila disana masih hijau dan sejuk, gak seperti jakarta
Hai, Mba Eka..
Boleh minta kontaknya Pak Bejo? Dan kalau ada rekomendasi untuk sewa jeep di Bromo yang pernah Mba Eka pakai.. Makasih dan salam kenal 🙂
Pak Bejo itu supir kantor, dear. Maaf ya, aku nggak bisa kasih karena terkait privacy pekerjaanku juga 🙂
Kalo sewa jeep di Bromo, maaf sekali lagi… Hape ganti, jadi nomer kontak pada nggak komplit. Coba nanti aku tanyakan ke suamiku kali aja dia masih simpan.
udah sah banget ya mbak ke malang soalnya udah nyobain bakso president
udah sah banget ke malang ya mbak soalnya udah mampir ke bakso president hehe, salam
Malang seolah tak pernah lekang dari incaran para wisatawan saat musim liburan datang, juga memiliki banyak sekali spot nongki yang cozy abis :))
Cerita perjalanan wisata di Malangnya seru mbak, kalo misalnya ada waktu masih banyak wisata baru di Kota Malang ini yang bisa dikunjungi
Kota Malang bikin pingin kesana sekedar liburan melepas rutinitas