Menelusuri Jejak Sejarah Solo (2)
Bukankah bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah?
Mendengar kata benteng apa yang ada di benak Sobat CE? Bebatuan kokoh berwarna abu-abu, berderet rapi dan menguarkan aura kekuatan yang luar biasa seperti tembok Cina itu? Kalau iya, sama! Saya juga berpikir begitu. Tapi sayang, bayangan itu langsung buyar saat melihat kondisi Benteng Vastenburg yang ada di Solo.


Pemberhentian kedua dari wisata sejarah asuhan pemandu baik hati koko @halim_san ini adalah Benteng Vastenburg. Benteng ini dibangun pada tahun 1745 atas titah Gubernur Jenderal Baron Van Imhoff. Lokasinya ada di Gladak, tidak jauh dari Bank Indonesia. Halim bercerita bahwa Belanda selalu membangun benteng di dekat kerajaan. Tujuannya agar Belanda tau pergerakan keraton dan bisa langsung mengantisipasinya. Nah, Benteng Vastenburg ini dibangun buat memata-matai kegiatan Kasunan Surakarta. *manggut-manggut kayak murid SD*
Kesan pertama saya saat turun dari mobil langsung bertanya-tanya, “serius ini benteng? Eh ya ampuuun? Bener nih ini benteng?” Bukan apa-apa, keadaan Benteng Vastenburg ini boleh dibilang mengenaskan. Kesan angkuh, gagah dan kokoh yang biasanya terkuar bersama benteng tidak tersisa sama sekali. Banyak semak belukar yang menutupi bagian benteng, bahkan terlihat ada beberapa orang (sepertinya tunawisma) yang tidur-tiduran di depan gerbang benteng. Areal dalam benteng yang dulu sering dipakai untuk persiapan pasukan atau apel bendera telah berubah menjadi padang tempat kambing merumput. Tidak terawat 😦
Kami tidak masuk ke dalam benteng karena terkunci. Akhirnya kami hanya berjalan menyusuri sebagian kecil dari benteng ini. Di bagian depan benteng yang seharusnya adalah ruang terbuka terdapat 4 buah sumur dan sebuah gedung bank. Sumur itu ada, mungkin karena dulunya ada perkampungan penduduk di sini. Sementara gedung bank tersebut berdiri karena ya memang tanah benteng ini kan sempat jatuh ke tangan swasta.
Halim bercerita bahwa pemerintahan terdahulu malah menjual areal benteng ini kepada pihak swasta yang berniat merubuhkannya dan membangun gedung baru di situ. Beruntung Solo punya Jokowi yang berjuang mati-matian untuk membelinya kembali dan sedikit demi sedikit mengembalikan jejak sejarah ini pada fungsinya. Aih, perasaan saya campur aduk saat mendengar penuturan Halim. Sedih karena peninggalan sejarah begini kok mau dirubuhkan, tapi bersyukur, masih ada orang yang peduli dengan sejarah. Bukankah bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah?
Selamat hari Minggu, Sobat CE!
Pernah mampir ke benteng apa?
Baca juga:
Untung ada Pak Jokowi ya. Kalau benteng kemana ya? Melihat dari jauh aja sih kak, kalau masuk belum pernah hihihihiiii 😀
Cobain masuk deh dan rasain sensainya hehe
Rekomendasi tempat yang wajib dikunjungi kalau ke Solo lagi
Semoga segera terlaksana 🙂
Keren. :O
Bakal lebih keren lagi kalau terawat 🙂
Coba kalo dirawat ya kak, udah kek kota-kota tua di eropa itu.
Aku pernah ke benteng vadenburg dijogja (kalo ga salah namanya ya hehe) di pandu koko @halim_san juga hahaha
Iyaaa, kalau dirawat bisa jadi obyek wisata yang keren 🙂
Eh Halim itu berarti ada di mana-mana ya
Pemandu pangglan diaaaa hahaha
Kok namanya mirip Vredeburg yg di Jogja ya? Pernah juga ke Fort De Kock Bukittinggi.
Iyaaa, katanya kaka-adek, Mbak 😀
Sayang banget peninggalan sejarah ditelantarkan begitu.
Heran, itu para pemodal koq maunya dikit-dikit robohin bangunan bersejarah buat bikin mall atau hotel ya Mbak
Tiap orang punya orientasi berbeda-beda soal itu 😐
Sekarang jauh lebih mendingan.Dulu masih dipagerin,ga keurus kaya hutan.Banyak uler.Angker ga ketulungan.Singup(gelap).
Cocok dah buat uji nyali.
Makasih dah mampir ke Solo. 🙂
Aku pengen mampir ke Solo lagiiii. Masih pengen ke Tawang Mangu dan lihat-lihat candi yang lain jugaaaa 🙂
Wow, kayak gini aja masih mendingan ya? Nggak kebayang dulunya gimana 😦
Eka udah pernah ke sisa benteng Amsterdam di sekitaran Sunda Kelapa? sedih lho jadi tempat parkiran truk container, emang sih yg sisa cuma sedikit banget..tapi sayang kaan
benteng yg pernah kudatangi selain itu Marlborough (Bengkulu), Fort De Kock dan Vredeburg
yg di Solo dulu cuma lewat aja karena tertutup
Fort de Kock aku udah pernah, Mbak. Yang benteng Amsterdam belum, kapan-kapan mampir deh, tapi kalau jadi tempat parkir kontainer rasanya kok…. 😐
Benteng ini pernah dipake buat venue solo international ethnic music (siem) festival beberapa tahun lalu mb. Dilengkapi panggung yg megah, dan penampil dari berbagai negara, itu bener2 edisi siem plg keren. Aura magis bentengnya keras bangeeet :))))
Halim juga pernah cerita soal ini. Aaaaa kayaknya keren yaaaa (asal poengunjungnya jangan ngerusak benteng ajah)
Huahaha kenapa dipanggil koko? berasa om-om gitu huhuhu…
Jangan kapok lo aku ajak puter2 di tempat aneh di Solo 🙂
Nggak kapoook. Malahan aku bakal nagih janjimu mengunjungi candi-candi dan Tawangmanguuuu hihi
hebat ya jokowi… kalo yg di pulau bidadari termasuk benteng bukan ya? huehehehehe…
Wah itu aku nggak tau 😀 aku belom pernah lihat langsung tapi lihat dari jauh sih udah hehe
Kita memang susah menghargai sejarah, apalagi mengabadikannya dalam tulisan.
Nah yuks mulai dari diri kita sendiri 🙂
Blog ini sudah memulai. Aku setia membaca dan menjadi follower setianya.
Ma kasiiiiih 🙂 *sungkem*
sayang ya situs benteng nya gak terawat gitu… 😦
gua rasanya belum pernah ke benteng mana2… hehehe
Itu juga yang gue rasakan, Man 😐 eh di US nggak ada benteng, po?
Harusnya dirawat kayak Benteng Vredeburg di Jogja ya? Suka sebel kalo liat peninggalan sejarah ditelantarin kayak gini, *manyun*
Semoga dengan makin banyak yang nulis soal ini jadi makin tinggi kepedulian soal warisan bangsa kita ya, No 🙂
sayang ya mba, gak terawat gini 😦
aku belom pernah main2 ke benteng, pernahnya nonton benteng takeshi x)))) *dijitak*
Hahahaha aku jadi kangen no ton benteng Takeshi lagi. Udah jadul bangeeet. Hehe
kl ga salah matah_ati di gelar di pelataran benteng ini tahun lalu, dan kereeen banget, pertunjukan dengan latar belakang panggung benteng.
Whooooaaa pasti keren bangeeeet
Semestinya peninggalan sejarah itu kita rawat. Meski pun mungkin ini benteng peninggalan Belanja (yg waktu dulu notabene adalah penjajah), justru fungsinya utk mengingatkan bahwa bangsa ini adalah bangsa yg hebat mampu berjuang mencapai kemerdekaannya 🙂
Nah, betul itu ak 🙂 spirit perjuangan itu harus terus dipelihara meski lewat benteng.
kunjungan siang mba, indah itu tempat nya.,.,.,.
Hallo terima kasih udah mampir ^_^
Kalau dirawat akan lebih indah lagi hehe
eh, aku pernah ke Benteng yang di Jogja itu lho.. apa sih namanya ya? Vredeburg?
IYaaa, itu benteng kakak adik katanya 😀 hihihi
boleh juga nih mbak jalan-jalan mengunjungi benteng sambil mengajarkan anak-anak tentang sejarah
Ide cemerlang tuh, mbak! 🙂
Biar anak-anak jangan cuma tau mall aja hehe
kalo urusan jaga menjaga peninggalan sejarah, Indo mestinya sering benchmarking ke India, tuh negara bisa dibilang miskin dan jorok ampun2an, tapi urusan jaga hasil sejarah mereka, wuiihhh numero uno !!
Kok bisa ya? Ada filosofi tertentu gitu di India atau gimana ya?
Hah? Seriusan sebelum Jokowi menjual benteng ini buat dibangun bangunan baru? Gileeee. *langsung emosi*
Untung bisa dibeli lagi ya Mba Eka..
Pemerintahan sebelum Jokowi 😐
Iya, untunglah bisa diselamatkan walau katanya sih masih sengketa sampai sekarang 😦
sebetulnya yg menarik itu kl pas berkunjung ada yg bs memberikan cerita atau insight 🙂
Haaa…. Itu betuuuul ^_^
Sekali lagi harus berterima kasih sama Halim. Hehe
Gak cuma mampir ke benteng, aku pernah merubuhkan benteng juga lho. Benteng hatinya mas bule ^_^
Hahaha pake senjata apa merubuhkan benteng hatinyaa?
Cukup dengan menjadi diriku, robohlah bentengnya, lalu berlabuhlah dia di hatiku
pernah mau masuk ke sini waktu luntang lantung di Solo tapi dipagar dan gak dibolehin
Tahun berapa itu, Mbak?
2009 kalo gak salah hehe
Nice post.
wah keren juga ya nie mbak mantap nih hehe…. bisa lah didatangi…