Budaya dan Nasionalisme dalam Secangkir Teh Hitam

Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu. Masih seperti dulu, tiap sudut menyapaku bersahaja, penuh selaksa makna. Terhanyut aku akan nostalgia saat kita sering luangkan waktu, nikmati bersama suasana Jogja…..
Sobat CE tentunya sudah akrab dengan lagu Yogyakarta yang ngehits banget itu donks? Yep! Saat ini saya sedang berada di Yogyakarta, sebuah Daerah Istimewa yang kaya ragam budayanya. Kota heterogen yang ramai dengan pedagang kaki lima, becak, andong, batik, wayang dan masih banyak lagi lainnya. Walaupun tidak fanatik, namun saya menaruh respek terhadap beberapa nilai kehidupan yang terkandung dalam budaya Jawa.

Sambil minum teh di restaurant hotel, iseng saya googling apa arti budaya, menurut Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Dengan demikian maka olahraga tradisional seperti pencak silat, barongsai, engrang, atau terompah panjang merupakan salah satu perwujudan budaya.

Ah, rasa-rasanya teh hitam yang saya sesap saat ini memompa darah segar ke dalam sel-sel otak dan membawa saya pada pertanyaan yang sedikit serius, apakah kecintaan akan budaya menimbulkan rasa empati dan nasionalisme yang tinggi? Hmmm jika dipikirkan lebih dalam, saya koq ya sependapat dengan pernyataan tersebut. Coba kita renungkan bersama, selain perang, apa sih yang bisa membangkitkan rasa nasionalisme bangsa? Masih segar di ingatan saya, bagaimana ramai-ramai blogger bersatu menyuarakan keberatannya kepada negara tetangga yang dianggap mencuri kesenian tradisional kita. Atau ingat juga kan bagaimana  bergemuruhnya Gelora Bung Karno setiap kali tim nasional kita berlaga berebut bola? Ya, olahraga  dan budaya berkaitan erat sebagai alat ampuh pembangkit nasionalisme.
Teh hitam di cangkir mungil ini hampir habis ketika saya membaca mengenai FORNAS di beberapa blog teman-teman. Rasa penasaran saya memuncak, and believe me saya menyalahkan teh hitam  di tangan saya karena setelah meminum teh tersebut koq nampaknya saya berubah menjadi lebih serius dan lebih banyak berpikir :mrgreen:. Apa sih FORNAS itu? FORNAS atau Festival Olahraga Rekreasi Nasional itu adalah ajang lomba olahraga rekreasi dan tradisional yang diselenggarakan oleh FORMI (Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia) pada tanggal 6-9 Oktober 2011 nanti. Wajar sih kalau saya baru tau atau teman-teman juga baru mendengar tentang FORNAS ini, karena memang FORNAS ini belum pernah diadakan sebelumnya.
Sobat CE bisa berpartisipasi dalam kejuaraan-kejuaraan yang diselenggarakan oleh FORNAS lho. Don’t worry, ada Dana Pembinaan yang diberikan buat para pemenangnya 😉 Ohya, ada 4 cabang olahraga utama yang dilombakan: Modern Sport, Traditional Sport and Game, Massive Sport dan Challenge Game. Beberapa kejuaran di modern sport adalah Basket 3 on 3, Cheerleaders, BMX dan inline skate. Sedangkan Terompah Panjang, Dagongan, dan Egrang, Kejuaraan Pencak Silat Budaya, Kejuaraan Nasional Liong Barongsai adalah kejuaran dibawah Traditional Sport and Game. Yang saya suka sih Lomba Line dance yang masuk kategori Massive Sport dan Motorcycle yang ada di kategori Challenge Game. Kalau ada sobat CE yang jadi peserta lomba, kasih tau saya ya biar saya jadi tim horenya ^_^ dan kopdar kita disana.
Good news buat para pecinta kuis, ada juga photo contest di Facebook dan kuis-kuis di akun Twitternya. Ini sih namanya pucuk dicinta ulam pun tiba! :mrgreen: Langsung like akun FaceBook Fornas2011 and follow @FornasIndonesia buat serbu kuisnya! Hadiah mulai dari uang, voucher pulsa dan belanja, hape and sepeda dengan total nilai hadiah sebesar 8 jeti bos!
Sseiring tandasnya teh hitam dalam cangkir saya, mata ini pun berubah jadi ijo ngiler hadiahnya.. cring.. cring.. hihi.
Sobat CE, apakah budaya atau olahraga tradisional dari daerahmu?
Jika memungkinkan, yuk kita mainkan kesenian tradisional kita di akhir pekan ini.

36 respons untuk ‘Budaya dan Nasionalisme dalam Secangkir Teh Hitam

Add yours

  1. Kalau dikampung ku, Baturaja, Sumatera Selatan: Namanya Gobag Sodor kak. Pun dah jarang yang tau memainkannya, udah mau punah kurasa oleh PS atau semacamnya.

  2. gw lama juga tinggal di jogja…jadi kalo liat postingan n gambar tugu jogja ituu…lgsg pengen balik jogja dah… pertanyaan yg agak serius itu…jd introspeksi..benarkah cinta budaya bisa membangkitkan nasionalisme…. harusnya bisa ya..tapi ntahlah..soalnya nasionalisme kita2 ini blm ada bandingannya ama pendahulu kita yg perang lawan Belanda…gimana tuh..

    1. Halloooow mas El, apa kabar?
      Well, sekarang zaman kan beda ya mas, dulu memang nasionalisme melawan Belanda
      tapi skr kan udh gak dijajah, saya rasa melalui olahraga & budaya bisa membangkitkan nasionalisme

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Blog di WordPress.com.

Atas ↑

%d blogger menyukai ini: