Misscommunication

Saya baru selesai menenggelamkan sebutir vitamin C dosis tinggi kedalam gelas tinggi. Warna jingganya pelan – pelan merubah air putih bening tersebut dengan warna cerah seperti jeruk. Ada gelembung – gelembung kecil yang menyertainya. Waaah mengamati hal itu, saya bisa betah berlama – lama. Rasanya eksotis melihat vitamin C tadi melarut. Saya rasa seperti itulah seorang pahlawan, rela berkorban hingga mungkin kehilangan nyawanya sendiri namun dapat memberikan dampak yang nyata kepada lingkungannya. Lamunan saya dikejutkan oleh suara seorang teman,

“Wah Ka, tadi gue udah siapin vitamin, tapi ternyata ketinggalan di rumah.”

“Oh,” jawab saya pelan lalu kembali menikmati gelembung – gelembung indah di dalam gelas.

“Wah Ka, tadi gue udah siapin vitamin, tapi ternyata ketinggalan di rumah,” kata teman saya lagi.

“Iya gue udah dengar tadi lu ngomong gitu.”

“Yaelah Ka, gak peka banget sih, gue minta vitamin C punya lu,” ujarnya sengit.

Sambil menyodorkan vitamin C saya bengong mendengar nada suaranya, kenapa juga melengking begitu.

—————————————

Okay, melihat contoh diatas tolong beritahu saya letak kesalahan ada dimana? Apa saya kurang peka hingga teman saya ngedumel, apa emang teman saya yang ngomongnya gak jelas, atau apa? Tau gak… kasus diatas hanyalah sebagian kecil contoh miscommunication yang kadangkala saya alami! Hiks. Masih inget soal ayam bude saya? Boleh baca disini kalau belum ingat.

Melihat contoh diatas juga beberapa contoh lainnya, apa mungkin ini berkaitan dengan didikan keluarga juga budaya suku? Saya memang bukan murni batak, namun soal didikan sepertinya ayah saya sangatlah dominan. Dibesarkan dilingkungan keluarga dengan tata cara apa adanya. Kalau ya bilang ya, kalau enggak ya bilang enggak. Jarang sekali keluarga saya juga keluarga besar saya dari bapak bicara menyindir. Bahkan jika ada masalah, gak ada tuh yang ngomongin dibelakang. Saya ingat betul, entah berapa kali kami mengadakan rapat keluarga  untuk membahas sesuatu. Semuanya dibicarakan. (Ati-ati pacaran sama orang batak, susah putusnya. “Semua pasti bisa diselesaikan, diomongin dulu yuks,” begitu argumennya :P)

Tapi jelas beda ketika saya berinteraksi dengan keluarga dari mama saya. Sering banget salah paham 😀 ya contohnya ya si ayam itulah hehehe. Saya harus berhati-hati dalam berbicara jangan sampai maksud yang ditangkap berbeda dengan apa yang saya utarakan. Juga harus pandai-pandai menyimak dan berusaha mengartikan kalimat-kalimat yang diucapkan. Kadang berpikir, apakah ada hidden message? Iya kalau bener ada maksud tersembunyi, lumayan kan proses berpikirnya membuahkan hasil. Nah kalau udah dipikirin ternyata gak ada maksud apa-apa…Kan capek mikirnya :mrgreen:

miscomm
mis-comm

Well, itu tadi hanya ngalor ngidul iseng belaka. Daripada muter-muter, lebih baik saya  menarik benang merah dari hal ini. Simpel saja, untuk menghindari miscommunication seperti diatas :

a. Tolong jangan pakai bahasa kiasan ketika berbicara pada saya. To the point saja yah? Yah? Mau minta kue? Mau ngobrol?  Bahasanya jangan muter – muter memaksa saya harus membaca makna yang tersirat. Ngomong aja kalau mau minta atau minjem. Gak mempan deh rangkaian kalimat – kalimat indah untuk menyelubungi makna sesungguhnya. Oh For God sake! Saya kan bukan Rafael pesulap atau mentalist itu ya yang bisa baca pikiran orang 😦

b. Saya minta orang lain to the point, karena saya to the point juga orangnya, kalau saya mau minta pasti saya bilang. Kalau saya memuji, itu beneran memuji. Bukan pujian basa-basi untuk meminta sesuatu. Jadi gak perlu repot – repot mengartikan bahasa saya. See, I make your life simpler! 🙂 I’m an open book, no poker face at all. Gak perlu menebak-nebak.

Woooiiii bung, dunia ini sudah tua dan penat dengan segala macam aktifitas. Tolong jangan ditambahi lagi dengan omongan muter – muter tidak jelas 😀 walau begitu, to the point bukan berarti bicara kasar tanpa sopan santun lho…. Bicara jelas namun tetap menjunjung kaidah norma yang ada.

Sebenarnya saya masih menelaah hingga kini, karakter saya ini adalah karakter terlalu praktis atau pola didikan keluarga yang membuat saya ngomong ceplas – ceplos atau memang sayanya aja yang ndablek ya. Coba bantu saya hehehe.

Luv,

Eka Situmorang – Sir

Iklan

61 respons untuk ‘Misscommunication

Add yours

  1. Hehehe sewaktu baca judul tulisan ini, kupikir kamu ingin memelesetkan istilah miscommunication jadi miss communication (nona komunikasi) tapi setelah kuulang dua kali membaca ternyata bukan pelesetan tapi terpeleset *gubrak*

    Btw, ini tulisan yang menarik!
    Kamu berarti mesti berhati-hati ketika menghadapi orang jawa seperti saya. Mau ngomong “aku cinta kamu” aja pake acara tanya “Kamu demen gajah?” terlebih dahulu… hahahaha

  2. menurut saya yang paling peka hanyalah si om google kok… wakaka… kalo nada bicaranya begitu ya.. mana mungkin kita jadi peka .. ya to.. 😀
    .-= suryaden´s last blog ..

  3. miss communication ada juga ya, kirain cuma miss universe aja.

    kapan tuh audisinya dan dilaksanakan dimana? ada sesi bikini bottom dan swimsuit juga gak?

  4. Tau ndak di status FB temen2 saya banyak yang statusnya itu ambigu, seakan terkesan rahasia gitu. Jadi serba susah kalau mau dikomentarin. Seringnya sih dibilang “Sok Tahu”. Miskomunikasi bener.

    Emang sulit ya berterus-terang? Atau jujur thd kondisi saat ini? Khususnya wanita nih yang banyak kayak gitu.

  5. hihiw…same with me…
    makanya tiap kali dapet temen-temen baru..gw selalu ngomong in advance..”kalo ma gw ngomongnya tolong blak-blakan aja ya…kalo ada yang ga suka dari gw juga tolong secepatnyakasi tau gw”…
    kata mas gw.. “kamu ga bole gitu..jadi orang tuh harus peka..ga semuanya harus diomongin”
    nah lho…terus gimana dong kita, Ka? 😛 xixixixiixxi
    .-= Yessi´s last blog ..Pengen resign? =-.

  6. aku dari suku sunda, tapi tetep aja ga suka omong ngalor ngidul ga jelas.
    turunan dari mama kali ya..
    mama juga sunda asli, tp kalo ngomong to the point aja..

    moral yang bisa diambil dari cerita di atas: hati-hati pacaran sama orang batak???
    😛
    .-= dela´s last blog ..waktu =-.

  7. Heuheuheu… ketawa dulu ah
    Gw gatau termasuk mana ya? Kadang kiasan, kadang to the point. Tapi gw sih pada dasarnya to the point (loh itu tau…!).
    Mungkin karena gw punya nama batak: Mang Manullang gitu loh! :mrgreen:

  8. saya suka padamu, ada pertanyaan..?
    si gadis menggeleng..
    kalo gitu sini mulutmu biar kucium..

    *joke orang batak saat menyatakan cintanya* :))
    pasti pernah dengar kan mbak..?

    saya juga to the point mbak, tapi kok nulis malah sering muter2, bingung 😀

    see, i make your life simpler!:)i’m an open book, no poker face at all.Gak usah menebak-nebak… *suka saya kalimat ini* 🙂
    .-= lilliperry´s last blog ..Atas Nama Infotainment =-.

    1. karakter tersebut emang dipengaruhi oleh berbagai hal, diantaranya oleh lingkungan dimana kita dibesarkan…
      hidup dilingkungan yang penuh kiasan dan basa-basi, menggiring kita untuk menjadi serupa…

  9. hohoho, memang, miskomunikasi sering jadi masalah. yang paling buruk, kitalah yang selalu dipersalahkan, mis. dengan mengatakan bahwa kita kurang tanggap. kalau sudah begitu, lebih baik diam ajalah kayaqnya..

  10. Bukankah karakter orang Batak memang to the point
    saya ini adalah karakter terlalu praktis atau pola didikan keluarga yang membuat saya ngomong ceplas – ceplos
    Jadi, wajar toh?

  11. 😯 Lhaaaa, diriku juga g nyampe kesono mikirnya. kirain cuma inpo aja g bawa pitamin :mrgreen:

    kalu mau berbahasa pujangga y mbok pada tempatnya,udah ngomong blak blukan aja kadang masi sala tangkep. palagi bahasa pujangga, timbang minta pitamin aja kuq ya mbuleeett. doh..!!
    .-= luvaholic9itz´s last blog ..WHEN this SH*T happen to ME =-.

  12. untuk menjaga kondisi tubuh kita, selain berolah raga, kita juga diharuskan menyantap makanan2 yang bervitamin tinggi.
    vit c adalah salah satunya, tapi gwgw lebih suka minum juz jeruk…atau sekalian makan buahnya aja, lebih alami…and lebih gwgw banget

  13. mbak eka, minta ditransfer uang 2M dong ke rekening saya ya 1234.678.910. makasih

    tu kan, to the point….

    hehehe,
    iya mbak, saya juga paling sebel kalo ada hidden message, secara saya ini lemot tingkat tinggi dalam hal berkomunikasi. jadi ya harus gamblang kalo ngomong sama saya. kita partner yang klop dung mbak…ayuk atuh ngobrol

  14. Saya orang Jatim yg juga terkenal ceplas ceplos dalam komentar dan kritik tapi karena beberapa kali saya pernah membuat orang nggak enak hati alias misscom tadi (waktu dirantau sih…beda budaya) maka saya berusaha belajar menghargai apapun gaya bicara orang dan mengerem monyong kalo sudah mau keceplosan ngritiknya.

    Ya…belajar memahami orang lain nggak ada salahnya khan Mbak, hehe…… 😎

    Tapi aku seneng kok baca cerita disini, selain karena ceplas ceplos juga nggak kelamaan bacanya karena cepet paham maksudnya. Good luck deh?!

  15. berarti kita sama mbak. henny juga males ngeliat orang basa-basi dan mancing-mancing kayak begitu. kalo mau ya bilang aja mau. kalo ga mau bilang aja gitu. kok semuanya malah diribetin sama basa basi
    .-= henny´s last blog ..Lady Rain (Part I) =-.

  16. Hei..hei.. daku setuju loh, dengan orang yang mending ngomong blak2an dari pada pake sindiran. Walaupun yang blak2an itu gak mengenal perasaan, namun penyampaiannya lebih cepat dari pada yang mendengar menyalahartikan.

    *nyari vitamin C celup juga ah..* :mrgreen:

  17. untuk beberapa kasus tertentu, adakalanya kita mesti terbuka dan blak-blakan dan adakalanya kita mesti bicara secara implisit dan hati-hati, mesti fleksibel aja kali. Temanmu terlalu samar mengungkapkan keinginannya jadi kita susah menangkap maksudnya, paling baik ngomong langsung aja.

  18. Analisa asal: kamu orang dengan watak Koleris, sementara temanmu sepertinya punya kecenderungan Melankolis.

    Bagi orang Koleris memang nggak nikmat mendapat pesan yang tidak langsung pada tujuan. Bagi orang Melankolis memang sulit untuk berbicara terus terang.

    Andai watak-watak itu saling memahami, tentu kejadian-kejadian seperti itu bisa diperkecil (bukan dihilangkan).

    Orang Melankolis mestinya memahami nggak semua orang bisa menerima pola komunikasinya yang kadang sulit di terima oleh orang di luar wataknya. Sementara si Koleris boleh juga memahami: si Melankolis memang tak terbiasa saklek 😉
    .-= DM´s last blog ..Suksma =-.

  19. Aku orang Jawa! Tapi aku tak suka sama orang Jawa … karna suka menyindir, suka ngeyel tampa alasan yang tepat/tak berlogika, suka mendiamkan apalagi kalo marah atau kalah dalam berargumen … pokoknya ngak clear deh!

  20. hummmm memang karen didikan atau lingkungan juga ka
    mungkin temen nya biasa ke yang lain seperti itu mempan, tapi sama dirimu nda mempan hihihi

  21. salah paham itu adalah persoalanku di bulan-bulan pertama tinggal di jogja Ka… budayaku yang sangat kontras dengan budaya jawa, sering membuatku pusing sendiri.

    namun, lama kelamaan aku terbiasa juga dengan tradisi jogja yang halus amat sangat ituh, hehehe… sehingga, sekarang ini, sering teman-temanku bilang: “ini orang minang rasa jawa”… hahaha… 😀

    intinya, “lain padang lain ilalang”. mari kita saling memahami, bukan semata minta dipahami 😀

  22. Manusia memang berbeda-beda. Tak mungkin diseragamkan. Ada yang suka bicara dengan kiasan seperti orang Yogya. Ada yang blak-blakan seperti orang Batak. Jadi, tinggal dilihat saja siapa lawan bicaranya. Gaya berbahasa adalah bagian keragaman budaya. Saat berbicara dengan orang Batak, tentu lebih baik blak-blakan. Saat berbicara dengan orang Yogya, lebih baik bicara dengan kiasan. Kalau blak-blakan, bisa dianggap tidak sopan.

  23. Justru bicara to the point terasa lebih nyaman, gak perlu buang2 waktu apalagi sampai simpan2 perasaan. Kalo teman-temanku sudah tahu kalo aku memang selalu ngomong apa adanya, kadang sampe dibilang tak tahu basa-basi. Tp biarlah, lebh baik jujur drpd tidak berani bicara. 🙂

        1. btw, si bocah satu ini juga kalo ngomong muter2, senyam senyum ga jelas, padahal cuma mo bilang cari toilet yukk mo pipis…
          hihihi… ampyuuuuuuuuuuuunnn

  24. Wah..susah banget aku mau komunikasi disini..hehehe
    75% waktu bangun kita, lebih banyak digunakan utk komunikasi…begitu yg pernah saya baca… Jadi, kalo sering gak nyambung…rugi banget kita yaaa… 🙂

  25. g da yg slh mb,
    itu mank t’gntung dgn kebiasaan, kbiasaan ngmong org batak beda ma org jawa, wjarlah…
    itulh yg bkin indonesia lbh menarik ^^

  26. Dear mba eka, salam kenal ya… 😉
    saya pernah baca buku “why men dont listen & women can`t read a map” … di buku itu dibilang salah satu bedanya pria n wanita, kalau wanita kebanyakan mengungkapkan sesuatu itu tersirat sementara pria blak-blakan.. *tapi memang kenyataannya ya memang tergantung pribadi masing-masing.. *saya sendiri kadang bukan termasuk orang yang blak-blakan lho mba… hehhe..
    .-= iiN´s last blog ..RESEP EASY =-.

  27. kebiasaan basa basi tuh, makanya muter muter. untung gak ketemu di acara PB, terus ngomong mutrer2 pas kita kumpul, bisa tuli tuh kupingnya kita teriakin hi hi hi…

    satu hal yang membuat itu terjadi, pertama karena kebiasaan mereka, kedua karena mereka beranggapan semua orang yang dia ajak bincang2 sama sama mengerti apa yang dia maksut….

    1. kayanya bukan cuma kebiasaan atau anggapan orang lain bakalan ngerti apa arah pembicaraan mereka, menurut gua, faktor culture juga ada didalamnya. *sok serius :p*

  28. Saya juga orang Batak 😀
    Tapi berhubung besarnya di tanah Jawa, kurang lebih saya bisa memahami karakter orang-orang yang kalo ngomong muterin Gelora Bung Karno dulu baru bisa ketahuan maksudnya. Terkadang lucu juga lho, dan menarik kalo disimak benar-benar cara ‘mutar2nya’ (itu saya, yg sifatnya emang suka usil :mrgreen: ). Coba deh sekali-kali… :mrgreen:

  29. Ahahaaai
    Saya juga sering kok, Mbak..
    Padahal saya orang Jawa lo
    Tapi karena sudah terbiasa ceplas ceplos dan apa adanya jadi ya bgitulah….
    Makanya banyak yang ngira saya orang batak :mrgreen:
    .-= Sari Ajah´s last blog ..Perubahan Itu.. =-.

  30. ho oh.. gua juga bingung dan sebellll banget ama orang yang kalo ngomong muter2 kesana kemarih trus gua disuruh menyimpulkan. Aduhhh wasting my time deh 😦

    sama seperti dikau mba, kalo gua cuma blogger eh manusia biasa yang bukan mind reader… emang gua cenayang? xixixixi

  31. btw, basa basi sih ga dilarang, asal jangan kepanjangan ajah. Menurut gua basa basi standar ya kaya, selamat pagi, siang, sore. kalo udah ngomong muter2, bukan basa basi lagi deh kayanya

  32. btw, i’m wondering for other tribes from kalimantan & sulawesi, how their way to communicate with other tribes? any idea?

  33. stuju sama uda vizon: lain ladang lain belalang
    stuju jg dg zulhag: dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung

    menurutku smua tergantung situasi dan kondisi, ada yg harus blak-blakan ada yg bisa dibicarakan secara “tersirat”

  34. Hahaha…batak kalinya mbak Eka ini.. 😆
    Ya, begitulah…orang Sumatera pada umumnya, Batak khususnya, emang nggak suka (apa ngga bisa) basa-basi. Semua tudepoin…straight, lurus, langsung… you name it… Keliatannya untuk urusan basa basi yang menonjol dari Eka sisi Batak nya ya? hehe…

    Menurut saya ngga ada yang salah dengan karakter masing-masing orang (yang mungkin dipengaruhi daerah asalnya). Yang penting gimana kita memaklumi kalau ada kesalah pahaman diantara kita karna perbedaan latar belakang itu.

    Sip, Ito? 😀

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑

%d blogger menyukai ini: