Kilasan cerita lalu :
Aku dan suamiku membesarkan Vanya, anak hasil hubungan diluar nikah Maya (sepupuku) dan pacarnya. Kami merawat Vanya dengan cinta kasih yang berlimpah, hingga ia tumbuh menjadi gadis kecil yang cerdas juga periang. Namun di ulang tahun Vanya yang ke tiga, Maya datang. Dan kunjungannya adalah kunjungan rutin yang merisaukan hati. Akankah ia mengambil cahaya kalbuku? Meminta darah dagingnya yang sudah ku rawat dengan sepenuh hati?
————————–
.
Semenjak itu Maya adalah pengunjung tetap kediamanku, tentu saja jika tidak ada jadwal terbang. Namun sesibuk – sibuknya, minimal sebulan sekali akan ia sempatkan menengok Vanya. Ia sering memberikan Vanya bermacam hadiah dan mengajaknya bercanda. Mereka sungguh akrab, dan itu membuatku resah. Walau aku yang membesarkan Vanya, namun tak dapat dipungkiri Maya adalah ibu kandungnya. Bukankah darah lebih kental daripada air? Maya memang pernah berjanji tak akan mengambil Vanya dariku namun kemungkinan itu tetap terbuka lebar. Bukankah dulu dia bilang titip Vanya. Titip. Menitipkan berarti suatu saat akan diambil. Aku takut.
.
Besok adalah ulang tahun Vanya yang kelima, dan seperti biasa akan ada pesta ulang tahun. Namun aneh, mendung menggelanyuti wajah Vanya sedari pagi. Padahal aku sudah berjanji akan membelikan sepeda mini dengan keranjang sebagai hadiah. Heran juga kenapa tiba – tiba murung seperti menjadi nama tengahnya. Aku sedang sibuk di dapur dengan tepung, gula dan telur ketika Vanya menarik – narik celemekku.
“Bunda, tante Maya mana? Koq gak dateng – dateng ?”
Oh ini rupanya, ini penyebab ia murung hingga roti oles yang kubuatkan tadi pagi tak dimakannya. Boro – boro disentuh, dilirik saja tidak. Ini biang keroknya ! Ia mencari Maya !! Huh, padahal aku sudah capek – capek mendekorasi ruangan, aku sudah sibuk memesan katering untuk pesta nanti sore, aku sudah menyebar undangan ke anak – anak tetangga. Aku ! Iya aku yang sudah berlelah – lelah. Kenapa Maya yang dicari, kenapa ?! Aku diamkan saja pertanyaan Vanya tak terjawab. Namun Vanya terus menarik – narik celemekku. Keras kepala juga ini anak, persis ibunya.
“Bunda, tante Maya mana? Tante Maya mana ? Nanti tante Maya datang kan bunda? Datang kan?”
Aaarrrrhh ! Maya lagi, Maya lagi.
“Vanya..!” hardikku keras.
“Dari tadi cari-cari tante Maya terus ! Gak liat apa bunda lagi repot hah?!” teriakanku membahana memecah hening dapur. Ia terlonjak kaget. Mungkin suaraku bagai guntur di wajah mendungnya. Dan ia pun terdiam. Melihat titik – titik air di sudut matanya, ah, kenapa hatiku yang pedih? Aku tak pernah membentaknya, sekalipun tidak. Ini adalah yang pertama dan aku bertekad akan menjadi yang terakhir. Aku telah berjanji untuk mendidiknya dengan kasih bukan dengan teriakan.
“Maafkan bunda Vanya, bunda capek, sekarang Vanya bobo siang dulu ya, besok pas ulang tahun Vanya, tante Maya pasti datang. Pestanya kan besok,” hiburku sambil mengelus rambutnya.
“Benar bunda?” tanyanya memastikan. Dan aku mengangguk dalam perih. Ternyata Vanya lebih mencari Maya. Kupalingkan wajah, tanpa kusadari air mataku menetes. Setelah Vanya pergi dengan senyum tersungging di bibirnya, kuletakkan adonan yang masih setengah jadi. Hilang sudah semangatku untuk memanggang kue, biarlah besok aku memesan kue tart dari toko seberang saja. Kulepaskan celemek dan aku pun menuju kamar. Aku ingin menangis, aku ingin mencurahkan perasaanku pada bantal dan seprei. Ini tak adil. Aku, aku yang mencebokinya ketika kecil dulu, yang berjaga semalam suntuk ketika badannya panas karena imunisasi, yang memeluknya ketika bermimpi buruk. Aku yang melimpahinya dengan cinta, yang membesarkannya dengan penuh sayang. Namun Maya dan Vanya memang semakin lengket dua tahun terakhir. Jika beberapa lama Maya tak datang menjenguk, pasti Vanya sudah ribut meminta ditelponkan. Ada rasa tersisih.
Aku terbangun dengan kecupan lembut di pipi. Suamiku sudah pulang rupanya. Lho jam berapa ini, pastilah aku jatuh tertidur karena menangis. Cepat aku bangun dan membuatkan mas secangkir teh hangat. Ada yang aneh, biasanya jam 4 sore Vanya akan membangunkanku karena ia akan pergi main ke tetangga sebelah. Aku memang harus dibangunkan, karena pagar kugembok rapat demi keamanan. Hanya aku dan mas saja yang punya kuncinya. Hidup di Jakarta, siapa yang mau mengambil resiko? Namun ini aneh, kalau mas sudah pulang berarti ini sudah jam 6 sore, dan tak terdengar suara Vanya. Tiba – tiba perasaanku tak enak.
Segera setelah aku meletakkan cangkir teh, ku cari Vanya di kamarnya. Tapi tidak ada, ke kamar mandi juga tak ada, kupanggil – panggi namanya namun tak ada sahutan. Mas yang mendengar suara kuatirku pun segera ikut mencari. Vanya, kamu dimana nak? Maafkan bunda nak, bunda gak bermaksud membentakmu, bunda hanya takut kehilanganmu. Kamu dimana sayang? Pekikku dalam hati. Setelah sibuk mencari di dalam rumah, akhirnya kami temukan Vanya tertidur di ayunan taman belakang. Tempat favoritnya bermain. Segera kupeluk dan kuciumi dia, namun ternyata badannya panas. Mas menenangkanku bahwa itu panas biasa, mungkin karena kelelahan bermain. Tapi menurutku ini bukan panas biasa, mas tidak tahu siapa yang dicari Vanya tadi siang. Cukup diberi obat penurun panas dan kompres saja kata Mas lagi. Dan aku pun menurut.
Segera ku gendong Vanya kedalam, ia membuka matanya dan bertanya, “Bunda, tante Maya mana?” hampir terlepas Vanya dari gendonganku, untunglah Mas sigap menangkap. Ketika itu telepon berdering dan aku pun bergegas ke ruang tengah. Diseberang sana tante Febri menangis meraung – raung, pesawat yang diawaki Maya hilang dalam penerbangan dari Jayapura menuju Oksibil jam 2 siang tadi. Persis ketika Vanya menarik – narik celemekku. Aku terduduk lesu. Bagaimana aku harus menjawab pertanyaan Vanya ?
TAMAT
waduh… ya bonding anak ama ibu biologisnya gak bisa hilang emang ya.. ada telepatinya…
nice story ka!!
#EKA
apalagi mereka kan makin dekat
jadi ya bondingnya terasa ya …
waqduh, kangen bangen sama mbak eka. im sorry so much baru bisa nunggul lagi.xexexe…
btw, bonding apaan yak? maksudnya hubungan gitu?? 😀
#EKA
bonding = ikatan, hubungan.
dlm kasus ini ikatan batin antara anak dan ibu kandungnya
hooh ^_^
Astaga Mba…. Musibah bisa jadi inspirasi nulis ya?
Salut pada jiwa menulisnya mba Eka…
#EKA
Iya terinspirasi dari kejadian itu…
menangis
haia, ka … jarang bw sekalinya bw disodori cerita mengharukan begini …
nice story. i love the way you write and explore ur emotion.
great !!!
#EKA
Thank u dayu 🙂
hai..Eka… nice story
ya memang mungkin harus begitu akhirnya
EM
#EKA
terinspirasi dari kejadian nyata mbak 🙂
Wah…nice..
Bgn tidur baca ini,huhu terharu..
Eh TUHAN luar biasa ya, Dia udah satukan Vanya kecil dgn bunda, krn trnyta Maya akan TUHAN panggil sblm Vanya dewasa, sblm Vanya memahami hidup & mati…
#EKA
Sudah diatur 🙂
baca cerita terakhirnya ini rada2 sad ending ya…
hubungan batin ibu dan anak itu memang ga bisa dipisahkan
#EKA
gue msh belum ngerti, soal kontak batin yg seperti itu 🙂
ada koneksi kali yah
kan hubungan darah memang kuat sekali
Nice story, dari Merpati ke cerpen…
Adddaaa aja idenya…
#EKA
🙂 thanks
Ternyataa.. ini toh pertanyaan si Vanyaa.. hmm.. kira2 jawaban macam apa yang akan dia dapatkan yaa? 😀
#EKA
Nah koq malah ditanya balik siy 😀
hehehe
Hahaha.. abis khan udah tamaaatt.. berhubung masih nggegantung jadi mending nanya langsung ama sang penulis gimana sang bunda menjawab pertanyaan si Vanya itu, ahahaha ^o^
#EKA
nah.. gimana kalo pertanyaannya lu aja yg jawab hehehe 😀
Hmm rute pesawat disana memang rawan….
Poor Vanya *pat *pat
Poor Maya
Poor Bunda.. kayaknya ngerasa bersalah juga dia
Nice Story! 😀
#EKA
Iyalah… kan tadi sempet bentak2
Akhirnya tamat juga..
Tnyata endingnya dihubungin ama merpati itu toh..
Hehe 😀
#EKA
Begitulah Sari 🙂
yukzz mareee….
sari.,.jalan2 yukzzz kekekekekekekek
#EKA
geniiiit deh,
flirting di blog gue hahahaha
huakakkakak,….maklum mbak eheemm ehemmm
cuman godain aja kok…sapa tau di senyumin hi hi hi
4 Jempol buat Eka
#EKA
Berarti, kaki juga yah.
Euuuuh ogah 😀
mambu !
hahaha
komennya nanti aja ya aku mau nangis dulu bener2 terbawa dari ceritanya nih!
bagus-bagus!
bentar! *nangis lagi*
#EKA
nih tissue 🙂
cerita yang menyentuh hati
#EKA
Thank u 🙂
Nice Story…
terharu saya bacanya…
Jadiin Cerpen Bagus banget mba..
#EKA
ini memang cerpen mas 🙂
fotonya itu, imut sekali
#EKA
boleh nyolong itu kang adipati hehehe 🙂
sahabat, cerpenmu indah ^_^, nyaman sekali membacanya
#EKA
THank u Uni 🙂
udah layak nih jd penulis pro….
heyy para penerbit… silahkan maen ke blog ini. dan kontak admin blog ini…
urusan uang biar gw , ka 😀
#EKA
heh
kalo soal duit cepet nyamber aja lu yah hihihi
kekuatan ikatan ibu dan anak tak pernah ada yang bisa menggantikan
very nice
#EKA
Thank u 🙂
Awesome… 🙂
Rasa penasaran dipuaskan dengan tragedi…
Ceritanya sangat bagus. Kalo diterbitin bagus banget dong. Saya bakal ikut jadi pengedarnya (kayaq ubas aja jadinya), :-p
#EKA
pengedar obat amang ? :p hehehe
Baru beberapa hari ndak mampir ke blog ini, dah ada 3 tulisan berantai. Baguslah, jadi aku bisa langsung membacanya secara kontinyu. Aih…sad ending toh..? I like that, karna hidup itu ngga selalu indah, kayak sinetron-sinetron, ya kan Ito?
Mantabh…menggugah… we want more… we want more… we want more *sambil bawa-bawa Poster Eka*
#EKA
bawa2 poster??
weleeeh gue di demo 😀 hehehe
kk..klo butuh manager buat nerbitin bukunya,
hubungin gw ajah ‘y..
h.h.h.
Great story sizt’…!!
HIks.,…hiks..hiks….Kasian sekali si Vanya Mbak 🙂
HIngga akhirnya tidak bisa bertemu dengan Ibu kandungnya lagi
T_T
Salam nangis Bocahbancar
#EKA
cup..cup..
jangan nangis dunk.. nanti gak bisa ke pameran pendidikan international lagi 🙂
Kok ada ketawanya juga sich…
Salah emo itu MBak maav maav..padahal mau buat emo ini lowh 😦
#EKA
iyaaa…..
terlalu semangat sampe salah ketik ya ?
Ho..ho….aku mau baca dari chapter pertama ah 😀
#EKA
silahkan eda 🙂
dengan senang hati
duuuuh sedih amat sih ini cerita. hiksss
#EKA
Lagi mood yang sedih2
maafkan
uh! kematian bisa menyelesaikan persoalan, namun dapat juga menimbulkan persoalan baru.
well done, ka!
#EKA
thank u uni 🙂
bingung kan jawab apa… 🙂
yach, tamat deh 🙂
#EKA
Udah 3 seri soalnya 🙂
hayoyooo…tamat apanya???
yang nulis tamat yak???
yang baca udah tamat belum???
kok gak sedih siy??? ha ha ha
nah kan, apa gw bilang ….endingnya gwgw jadi ikutan sedih nih…..abis sebel trus emosi sekrang jadi sedih deh….hem…
cerita yg bagus….dalem banget …and kena banget pesannya…..
” PAKAILAH KONTRASEPSI “…….
#EKA
hahahaha
keren juga hikmah yg bisa lu petik 🙂
lebih baik menghindari rangsangan daripada pake kontrasespi, kan belum haknya ha ha ha ha
Wah ceritanya mengharukan sekali. 😦
#EKA
begitulah 🙂
Wah saya kira beneran, mana mata udah mulai memerah…
#EKA
maaf ini cerpen mas 🙂
hmm, wah kok endingnya sedih gitu….tp keren abiz ceritanya 🙂
#EKA
thank u 🙂
makasih ya kunjungan baliknya……..
met kenal……
#EKA
Salam kenal juga 🙂
ni cerita bener apa booongan sih
#EKA
cerpen fiksi
ya.. allah.. benar2 mengharukan ceritanya mbak…. acungi jempol buat mbak…
#EKA
terima kasih Crit 🙂
Aku langsung nelepon kerumah kelar mbaca yang satu ini… 🙂
Memang umur, jodoh dan rejeki adalah rahasia illahi – semoga Ya Allah perjalanan mudik-ku lancar.
Trims buat kisah seru mengharu biru ini, salam hangat dari afrika barat!
#EKA
Lho belum mudik juga mas?
Saya doakan semoga lancar selalu…
salam hangat..
amiennn….semoga selamat sampai tujuan om luigi
#EKA
kalo dia luigi,
barti lu mario nya?
huakakakakakakkk….mari kenthir
wadugh….., ceritanya bagus bangetz…
sungguh memilukan…
terharu
#EKA
thank u mang
tariiikk maaangggg….yukzzzzz
duhhhh mata gw berkaca2 nih mbak 😦
anak kecil memang kadang punya ingsting yg kuat apabila orang terdekatnya terkena musibah..
ini pernah kejadian sama ponakanku, dia nangis seharian nyari mamanya ternyata mamanya pingsan waktu di kantor…duhhhh sedih
tapi memang harus ada satu yg pergi agar semuanya bahagia bukan 😀
#EKA
tapi skr bundanya bingung
gimana jawab pertanyaannya Vanya itu…
Pass !
(next …??)
#EKA
sabar ya Oom 🙂 secepatnya yg next datang 😉
waduw bu.. lama aku tak kesini…
ceritanya seru, sedih….
memang ibu hebat meramu kata…
#EKA
Thank u 🙂
kamu kemana aja ?
gak pernah muncul sini…
Mantab… ternyata ketinggalan seri 1 dan 2 nya.. baca dulu ah 😀
Salam KBM
#EKA
Monggo, silahkan…
yukzzz mareeee…
mas indra ketauan, suka memulai dari belakang kekekekekekk
akhirnya Mbak Eka yang mendapatkan Vanya,,,
Tapi caranya mendaptkannya sungguh tragis, harus ada yang dikorbankan hiks hiks hiks….
#EKA
tidak ada yg menjadi korban…
sudah ada yg mengatur 😉
yaitu mood nulisnya hehehe
namanya juga skenario sob ^_^
kehidupan nyata aja dah di skenariokan oleh sang pemberi kehidupan
*cieeee cocok jadi pembicara niy* kekekeekkkkk
yeah, penyelesaian persoalan yg gak pernah di duga.. 🙂
nice story kak…. 🙂
#EKA
thank u Joice…
hehe.. great story, mbak.
saya malah ga pernah berhasil nyambungin fakta sama fiksi.
#EKA
dicoba aja sekali-kali…
aku dah nangis kirain beneran… ternyata piksi tho?
#EKA
Fiksi tenan iki mas 🙂
fiksi yang di angkat dari kisah nyata orang lain dan di sambungkan dengan tragedi pesawat yang ilang. sungguh imajinasi yang luar biasa…..bener gak tuh ha ha ha
#EKA
fiksi nya bener, nah kisah nyata?
mungkin ada tapi gue gak mengalami langsung siy 😀
ato jgn2 lu ye yg hamilin si maya ha? =))
huakakakkakkk…kalo mayanya cakep dan jadi pramugari gt, ngaku aja deh walaupun bukan pelakunya kekekekekkk
wah… panjaaang kali nih cerita..
tapi hm.. menarik kok 🙂
coment balik di blogku ya 🙂
thanks..
#EKA
jika ada waktu.. nanti saya meluncur 🙂
hikz hikz hikz….
cedih banget….
hampir semua bulu kuduk berdiri membaca cerpen ini…
teh eka bisa aja membuat cerpen kek gini…
darah yang mengaliri tubuh anak tidak akan pernah cair walaupun sejauh apapun mereka terpisah, ikatan ini akan selalu ada dan tidak akan pernah sirna….
salam kenal n menanti kunjungan balik dari sahabat 😀
#EKA
Salam kenal juga mas….
darah memang lebih kental drpd air
ikatan batin jadi ada.
Jika wktu lengang saya akan dtg berkunjung 🙂
mbak ekaaaa..
aku merinding!!!!!
four thumbs up!!
#EKA
jempol kaki ikutan juga dunkk Dela 😀
thumbs up!!
mbak Eka, jago banget nulisnya…….jadi pengen terus membaca…..
kreatif banget…
nama blognya jadi Eka’s great stories aja kalo gituh…
sip tenan Mbak! suerrr…
#EKA
hihihi… kepala gue kepentok ceiling 😀
ke GR an niy hahaha
waaah ga nyangka begini akhirnya.. kok ga hepi ending sih?? xixixi
btw, next story, judulnya : Bunda Vanda menjawab?!
#EKA
kalo lu yg bikin gimana Rat 😀
gue udh bunu ide hehehe
kalo mau yang happy ending harus bikin cerpen
“Vanya di antara bunda maya dan papa sinting” kekekekekkkk
woww wowww wowww….sungguh kejadian yang sanagat memilukan, mengiris perih dihati, menyayat jiwa yang tenang, mengalirkan air mata yang mengendap. kenapa bunda maya harus pergi??? kenapa bundan pergi sebelum vanya tumbuh dewasa??? kenapa harus pergi di saat vanya ulang tahun??? kenapa harus sekarang dan saat ini..hikzzz hikzzz hikzzzz vanya menangis terisak isak….
begitu kuatnya ikatan bathin antara seorang dengan bundanya. hingga dia mencari bundanya disaat ada sesuatu yang terjadi pada bunda. pencarian itu ternyata wujud dari kekuatiran seorang malaikat kecil terhadap bundanya……
vanya….kamu jangan takut, om zulhaq disini siap menjadikanmu anak semata wayang, yang akan om rawat dengan bunda luna maya kekekekekekekekek….
harus ada sambungannya lagi niy…tanggung, biarkan vanya sampe dewasa, sampe jatuh cinta sama om zulha yang paling ganteng kekekekeekkekke
#EKA
Hiyaaaaaaaaaaa
kalo gue gak tahu lu sinting gue kira lu pedofil deh
masa doyan anak kecil hahaha
Tapi ikatan batin itu misteri yang KUasa..
enatah gimana, bisa dtg tepat waktunya..
tanyakan pada rumput yang bergoyang he2
Hmm… berarti jenazahnya Maya mestinya ada diantara selusinan ambulans yang lewat sini tadi…
#EKA
ngeriiii, lewat depan rumah lu ya yer?
Tidak tepat lewat depan rumah juga sih, tapi di perempatannya. RS Bhayangkara Polda kan berada satu komplex dengan rumah saya di KPR Polda. Ada 20 kantong berisi 15 jenazah, soalnya pada tercerai berai di lokasi kecelakaan, baru dirangkai2 di RS. Tadi pagi sudah pada diberangkatkan ke tempat pemakaman masing2. Kebetulan mobil kargo saya pas jalan didepan konvoi mobil jenazah yang ke arah gudang bandara. BTW kenapa ngeri? (o_0)”\
#EKA
gue selalu gak nyaman aja deket jenazah… entah kenapa…
seolah masih merasakan kehadiran malaikat pencabut nyawa..
euuuuh.. 😦
speechless
turut sedih untuk Vanya yg kehilangan ibunya..
turut berduka untuk tante Maya yang telah berpulang..
masih speechless
😦
#EKA
Makan nano2 dulu ? 😉
biar kaget mungkin 😉 hehehe
hikzzz hikzz hikzzz…di bantuin nangis yah he2
saya juga gak ngerti harus bersedih atau tertawa membaca akhirnya.. hm..
endingnya menarik, mbak.
#EKA
lho koq malah nyengir…. 😉
thank u udh baca ya…
akhirnya gak ada tamu tetap lagi
#EKA
Sudah kembali ke surga
amieeennnnnnn….
oh ya…lupa!!
semalam keburu teler, belum komen terakhir
harusnya ceritanya di tamatin dengan ending perayaan ULTAHnya Vanya…terserah mau nulis dia sedih bgt atau di tulis, mbak menjelaskan dengan sedikit ngeles ke vanya, dan dia menerima penjelasan dan mau merayakan ultahnya tanpa bunda maya…karena pas perayaan ada om zulhaq yang datang menghibur dan memberikan suasana dan senyum baru buat vanya huakakakakakk
pukkk pukkkk pukkk, tepuk tangan
Ini baru kudengar lagi istilah “darah lebih kental dari air”..
hiks ..ceritanya mengharukan …
Nulis lagi .. yuk..!
#EKA
hayuuuuks 🙂
hehehe…itu catatan buat yang lain, kalo mau dititipin anak orang, pikirkan dulu semua konsekuensinya!
#EKA
semoga ada hikmah yg bisa dipetik 🙂
kasihan bangat vania
#EKA
Sudah menjadi garis hidupnya
woww kreatif ceritanyaa.. tnyata nyambung ama musibah pesawat toh..
Nice story!
ditunggu cerita-cerita selanjutnya Mbak Eka!
wedeh.. sad ending nih kak? tp critanya baguuuus..
nice story…..
kekuatan tulisanmu terasa banget di sini eka!!
aku merinding membacanya
Eka, seriusan… pernah ngirim cerita ceritamu ke penerbit gak… you are a good story teller. beneran loh 🙂
aq barU ngebaca critax mba…
lgsg vanya I – vanya III..
sedihh mba…:'(
ternyata ikatan batin itu g bisa dihilangkan…
Eka… Eka… Eka…
(ceritamu terlalu bagus untuk dikomentari)