Buah mangga, bunga melati
Siapa sangka sebuah rumah menawan hati
“Hon… aku mau rumah seperti itu,” rajuku manja sambil menunjuk sebuah rumah yang kami lewati di minggu pagi yang segar ini. Rumah bergaya Art Deco dengan warna coklat muda. Bangunannya tidak menjulang, hanya dua lantai saja. Gerbangnya tidak tinggi, namun juga tidak rendah. Karenanya aku bisa tahu halamannya penuh dengan tanaman hijau dan bunga berwarna – warni. Sebuah rumah sederhana namun telah mencuri hatiku, membuatku setiap kali melewatinya selalu meminta suami melambatkan laju.
“Kenapa tidak yang itu saja,” kata suamiku menunjuk sebuah bangunan besar dengan pilar mengular khas koloseum roma kuno. Aku menggeleng pelan, dan tawanya pun terdengar. Ah, ia memang gemar menggoda. Sudah tahu seleraku apa namun tetap saja ditawari yang lain. Mataku mengamati rumah besar dua lantai tersebut. Tinggi, kokoh dan sangat perkasa.
Keesokan harinya kami terkejut melihat rumah gagah itu pilarnya miring dan dindingnya banyak yang retak. Cepat kulayangkan pandang ke rumah idamanku, seraya berharap cemas semoga rumah itu tidak roboh. Sedangkan rumah kokoh itu saja retak, lalu apa kabarnya rumah sederhana impianku. Rumah dengan rasa kehangatan keluarga, yang tidak terlihat pilar – pilarnya. Senyum mengembang menggantikan cemas, untunglah rumah idamanku itu tetap tegak berdiri. Herannya tanpa cacat sedikitpun.
Tukang bakso dimana kami menganjal perut bercerita bahwa tadi malam ada gempa, tidak kuat namun cukup membuat beberapa rumah rusak lumayan parah. Heem…. Ada keanehan disini. Rumah kokoh hambir roboh, namun rumah sederhana tetap jumawa. Ada apa? Sayup kudengar abang tukang bakso dan suamiku bicara soal pondasi. Ah ya, pondasi. Dasar dari rumah itu sendiri. Biar bagaimana pun bagusnya sebuah bangunan, jika pondasinya tidak kuat maka ia akan rentan. Teringat bahwa hidup ini juga sebuah bangunan. Karierku adalah bangunan yang kubangun diatas dasar pendidikan, kerja keras juga loyalitas. Rumah tanggaku adalah bangunan yang kubangun dengan kasih, pengertian dan juga usaha untuk saling memahami.
Pondasi hidupku dibangun diatas nilai – nilai yang diajarkan keluarga. Nilai – nilai keyakinan yang di kemudian hari dilepaskan menjadi pilihan bebas dan menjadi hak dasarku, karena nilai – nilai tersebut tidak dapat dipaksakan. Dan aku tidak akan pernah memaksakan nilai – nilai yang aku anut kepada orang lain ataupun memandang rendah kawan dengan nilai yang berbeda. Sekali – kali tidak. Aku hanya ingin berbagi bahwa pondasi nilai yang kita peganglah yang dapat menyelamatkan kita. Pondasi itu lah yang membuatku berkata tidak terhadap tawaran kemewahan dunia yang bisa secepat kilat kudapat asal mau dinikahi duda anggota DPR. Pondasi itu jugalah yang memantapkan keputusanku untuk memberikan yang pertama kepada suamiku di kala ia telah sah menjadi suamiku. Keputusan yang dianggap konyol oleh banyak teman – teman. Hari gini ?? Namun Hey, ini keyakinanku, ini pondasi rumah tanggaku.
Tentu saja pondasi yang kokoh tidak serta merta membuat banguan yang berdiri diatasnya menjadi bangunan yang luar biasa indah. Siapa bilang jika sudah mendasarkan hidup pada keyakinan dan ajaran Tuhan maka bisnis kita tidak bisa bangkrut ? Siapa bilang rumah tangga kita aman dari percekcokan ? Tetap saja ada angin, hujan bahkan badai yang menghantam. Yang bisa membuat bentuknya jelek tak beraturan atau hancur berantakan. Tapi dengan pondasi yang kokoh bangunan tersebut tentu lebih tahan menghadapi goncangan dan jikalau roboh, dapat dibangun lagi dengan cepat.
Jadi sahabat, dibangun diatas pondasi apakah rumah kehidupan kita di dunia ini ?
🙂
*Tumben saya bisa serius hehehehe
Masih kena efek Rumah Sakit sepertinya 😉
Pondasinya, PERCAYA dan YAKIN
(tumben juga gw jawab serius, biasanya cela-cela’an)
#EKA#
Mas Afdhal.. kesambet apaan?
Bisa serius gini ?
Hahahahahha
Nongkrong di atas ah..
Bener, pondasinya optimis, percaya, yakin, disertai semangat juang yg berkobar2.
Masih Ada 1000 jalan untuk mengembara ke mount everest. (gak nyambung ckakak)
#EKA#
Mimpi juga menghiasai pondasi untuk kehidupan yg lebih baik 🙂
🙂
#EKA#
Juga senyum dech 🙂
manteb…
“Berkarya seolah akan hidup selamanya.
Beribadah seolah akan mati besok.”
Semoga ….
#EKA#
Amiiiin Muzda 😉
Jadi itu sebabnya lu benar2 mendengarkan Ridho ya..
Seolah hidup selamanya ya huhahahaha
gak ada masa lalu, gak ada masa depan. hidup untuk hari ini sebaik-baiknya. carpe diem.
#EKA#
Sebaik-baiknya setiap saat 🙂
Indah
Tsah! Paragraf pertamamu cukup mendayu-ndayu 😉
Dan aku tidak akan pernah memaksakan nilai-nilai yang aku anut kepada orang lain ataupun memandang rendah kawan dengan nilai yang berbeda.
Great!
Dan gongnya ada di paragraf akhir, Ka. Awalnya aku mengira ini hanya cerita tentang keinginan kalian mencari rumah idaman. Terlapas benar atau tidak, tapi tulisan ini berhasil menyorong tema dengan lead analogi yang apik.
Jadi sahabat, dibangun di atas pondasi apakah rumah kehidupan kita di dunia ini?
Jawabannya bisa sangat relatif. Masing-masing individu tentu punya ragam versi pegangan. Kalau aku? Tetap. Belum beranjak dari faham yang kuanut selama ini. Yaitu: Mahendraisme! :p
*Tumben saya bisa serius
Justru kau lebik baik menulis yang seperti ini terus. Lebih kena maknanya.
#EKA#
Heeem thank u ya mas, selalu menjadi kritikus cara penulisanku juga pengkritisi tema tulisannnya.
Really means a lot ! 😉
Mahendraisme dan Marhaeisme bedanya apa???
Jadi skrg ketauan kan siapa yang narsis kan ….?
hahahaha
bener tuh… gak perlu keliatan terlalu indah kalo pondasinya gak kuat, ntar juga gampang roboh.
mendingan gak terlalu indah yang penting nyaman dan tentu dengan pondasi yang kuat…. ya gak… 🙂
#EKA#
Yap ! 🙂
wush, indah sekali, semoga awet tak lekang dimakan usia dan peristiwa, pondasi itu adalah cinta kali ya…
#EKA#
Amin, thank u untuk doanya mas 🙂
Cinta adalah salah satunya, tapi tetap perlu batu2 penjuru yang lain
yang bisa dijadikan pijakan kokoh 🙂
Maksudnya yang pertama itu apa sih, Ka?
Aku kok ndak tau ya..:) Hihihihi.. dijabarin duonkssss
#EKA#
Kebanyakan maen ama Simba lu mas,
jadi gak ngerti bahasa manusia lagi hihihihi 😉
dasar the pimp… pura2 lagi 😀 hahaha
Semoga saja pondasi kehidupan kita tidak rusak terkena “gempa”. Karena perlu bertahun-tahun untuk membangunnya. Terlebih bagi mereka yang pondasinya bergantung kepada pondasi orang lain.
#EKA#
Lahir sendiri di bumi, selayaknya membuat pondasi sendiri.
Belum tentu orang yang kita gantungi itu cukup kuat
untuk terus menjadi pijakan. Tumbuh bersama boleh,
namun tetap pulang ke rumah Allah dengan amal pribadi.
miss eka berpantun juga neh.. sastra indonesia lama yang digali dari budaya lokal yang selalu asyik. apalagi kalo dipakai dalam acara pernikahan “Perang pantung”..
pondasinya adalah prinsip keyakinan. menurutku sih…
#EKA#
Iya pernah dengar juga soal perang pantun.
Kereeeen banget yah, rawian kata2nya 😉
YA, keyakinan adl pondasi yang baik
coba saya cek dulu, owalah .. rumahku dibangun diatas susunan batu kali yang direkatkan dengan semen bercampur pasir.
#EKA#
Merk semennya apa pak ? 😉
nice
pondasiku?
doa, kepercayaan, semangat, keluarga dan teman
btw,ini hasil postingan smalem tuh?
😛
#EKA#
Sssssh jangan keras2
hehehehe
pondasiku adalah kasih sayang dari orang-orang di sekitarku yang selalu ada..
yang selalu support, selalu sayang..
mbak eka juga salah satu pondasi aku dalam ngeblog lho..
makasi ya mba eka..
#EKA#
Keep on blogging Della 😉
Nah, seharusnya pendidikan itu selayaknyalah membentuk pondasi yang kokoh bagi anak didiknya.
Salam anget buat kedua orang tua Anda yang telah sukses mendidik anaknya.
#EKA#
Semoga terus bisa menjaga nilai2 tersebut ya pak 🙂
nanti salamnya saya sampaikan
salah satunya dari cinta yg tulus 🙂
#EKA#
Setujuuu mbak El 😉
Pondasi rumahku dari batu kali yang sangat hiutam warnanya sehingga kuat sekali.
Sedangkan pondasi rumah tanggaku dibangun dari rasa saling percaya antara saya dan istriku yang kuat sekali serta saling memiliki satu dengan yang lainnya yang sangat erat sekali sehingga susah diterpa prahara humah tangga.
jangan ketawaain Aku Eka, Lho..lho..kok ngancem…, Peace bro’…
#EKA#
Gak diketawain koq mang 😉
justru menambah khasanah berpikir saya.
Betul, rasa saling percaya harus jadi pupuk juga
Pondasi rumahku terdiri dari batu yang berarti ketegaran dan kekokohan jiwa mengarungi badai dan gempa kehidupan. batu itu direkatkan oleh semen persaudaraan dan kekeluargaan. semua itu dibangun atas dasar toleransi,saling menghargai dan keikhlasan.
Disclaimer
tulisandiatasadalahhasilmatangantuksetelahsemalamkenajatahronda
#EKA#
ngantuk2 aja bisa komen begitu.
Ronda dimana mas 😉
bukan ronda nungguin cewek2 burespang kan hihihi
ya jelas bukan ronda nunggu cewek2 burespang,
tapi nunggu cewek2 buwarteg hehehhehehe
#EKA#
hihihi
ukannya bureskor :p
hahahaha
Stuju banget atas analoginya:
rumah (tangga) harus dibagun diatas pondasi (yang kuat)
Eka, terimakasih udah ngingetin lagi
#EKA#
Mari saling mengingatkan mas 🙂
Itulah gunanya teman 😉
pondasi yang kuat belum tentu membuat rumah selamat dari goncangan gempa, Ka. diperlukan kerjasama tiang, tembok, bata, kuda2, cakar ayam, atap dan seluruh komponen rumah yang mumpuni juga. seperti yang kamu bilang, kita misalkan pondasi adalah keyakinan kita terhadap Tuhan. dan itu dibuat dengan jempolan. pada suatu saat, di tengah perjalanan hidup, ada badai yang menerjang haiyah, tentunya dengan dukungan semua komponen rumah yang oke, kemungkinan selamat akan lebih besar kan ?
dengan kata lain, biar ‘rumah’ itu tetap tegar, kepercayaan, keyakinan, kasih sayang, cinta, dan lainlain, bisa ditambahkan untuk menguatkannya. bisa jadi, gempa2 kecil ikut nyumbang mencari kelemahannya. ck, tentunya kamu punya resep adonan yang lebih yahud buatmu.
lho, aku ini ngomong apa barusan ? ngucek2 mata
#EKA#
Betul Oom, pondasi itu awalnya
tentu dibutuhkan adukan yang lain 🙂
Ternyata Butuh Cakar Ayam, Kepala Ayam dan swiwi 😀 xixixixiixi.
kalau disingkat butuh seekor ayam minus brutu gimana mas goen?
*siapinpembakaran*
brutu itu malah yang enak kok. mak nyuuuss…. 😛
#EKA#
Betul om wuenak 😉
Cinta bisa berubah seiring dengan waktu, cinta yang menggebu jika di rawat menjadi cinta persahabatan, cinta yang mengasihi, dan cinta yang memberi kepercayaan.
Jadi saya lebih tertarik pada kepercayaan…percaya bahwa kita telah berjanji setia untuk bersama hidup dengan seseorang, percaya bahwa kita banyak kelemahan, yang terkadang nggak kuat terhadap godaan….justru karena memahami ini, kita bisa saling merawat dan menjaga agar kepercayaan kedua belah pihak tak goyah.
#EKA#
Thank u untuk nasihatnya bunda 🙂
Bagus tulisannya + maknanya..Salut..
#EKA#
Terima kasih 🙂
lha wong yang nulis aja bagus kok. ya, Ka ? 😀
#EKA#
idiih idiih
memuji biar gak ditodongeskrim ya
hahahha
pondasi hidupku: iman, pengharapan, dan kasih….
tak peduli seperti apa rumahku nanti….. 🙂
#EKA#
Ada di Korintus ya Tik 🙂
Terima kasih, benar, kita harus membuat pondasi yang kokoh/kuat untuk hidup ini, biar tidak mudah retak/ hancur oleh gempanya hidup!
#EKA#
Setuju sekali 🙂
kalo nulis kek gini berarti harus dibawa ke rumah sakit kow sis
hihihii
#EKA#
Gitu ya hahahaha
mana ambulannya 😉
Pondasi? hmm…
Tentu saja orang-orang disekeliling yang saya sayangin dan menyayangi saya 😀
They’re my wings!
#EKA#
Mantaaaps !
Amin semoga langgeng sampai jadi aki and nini… and semoga postingannya ini jadi pelajaran yang berharga untuk yang akan memulai…
#EKA#
Amiiin 🙂
Rumah impian wempi non permanen jadi keknya gak ada pondasi. Yang ada itu tiang penyangga atau tiang utama kemudian elemen yang terpenting lainnya kalo bahasa kampung wempi ‘kudo-kudo’ *gak tau deh bahasa indonesianya apa*.
#EKA#
Kudo – kudo : Heeem apa ya?
gak tahu hehehehe
pondasi paling dasar adalah nilai-nilai moral yang ditanamkan pada waktu kita kecil. berterimakasihlah sama ortu sampeyan, karena beliau maka sampeyan bisa seperti sekarang. 😎 *cukup serius kan?*
#EKA#
sangat berterima kasih sekali kepada orang tua 🙂
okelah yg ini lumayan serius hehehe
Tidak memprovokasi 😉
Semoga kita membangunnya dalam pondasi CINTA dan KASIH SAYANG
Salam Sayang
#EKA#
Amiiin 🙂
Idem sama Eka, pondasi diriku ada di atas iman yang kokoh. Pondasi rumah tangga juga di bangun atas kasih & kesetiaan, cieee…
BTW tumben abisss lu Ka ngomongin bahan bangunan, hehe…
#EKA#
Ini namanya the law of attraction
Biar cepet punya rumah sendiri 🙂
hehehe
jgn lupa…kejujuran …itu penting lho…..
selain itu ditambah semen 5 sak + pasir 1 kibik + air 1 ember besar + besi 20 lonjor….
gw yakin pasti kuat pondasinya 🙂
#EKA#
yep.. kejujuran adl mata uang yg berlaku dimana – mana
btw lu dulu pernah jd tukang bangunan 😉
apal gitu bahan2 bikin pondasi hehehe
salute mbak diriku dibelakangmu
#EKA#
Terima kasih 🙂
pondasi: insyaAllah mencari ridho-nya Allah.
wueitzzz… mumpung lagi religius
#EKA#
Amiiiin
semoga mendapat RidhoNya selalu
asal jangan Ridho si penyanyi itu hehehehe
Salut sama mbak. Karena pondasi yang kuat, yang pertama khusus buat suami yang sah.
Mbak Eka bisa menjaga kehormatannya, walaupun godaan kerap menghampiri.
#EKA#
Salutnya juga buat suamiku dunk 😉
kan dia juga berperan 🙂
terima kasih ya
pondasi gw?
iman.. kasih.. kejujuran.. kesetiaan..
dan masih dalam tahap pembelajaran 🙂
btw, tumben postingannya waras sist?? hehehe..
#EKA#
Semoga bisa waras terus hehehe 🙂
Kepercayaan,Cinta,kasih sayang, dan wah masih banyak lagi!
Jadi terharu!
Hikz…hikz..
#EKA#
cep..cep.. 🙂
Pondasi ku, Tan?
Beton yang kuat.
ahaahaha.
#EKA#
jgn lupa dirancang dgn baik ya 😉
keren bget y..pengen juga heee..
#EKA#
Cari pasangannya yg sah 🙂
wedew, harus belajar nyari rumah nie biar kokoh pondasinya…hohoho rumahnya istri ato apaan yah?klo pondasinya kayake bukan cumak cinta aja, secara…jaman sekarang
nyari istri dulu akhhh 😀
#EKA#
hahahaha bikin sayembara cari istri gih 😉
btw kenapa koment lu slalu masuk spam sih ?
untung kadang2 cek spam lho
kalo enggak, lewat lah kommenntu gak bakalan nongol
Pondasi rumah gw? hmm ntar yaa nanya dulu ma tukang yang dulu bangun rumah ini hehehehe..
yang paling penting saling percaya, respect to each other serius mode on
#EKA#
That’s true, respecting each other 🙂
andai saja saya bisa berpikir seperti mba..*oon kumat* 😀
-salam- ^_^
#EKA#
Pasti bisa ! 🙂
tinggal mau atau tidak emnjalankannya 😉
Nice post, Kaa..
And emang bener kalo pondasinya kuat, biar kata dihantam badai kehidupan, walau di tengah badai sempat tersungkur tapi setidaknya ketika badai berlalu, dia masih punya kekuatan untuk kembali berdiri, and bukan ikutan tersapu badai itu, ahahaha 😀
#EKA#
Thank u Indah 🙂
betul sekali, bisa berdiri lagi
Waahhhh……
Hhmm….enaknya ya Mbak jika sudah bisa saling memberi, berbagi dan saling mengasihi, insyaallah hingga tua nanti….
Bangunan dengan pondasi yang kuat dengan ditambahkan perabotan yang serba ada,pasti akan menjadi semuah rumah tangga yang tangguh dech.. 😉
Salam superrrr hangat dari Bocahbancar…….
#EKA#
ada dalam tahap ini
ada prosesnya 🙂
setia dalam proses 😉
kalo fondasinya makanan? xixixi bakalan jadi rumah kue 😀
#EKA#
siap dimakan
wuenaaak 🙂
aku juga kebetulan diajarkan dengan nilai-nilai yang sama. saya juga percaya, pondasi yang kuat niscaya membuat rumah menjadi kuat dan tahan pada goncangan 🙂
#EKA#
amiiin 🙂
Kalo pondasi rumah tanggaku dibangun atas dasar kompromi, dan saling menghargai. Kenapa begitu? Karena dengan perbedaan keyakinan kami berdua, tanpa keduanya itu, semuanya bisa gampang sekali hancur.
Mudah-2an saja pondasi itu memang cukup kuat.
#EKA#
Selama ada usaha untuk kompromi atas perbedaan, semoga saja bisa terus kuat 🙂
Pondasi kepercayaan bahwa apa yang baik buat orang yang kita kasihi pasti adalah yg terbaik buat kita juga.
Syukur yah Ka bisa serius juga 😉
#EKA#
hahaha jadi lu pikir gue emang gak pernah serius ya 🙂
pondasi apa ya..
mungkin pondasi keyakinan, iman, dan cinta.
atsaah.. ga tau ding, masih ketinggian soal itu mah, hehe 😀
#EKA#
At least sudah ada rencana 🙂
Hidup ini harus punya pondasi alias dasar, klo gak, ya gak ada panutan., nice article
#EKA#
Betul, kalau dasarnya gak ada
gampang tersapu gelombang 🙂
yang indah tuh yang gag terlalu berlebihan yah mbak,,yang pas untuk kita..
percuma juga bagus-bagus klo gag bisa dinikmati ama org yang kita sayang..aih gaya ngomognya ney..hehehe
#EKA#
dan yang pas untuk kita belum tentu pas untuk orang lain
jadi harus bertoleransi, tidak memaksakan 🙂
Hm…
Nice advice jg K’Eka…..!
Cucok buat yang belon merid,
buat nentuin seperti apa nantinya pondasi rumah kehidupan yang bakal aQ ambil,
xixixix..
#EKA#
yang sudah menikah juga boleh 🙂
btw ini gak menasehati lho
ini berbagi pikiran 😉
itulah makna pondasi …
penguat segala seusatu d atasnya 🙂
#EKA#
Betul sekali 🙂
pondasi kuat emang berawal dari kekompakan suami istri
#EKA#
Dimana kekompakan itu juga perlu diusahakan 😉
bah!…
ito???
kau tak papa kan..
kebanyakan vetsin ini sepertinya,
jadi aneh gini… 😛
#EKA#
Kebanyakan makan yakult tauuuuu 😀
hmmm… jadi inget tulisan di undangan nikahku dulu…
Rumah itu kokoh karena didirikan di atas pondasi batu… huhuuuww… sayang lupa keambil dari ayat mana
#EKA#
bukan pondasi pasir 🙂
Di kalangan orang teknik, kalo pondasi rumahnya batu kali, tapi campuran semennya kurang pas, bisa roboh itu rumah. Tapi kalo terlanjur miring sedikit, pondasinya masih bisa “diperbaiki”, dicor sedikit demi sedikit dibagian tertentu pada tulangannya, kata tukang saya istilahnya “disuntik”.
Kalo pondasi rumah tangga yang keropos, gimana memperbaikinya ya ??
#EKA#
Bulan madu ke dua pak 🙂 hahahahha
keyakinan itu penting katanya orang tapi gw cuman dengar katanya tapi ko ternyata banyak orang bilang begitu dan lalu sekarang timbul sebuah pertanyaan buat gw, apa gw sudah punya keyakinan 😮 ??
ini tulisan serasa baca ayat2 alam hehe tapi denger2 tau dari mana suaranya datang ayat2 alam itu lebih akurat daipada ayat tertulis, bener gak sih ?
#EKA
ini ayat – ayat cinta tauuuuu 🙂
pondasi??!!!
mudah2aN rumaHku pondasix kuaT mba..
soaLx ayaH sendiri yg ngegambaR..meraNcaNg..ampe bahaN2x ayah jg yg miliH..:D
mba eka..aq kasiH mba awaRd…
liaT d bLogkU y..:D
#EKA
meluncuuuur 🙂
cuma dapur aja yang saya tahu pasti pondasinya bagus,
kalo rumah aslinya duh … mesti nabung lagi nih buat renovasi
*ini pondasi rumah beneran lho hihihhi
#EKA
kalo udh jadi nanti undang2 ya
pas selametannya mas 🙂
di bangun dalam ketulusan dan kegigihan 🙂
#EKA
setuju 🙂
keyakinan terhadap diri sendiri
kepasrahan terhadap Tuhan YME
bener nggak ya…….? (lho katanya yakin terhadap diri sendiri hehehe…)
#EKA
keyakinan yang saya maksud adl kepercayaan kepada Tuhan 🙂
hehehehehe…
bagus banget
salam kenal N sukses selalu
#EKA
Salam kenal juga 🙂
pondasi rumah itu… pakai cakarayam, beton, batu, semen, trus.. kalo perlu paku bumi,….. apa lagi yach.. sarjana arsitektu tu yang tahu.. aku nggak mudeng.
saya belum punya pasangan, jadi belum tahu pasti yang mana yang terkuat.. nggak komen dulu soal2 RT RW
#EKA
Woiii siapa yg arsitek disni ? 🙂
menarik juga….
#EKA
Thank u 🙂
dan pondasi yang kokoh memang selalu bisa menyelamatkan bangunan yang terkena goncangan dari manapun….
aku belum menemukan pondasi yang seperti itu untuk masalah hati mbak….doakan semoga beruntung ya 😀
#EKA
Kan sudah dpt jimat keberuntungannya 😉
semoga mendapat apa yg terbaik untukmu
Salah satu pondasi yg terkuat untu kehidupan adalah Cinta yang tulus. Sementara menurutku bangunan yang kuat adalah komunikasi.
Tapi ngomong2 yg bener, Pondasi atau fondasi sich…? Sepertinya lebih bagus kalo rumahnya di vinggir vantai dan dihalamannya ada lapangan Poli dan luas dimana bisa muter2 naik Seveda yaa.. Jiakakakak..
#EKA
belum beli kamus EYD pak 😉
jadi lom tau nich pondasi ato fondasi yaaa yang bener
di bangun di atas pondasi kejujuran dan ke ikhlasan
dibangun atas dasar rasa syukur terhadap sang pemberi nikmat di dunia ini
dengan harapan pondasi itu bisa memberikan kekuatan hingga hari nanti
#EKA
Amiiin 🙂
kembali kepada yang Empunya kehidupan itu sendiri
pondasi … maksih info pondasi yg kokoh
RAjuku apa Rajuku itu yach…..??