di Ujung Tempat Tidur

Bibirku kelu melihat mama terbaring sakit dengan banyak selang di tubuhnya. Kakinya bengkak. Kaki yang dulu lincah mengajakku lomba lari lalu pura- pura kalah supaya aku bisa berteriak kegirangan karena menang. Kemenangan palsu namun selalu membuatku tertawa tergelak – gelak. Sekarang kaki mama bengkak seperti gajah. Penuh dengan air karena cairan yang kemarin masuk ditolak tubuh tuanya. Tangan kanannya terkulai lemah dengan 2 selang infus. Satu infus katanya untuk menambah … (entah apa aku tak tahu) namun kata dokter karena trombositnya rendah sekali, satu infus lagi nutrisi karena mama juga terserang typus. Entah mengapa melihat kaki dan tangan mama kelopak mataku panas. Dan tenggorokanku pun sakit. Aku terisak pelan. Tangan lembut itulah yang dulu selalu mengusap kepalaku sebelum tidur. Ada irama usapannya, 3x di ubun – ubun, 3x di dekat dahi dan harus dilakukan beberapa kali. Usapan wajib yang tanpanya aku tak bisa tidur. Dan sekarang tangan itu diam tak bergerak, menjaga agar jarum infus kecil namun tajam menusuk itu tidak bergeser. Bahaya. Darah malah dapat tersedot ke dalam selang.

Ku palingkan wajah memandang pepohonan hijau dari jendela. Sebenarnya ini hanya akalku saja karena sungguh aku tak mampu lagi mendapati kondisinya. Hatiku pedih melihat selang pernafasan yang terpasang di hidung mama. Hidung yang dulu diadu lembut dengan hidungku, yang uap hangatnya menenangkan masa kecilku ketika tidur karena ku tahu mama ada disampingku siap menjaga. Hidung bangir yang ia wariskan kepadaku.

Ruangan ini begitu hening hanya suara oksigen bercampur dengan air di dalam tabung kaca sehingga menghasilkan gelembung – gelembung udara saja yang terdengar. Suara lembut namun menyanyat – nyayat perih hatiku, karena itu tanda bahwa mama tak mampu lagi menghirup oksigen dengan paru – parunya sendiri. Suara yang menemani bulir – bulir air mata yang konstan jatuh berderai di pipiku. Dalam diam tentu saja. Aku tak mau membangunkan mama.

Ku berjalan menuju ujung tempat tidur, ku pandangi wajah piasnya yang sedang tertidur. Mak, sedang sakit pun wajahmu memancarkan keteduhan. Keteduhan yang selalu aku cari dalam galau, yang selalu menentramkan hatiku. Ku raih jemari kiri mama, ku genggam dan kuciumi lembut hingga punggung tangannya pun basah karena air mata, “Mak, jangan pulang dulu ke rumah Tuhan ya, Eka masih butuh mamak” pintaku lirih.

Mawar 106

Eka Situmorang – Sir

71 respons untuk ‘di Ujung Tempat Tidur

Add yours

    1. Saya terharu sekali membaca kasih Anda pada Bunda Anda.

      Semoga Allah memberikan anugerah Buat Beliau Yang sedang terbaring lemah
      Kami semua berdoa untuk Beliau.

  1. mudah-mudahan ibumu segera pulih, ka.
    aku bisa merasakan sedihmu.
    melihat orang terkasih terbaring lemah tak berdaya sering membuat tak tahan.
    tapi kamu harus kuat, ibumu membutuhkan semangatmu.

  2. ndak ada yang perlu dirisaukan mbak, mamak pasti sembuh kok. Sekarang cuman butuh istirahat saja.

  3. semoga lekas sembuh, saya yakin doa itu didenger oleh Nya.
    jadi inget postingan sendiri. beliau terbaring sakit, seseorang yang lain menangis…

    ah…saya rasanya juga gak akan kuat kalo saya ada di posisi mba eka.

  4. Serius mode:
    Tenang Eka.. Lebih dari segalanya, kita harus menempatkan kemuliaan Allah di atas segalanya.
    Dia pasti mendengar doamu dan menguatkan Ibumu…

  5. kirim doa untuk kesembuhan eka’s mom
    juga doa untuk kekuatan semua keluarga eka
    tetap percaya bahwa DIA adalah tabib terhebat dan terbaik didunia ini ka 🙂
    dan pasrahkan semua padaNYA
    AMien

  6. teriring blog ini,saya menghaturkan do’auntuk sang mamah…
    aQ teringat dengan ayahku…
    kala itu aQ bner2 merasakan hal seperti mba…

    bersabarlah mba…
    berikan kekuatan dengan do’a…
    panjatkanlah segala do’a untuk sang mama…
    do’a g akan membawanya kepada kesehatan, dan segera berkumpul embali menghiasi keluarga dengan canda tawanya…

    percayalah mba…kekuatan do’a sangat mujarab…amin…
    tetep semangat ya mba….
    jangan pernah berhenti untuk berdo’a…

  7. Kita berserah aja kepada Tuhan, Eka… Biarlah kehendak Tuhan aja yang jadi…
    Tapi gua juga ikut berdoa buat kesembuhan Si Mamak… Yang Sabar ya Ka…

  8. percaya sama kuasa Bapa di surga ya sist..
    you know that He love u’re mom so much..
    dan Dia pasti akan berikan yang terbaik.. indah pada waktuNya

    *hug-hug*

  9. Eka.. semoga..hm.. rumah sakitnya bukan rumah sakit yang ITUHHH kan ?

    ah, semoga bundanya Eka di tangan para ahli yang benar-benar dokter…
    Doa adalah kekuatan , Ka..

  10. Jangan patah harapan ya mbak.. Teruslah berharap dan berdoa utk sebuah Cinta (Sang Mama)..dan yakinlah bahwa kami semua juga punya harapan dan doa yg sama seperti mbak Eka. Tolong sampaikan salam dan doaku utk Sang Mama..moga Yang Maha Kasih berkenan memberikan kesembuhan segera. Salam 🙂

  11. seperti teman – teman yang lain dari blogger hanya bisa mendoakan semoga cepat sembuh ibunda sampeyan seperti sediakala

  12. Sedih selali mendengar tuturan tentang kondis mama Anda, karena semua orang pasti pernah atau akan mengalaminya.

    Turut berdoa semoga mama cepat sembuh.

  13. Salam kenal,

    Turut berdoa sepenuh hati untuk Bunda tercintanya Mba Eka, agar diberi kekuatan dan kesembuhan dari Yang Maha Kuasa untuk kembali berbagi kebahagiaan dengan seluruh keluarga tersayang.

    *dari blogger anak bawang*

  14. Mbak Eka jangan lama-lama tinggalkan Mamak. Teruslah disampingnya, mungkin bisa membacakan cerita atau lagu pujian yg akan menguatkan hati Mamak. Dalam kondisi seperti itulah sebenarnya dibutuhkan seribu kasih sayang dan perhatian bukan hanya sekedar obat-obatan. Semoga lekas sembuh dan kembali berbahagia, Amiin.

  15. Seketika mataku terkabur oleh bulir air mata ketika membaca tulisanmu sobat, tidak banyak yang dapat aku lakukan, kecuali mengirimkan sebuah doa untuk “mamak” tercinta agar diberikan kekuatan dan kesembuhan. Semoga doa doa kita bisa didengar oleh NYA, amin…
    Mbak guru, makasih ucapan ultahnya beberapa waktu lalu ya…. semoga mendung yang merundung hari-harimu akan cepat berlalu.
    salam sahabatmu….

  16. Maaf saya baru berkunjung mba… Tapi do’a saya tetap teriring, semoga ibu mba cepet sehat (syukur sekarang sudah lewat masa kritis), dan selalu dijaga oleh-Nya kesehatan serta keselamatan ibunya mba..

  17. Semoga cepet sembuh Eka, Sala untuk mamamu, kami memberikan do’a juga. Dirimu jangan sedih gitu donk plisssss. Maaf pakde baru bisa jalan2. malam minggu soale.

  18. Bu…tenang aja setiap penyakit ada obatnya….percaya aja!!!!
    Pasti sembuh!!!
    Mamak mu pasti lah kuat…..mana ada mamak2 Batak yang tak kuat badannya..
    ^_^
    Cheers

    #EKA
    hihihi betul sekali
    inang2 batak mah kuat ya booow 🙂
    skr udh masa pemulihan 🙂

  19. semoga mamanya lekas sembuh ya mbak. Turut berdoa, Tuhan pasti mendengar 🙂

    #EKA
    thank u Sil 🙂
    skr udh recovery koq 🙂

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑

%d blogger menyukai ini: