Kepada Shanty

Seorang sahabat adalah mereka yang tahu segala sesuatu tentang dirimu dan tetap mencintai dirimu. – Elbert Hubbard

Dengan tergopoh saya memasuki mall dan mencari kedai sushi kesukaan ketika tiba-tiba sahabat saya datang dengan mini blazer berwarna krem. Ia mengembangkan senyumnya, senyum khas yang memikat dengan sedikit rona malu-malu terungkap. Ah, senyum itu pastinya telah mematahkan hati banyak pria. Rambutnya sedikit acak-acakan, mungkin digoda angin nakal di taman tadi atau mungkin ia sedang malas berdandan. Tapi yang pasti, ia tetap terlihat menawan! Apalagi dengan dua dekik di pipinya itu. Dia adalah sahabat saya dari kuliah dulu, namanya Shanty.
Friendship isn’t about whom you have known the longest, It’s about who came, and never left your side.
Tak menunggu lama, maka kami pun sudah tenggelam dalam percakapan konyol ngalor ngidul tidak jelas. Percakapan paling absurd, mungkin. Bagaimana tidak absurd, sebentar kami bisa membicarakan pekerjaan, sebentar loncat ke pertunjukan musik, sebentar kemudian bisa terharu-biru ngomongin cinta bahkan sampai termehek-mehek segala :mrgreen:. Dan ketika kami harus berpisah dengan saling berpelukan serta mengecup pipi masing-masing, saya menuju mobil dengan segala perasaan berkecamuk di dada.
Adalah benar bahwa kita membutuhkan teman. Pertemuan yang saya jadwalkan paling berlangsung satu jam itu molor hingga 2 jam lebih. Tadi kami datang dengan beban di pundak dan muka keruh karena masalah. Namun itu semua lenyap, hilang seperti debu di atas pagar yang tersapu angin sore. Hanya dengan menghabiskan dua jam duduk dan bercerita tiba-tiba energi baru disuntikkan ke dalam jiwa. Tawa pun tak henti-hentinya lekang dari wajah. Menertawakan hal-hal kecil nan konyol begitu memang rasanya menyenangkan dilakukan bersama teman. Konyol bareng, geblek bareng tapi tetap hepi ^_^ Dan perasaaan gembira, perasaan senang terpompa di dalam setiap sel-sel darah. Kami pulang dengan sukacita. Plong rasanya.

Sahabat buat saya bukan sekedar kawan bercerita tapi juga adalah tempat di mana kita merasa nyaman untuk bercerita apa saja tanpa takut akan merasa dihakimi dan merasa aman bahwa semua yang saya katakan tidak berakhir menjadi rumpian di tempat lain. I’m glad I have one of a kind friend like you are.

Kepada Shanty, cheers to life, dear! ^_^

.
.
.
Pics are borrowed from here and here.

72 respons untuk ‘Kepada Shanty

Add yours

  1. Merasakan banget perasaan bahagia ketemu sahabat. Apalagi kalo misalkan deket banget trus lama ga bisa ketemu dan akhirnya ktemu lagi.

    Tapi sahabatannya cowo ama cewe pasti beda ya. 😀

  2. Ngobrol dengan temen itu seperti recharge energi ya.pernah lo saya lagi ngga enak badan, tiba2 seorang sahabat nelpon, habis itu sakitnya ilang, wuih ajaib!
    Salam kenal mba…

  3. 3 bulan awal-awal menetap di negara asing, nyesekkk ga ketemu orang Indonesia, kadang2 nangis sendiri, pegeng curhattt cuma pakai bahasa Indonesia :D. Kemudian setelah mulai kursus Integrasi, guruku bilang di kelas seblumnya ada org Indonesia, kenalan deh. Disini saya punya 2 teman Indonesia, seringkali kami ktemuan sekedar ngobrol2. Rasanya bicara dg bahasa ibu lebih nyaman, bisa cepat dan asyikk karena cuma kami bertiga yang tau artinya :D.

    1. Hahhaa betuuul!
      Seru deh ngomong (kayak) pake bahasa rahasia. Yang denger gak ngerti dan kita tetep ketawa-ketiwi hihi.
      Kebayang senengnya kak! 😉
      Glad u meet friends there

  4. “Friendship isn’t about whom you have known the longest, It’s about who came, and never left your side.”
    berarti mereka yang ada di sebelah kiri kita ya.. kalo yang ada di sisi kanan kita, gimana?

    anyway, saya sangat beruntung salah satu sahabat saya sekarang jadi pasangan hidup.. ^^

  5. Aku cuma punya sahabat satu,Mbak Eka. Dan aku biasa banget tangis2an sama si Nona itu. Kendati begitu, kadang ada aja orang2, yang bahkan nggak aku kenal, datang dan bantu sharing kegundahan hati, dan bikin tampang manyun jadi fresh lagi. Bikin aku kadang berpikir, mungkin Tuhan ngirim beberapa malaikatnya dalam bentuk2 orang yang mendadak muncul dan pergi untuk ngeringanin bebanku. *sigh*

  6. kak, btw, foto pertamanya koq rada serem ya…? mungkin perasaanku aja ya? hmm.. 😀 eniwei kak, semoga awet yah persahabatannya. Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi saudara dalam kesukaran, kata amsal 17:17 lho ya :D. Okeh.. have a nice weekend!

  7. Ah, aku juga ada bestie sejak jaman kuliah. Inget soal sahabat itu bikin timbul perasaan hangat gitu ya. Itu aja baru kepikiran, kalau ketemu lebih-lebih. 😀 Kan katanya ‘sahabat adalah keluarga yang kita pilih’. 😀

  8. hehe saya jadi inget temen saya mbak …
    memang kalau punya teman yang udah kayak soulmate kalau g ketemu sehari rasanya ada yang hampa…
    kita bisa ngetawain apa aja, bahas apa aja…kadang pun kalau lagi ada masalah, udah ketawa2 sama dia rasanya semuanya jadi ringan aja buat dihadapin…
    salam buat mbak shanty ya mbak 😉

  9. Somehow I have differ view 😀
    Kadang menjadikan seorang itu sebagai sahabat membuat kita jadi bergantung dengan orang tsb, mau cerita harus ke orang tsb, mau jalan harus ke org tsb, akhirnya kita pun harus melakukan hal yang sama 😐 something that not really flexible for me

    1. Hihihi mungkin dulu waktu masih remaja begitu, tapi untungnya sekarang persahabatanku udah lebih dewasa. Memberi ruang menjalani hidup sehari-hari tapi kalau ketemu ya bisa kocak-kocakan lagi 😉

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑

%d blogger menyukai ini: