Uang Plastik yang Menarik

Pelan saya membuka sampul amplop berwarna putih dengan garis biru di ujungnya itu. Dan lagi – lagi saya terkesiap, persis seperti 3 bulan sebelumnya. Barisan angka yang tertera membuat nafsu makan langsung hilang, ayam bakar mbok nderek pun terasa hambar. Anyep. Seanyep pikiran ini. Sekali lagi mata ini melirik kertas tagihan kartu kredit, dan sekali lagi nafas terhela. Bulan lalu angkanya masih 7.450.234 kenapa sekarang jadi 8.450.234 ?! Padahal tenggat tempo kemarin saya sudah membayar minimummya sebesar tujuh ratus ribu ! Bukannya berkurang kenapa malah nambaaaah??? Padahal gak belanja apa – apa lagi… Kepala ini pusing, gimana bayarnya? Pake apa? Pake daun? Aaaargh, persetan ! Segera saya raih ponsel dan begitu tersambung langsung nyerocos,”Say, temenin belanja yuuuks !”

Ditemani beberapa sobat yang juga gila belanja, kalap memborong beberapa tas model terbaru dengan warna berbeda. Tas coklat cocok nemenin sepatu motif loreng macan, yang warna putih bagus di pakai ke gereja dengan kemeja putih, yang berwana merah bisa ikut meramaikan bulan Agustus. Saya tersenyum puas. 3 tas dan 3 pasang sepatu belum lagi beberapa aksesori seperti kalung mutiara imitasi (yang walaupun imitasi harganya 500 ribu perak cin !), beberapa gelang juga anting – anting. Yak, belanja dua jam sukses membuat tagihan uang plastik bercokol diatas 10juta… Sinting ! 10 JUTA SAHAJA.

Hari – hari yang benar – benar kontras. Awal bulan foya – foya, tengah bulan kelimpungan membaca tagihan yang dikirim ke rumah, kepala nyut-nyutan melihat angkanya. Stress. Namun semakin stress malah semakin kalap belanja, semakin sering gaul, hang out kemana – mana. Dari luar tampak glamour with the latest mode of fashion, sepatu kinclong gonta – ganti sesuai warna kuteks, tapi aslinya? Kere abiiis ! Lha wong akhir bulan cuma mampu membayar tagihan kartu kredit sejumlah minimumnya saja. Tabungan gak punya apalagi aset ! (baca : aset pribadi, bukan ortu lho) Gaji habis buat biaya gaul yang tinggi itu. Bagi sebagian teman mungkin tagihan sepuluh juta adalah biasa, tapi buat saya?? Itu luaaar biasaaa !! Apalagi itu di tahun 2006, ketika laju inflasi belum seperti sekarang ini. Angka sepuluh juta itu terasa besar. Dan ketika tagihan itu sudah bermain di angka 10 juta, ketika ponsel berdering oleh para penagih yang mulutnya lebih berbisa daripada ular, ketika tidur sudah tak nyenyak lagi, ketika itu rasanya mau gila !

Jadi harus bagaimana???? Bicara terus terang ke orang tua bukan pilihan bagus, bisa – bisa ceramahnya gak selesai seumur hidup. Plus resiko dijadikan senjata untuk nantinya diungkit – ungkit. Aouuuch males banget gak sih. Ngomong sama pacar? Haduuuh gengsi… Iya kalau mau membantu, nah kalau penilaiannya berubah gimana? “Lha sekarang aja sudah boros luar biasa, gimana kalau jadi istri?” OK, boyfriend wasn’t an option too. Tak mungkin saya mengorbankan investasi jangka panjang hidup ongkang – ongkang kaki dibayari suami dengan keterusterangan berjumlah sepuluh juta ini :D. Saya ingin bertanggung jawab akan perbuatan bodoh ini.

Anyway, terbantu dengan sebuah siaran di radio yang membahas mengenai kemerdekaan dalam keuangan, saya mengikuti semua sarannya. Selama setahun saya memangkas semua pengeluaran. Tidak mudah, dari yang biasanya makan diluar jadi minta ditraktir bawa lunch dari rumah. Dari yang sering nongkrong di warung kopi jadi nyeduh kopi sendiri. Gaya hidup berubah drastis ! Namun tekad ini begitu kuat, harus lepas dari belitan hutang dan bunga kartu kredit yang tak masuk akal sehingga saya ikhlas menjalani. Tidak ada baju, tas atau aksesoris baru selama setahun (imagine that !). Saya menjadi orang yang suangaaat kalkulatif (bukan pelit), semua pengeluaran di catat, bahkan parkir yang seribu lima ratus perak itu juga tercatat rapi. Dari situ saya menganalisa pengeluaran terbesar saya untuk apa, dan melihat mana yang bisa dipangkas. Akhirnya mimpi buruk itu pun selesai setelah setahun. Hutang hilang dan sudah punya tabungan beberapa kali besaran gaji.

Itu adalah kejadian di bulan Agustus 2006. Kala itu saya salah pergaulan. Bermain dengan anak – anak “the have” yang biasa lunch ke hotel bintang lima, yang menganggap tas seharga satu juta itu adalah barang murah, yang sewa kos-kos.annya saja sama dengan 3x UMR Jakarta (kos lho… bukan apartment, jadi kebayang kan gimana lux.nya). Bukan salah mereka saya punya utang bertumpuk, bukan salah teman – teman itu saya gila belanja barang bermerk, itu semua JELAS salah saya. Kan saya yang mau terlihat bergengsi dengan semua barang mewah dan serba matching. Saya juga yang mau terlihat “the have” padahal “don’t have” the capacity. Mereka benar – benar gak salah, wong mereka mampu. Beruntung, saya cepat tersadar. Saya tidak menyesal, justru bersyukur, ada pelajaran berharga yang saya petik. Saya tidak antipati terhadap kartu kredit karena memang berguna ketika tahu bagaimana menggunakannya. Saya tetap punya uang plastik, tapi tidak untuk macam – macam. Saya tetap gesek, tapi saya tahu akhir bulan saya punya uang untuk membayarnya. Terlebih penting, saya menjadi diri saya sendiri. Bangga dengan apa yang ada, tidak berusaha mati-matian hingga besar pasak daripada tiang demi penampilan. Ini saya sekarang.

Tulisan ini saya buat sebagai refleksi atas kekhilafan masa lalu yang telah menjadi pembelajaran penting buat saya dalam hal keuangan. Mari hidup apa adanya dan jauhi hutang 🙂

64 respons untuk ‘Uang Plastik yang Menarik

Add yours

  1. PERTAMAXXXX

    #EKA
    Ciie.. ciiieee.,, yg dapet pertamax 😉
    kenapa ga bensin aja yang lebih murah?
    anw… saya lebih mengapresiasi kalau selain kata pertamax
    ada komennya dibawahnya langsung mas 🙂 hihihihi

    1. gak afdol niy pertamaxxxx doank
      hi hi hi hi….

      #EKA
      huahahha
      emang lu gak pernah begini juga Zi? 😉
      lebh parah sampe klimaxx malahan hahaha

      1. Yg Afdol gimana, haq *mumpung puasa aku panggil u haq,not ting”

        #EKA
        sudah..sudah..
        jgn berantem…
        Zulhaq emang sinting…
        dipanggil Haq..
        gak nengok dia ahhaha

    2. Benar sekali kita harus belajar dari pengalaman, baik dari pengalaman sendiri maupun orang lain, baik mauoun buruk. kita ambil hikmahnya. 😛

      #EKA
      Betul sekali..
      kalo liat ada yg terperosko, biar belajar sehingga tdk jatuh di lubang yg sama 🙂

      .-= ansav´s last blog ..Ansav september 2009 =-.

    1. yah, nih bukan pertamax tapi keduaaxxx
      pantesan puasanya jadi kacau, pertamaxxnya aja salah tempat hi hi hi

      #EKA
      huahahhaa
      Zia cari lawan baru..
      postingan sebelumnya frozzy and gwgw jadi lawan
      skr baru deh 😉

        1. gwgw gg mau perang koment….capek kalo lawan zulhaq…gwgw bisa mabok…he…he..he…
          orang sinting kok dilawan….he..he..he…:-)
          padahal dah puasa tapi rekor bikin koment bisa masuk muri tuh…

          #EKA
          bukan muri tapi mure = museum rekor EKA :p

  2. Love it, Ka.
    Emang, perempuan itu, semakin stress, semakin kalap belanja. Hormonnya kenceng banget buat ngajak kaki shopping. Pas belanja, rasanya adeemmm banget. Tapi begitu pulang, liat kantong belanjaan, langsung deh surem bener hidup… hehehe..

    Sip, Ka. Learning from OUR OWN mistakes is good. Bravo, Eka..

    #EKA

    ahahhaha embeeer liat kantong belanjaan
    plus tagihan.. tiada lagi bintang2 ya La 😉
    hihihi

  3. —-A reflection ;)—-
    Iya banget. Makaseh udah mengingatkan.
    Saya dulu juga pernah ada dalam posisi “Saya juga yang mau terlihat “the have” padahal “don’t have” the capacity. ”

    Biarkan itu jadi masa lalu dan menjadi diri sendiri apa adanya…

    #EKA
    Yang tlah lalu biarlah berlalu 😉
    bukan begitu 🙂

    .-= Hajier´s last blog ..Puasaku yang Kacau =-.

    1. pasti sedikit kecewa, mau ketigaaxxx tp da yang nyaliiipp he2…

      mbak eka cerita, bukan mengingatkan loh hi hi hi

      #EKA
      huahahahaha
      kalo lu dlm posisi gitu kuciwa ga?
      Ah pasti enggak, lu kan maunya klimax hehehe

      1. Cerita yang membuat aku ingat akan masa lalu yang buruk.

        Ah…capek ngeladenin orang sinting.
        Mending ngalah aja deh…

        #EKA
        hahahhaa ingeet lagi puasa neeeh 😉

  4. Sekarang nggak lagi ya bu…?

    Kadang kemudahan itu menyesatkan yaa…ambuil hikmahnya yaa…Thanks dah share…utk saling mengingatkan…..

    #EKA
    sama2 🙂
    Cukup sekali terperosok, jangan lagi.
    Puji Tuhan skr tidak lagi 🙂

  5. Eh… baru sadar, ada vote di tiap komen ya? terus last postingnya udah gak ada? euleuh2 dandan terus nih blognya 😀

    #EKA
    boleh dunk…
    masa orgnya aja yg dandan 😉
    eeh last postingnya tetep ada koq

  6. untuuuung aku ini tidak terlalu suka belanja. belanja paling kalau memang butuh sesuatu. dan aku tidak suka berlama2 di mall. dan kamu tahu sendiri kan Ka, aku ini tidak modis sama sekali hihi. ke mana-mana pakai tas ransel saja yg itu2 saja. dan aku merasa baik2 saja. paling kalapnya kalau ke toko buku aja, tapi itu pun belanjanya nggak sampai jut-jutan. hehehe. (suamiku beruntung nggak ya punya istri yg nggak suka belanja? hihihi)

    #EKA
    aku juga udh gak suka belanja lagi mbak
    kecuali belanja lingirie hehehe
    .-= krismariana´s last blog .. =-.

  7. uhuyyyy, pargrafnya lebih rapi, lebih indehoy ngeliatnya kekekekekeek….

    #EKA
    sapa dulu dunk yg ngajarin 😉
    Guru sinting ehhehehe

  8. sekarang saya lagi menemui masalah yang sama dengan kisah diatas. hiks..hikss..hiks.. beratnya ninggalin kartu

    #EKA

    Selagi ada kemauan pasti ada ajalan..
    ayo diniatin 🙂

  9. sebelum komen yang lain, mau komen mutiara dulu, hah??? imitasi 500 ribu perak??? gw bawain dari sini pa, murah meriah hi hi hi…

    #EKA
    seriously?
    Lu mo bawain ?
    Tapi.. percuma juga.. gue udh punya bos.. :D-.

  10. well, komen beneran niy
    10 juta??? bujubusyyeett, tagihannya banyak banget, kalo tagihannya segitu, nyari kerjaannya harus yg benar2 di gaji dollar dunk. dan itu hanya untuk sebuah gengsi, gengsi yang hanya karena mau nunjukijn ma teman2 yang lainnya bahwa kita bisa juga kayak mereka. tapi, mereka masih punya banyak yang bisa di andalin.

    tapi yang paling penting, adalah cepat menyadari akan semua itu. toh nggak ada gunananya juga gengsi2an, dan belum tentu teman2nya mempermasalahkan glamour atau nggaknya kita. hal2 pengiritan dan pemangkasan pengeluaran yg gak penting sangatlah luar biasa. di catat, di bukukan, di review mana yang pengeluarannya besar dan mana yang harus di hilangkan. hal yang harus di contohkan. apalagi dalam kondisi belum berkeluarga, tentu gak ada yg kontrol dan tak terkontrol. pengen ini, beli. pengen itu, borong…dll

    mereka bayar kos2an sampe segitu?? 3kali UMR jakarta? gila, kalo gw pake buat makan bakso, bisa sampe 7 keturunan tuh hi hi hi…

    kalo gw, dl waktu jaman kuliah, sempat gabung ma teman2 band, mereka rata2 orang berada, hari2 hanya hura2, duit tinggal minta. selama ma mereka, gw jadi sering bohongin ortu,minta bayaran ini itu. tapi, ya segera tersadar juga, mau jadi apa nantinya…akhirnya memutuskan untuk jadi anak katrokkk lagi he he he….

    #EKA
    makanya gue bilang.. salah pergaulan bos !
    Btw Zia.. lu gak katrok koq 😉

    1. untunggg sobat2 kental gua cuma orang2 biasa dengan pengeluaran yang biasa2 ajah, jajan di pinggiran, angkot, dan selalu harap2 cemas kalo masuk kafe takut bawa duit kurang..xixixi

      btw, ini bukan cafe seperti yang diceritain si zul ya.. cuma sekedar kafe resto biasa 😀

      #EKA
      Aaah yg bener Rat.. ngaku aja kalo lu fans ama Zulhaq sampe2 dia ke caffe juga lu ikutin :p hihihi
      .-= quinie´s last blog ..buka puasa bareng dadakan =-.

  11. betul banget, ka. berhutang pun harus strategis, tidak sekadar foya-foya. zaman sekarang uang plastik memang banyak memudahkan, bila tau mengambil manfaat dan bukannya kalap kerasukan. there’s no free lunch, eh?

    kontemplasi yang bagus, ka. kita perlu selalu mengingatkan diri dan saling mengingatkan karena pesona uang plastik ini memang membius. thanks for sharing.

    #EKA
    sama2 uni yah 🙂

  12. buat gw, org yg ga pnya uang sepeser pun tp ga pny utang jauh lbh kaya dr org yg pny byk uang tp pny utang.

    #EKA
    Nah kalo businessman gimana?
    Mereka kan biasanya bisnisnya dibangun dari utang dulu
    nah gimana hayoooo? 😉

  13. ekaaaaa… aduh aku lg nyari-nyari cara nih buat brenti shopping. rasanya udah beneran jadi shopaholic. padahal gak punya creditcard lho tapi tetep aja begini.

    *putus asa* 😥

    #EKA
    Mbak… diniatin dulu..
    nah nanti dipostingan berikutnya saya tulis langkah2nya yah 🙂

    .-= christin´s last blog ..Berapa Cepat Sih Air Hujan Itu? =-.

  14. Postingan yang menarik Ka.
    Jarang ada orang yg mau mengakui kesilapan yg dia alami akibat kegilaan foya2nya.

    Tapi aku setuju, kita harus bangga dgn diri kita. Kalo kita sanggupnya segitu ya wis, utk apa maksa. Yg penting halal, hidup juga tenang (ga dikejar2 debt collector), ikhlas, niscaya hidup jd bahagia.
    Kemewahan memang menggoda Ka, bangedd……. kekekee….but kalau aku, gak mau maksa. Dan syukurlah ga pernah maksa :), selalu terkontrol.

    #EKA
    Hidup tenang tanpa debt collector 😉
    and bangga dengan diri ini apa adanya, gue rasa berkaitan dengan penerimaan diri kak….salah satu fase pendewasaan karakter juga hehhe

  15. Uang Plastik memang Jahat Ka …
    Jahat Sangat !!!

    (mengingat cerita pengalaman pribadi yang serupa)

    #EKA
    Di shared unk pengalamannya Oom 🙂
    biar jadi peringatan buat yg lain juga…
    Kalu oom berkenan 😉

    1. sebenernya bukan uang plastiknya yang jahat kali ya… tapi tergantung pemakainya… 🙂

      kayak pisau lah… pisau kalo penggunaannya bener ya sangat membantu kan, buat motong daging misalnya… tapi kalo gak bener ya piso bisa jadi jahat, bisa ngebunuh orang misalnya…

      jadi balik lagi tergantung pengguna nya… bukan salah uang plastiknya. 😀
      .-= arman´s last blog ..Saw VI =-.

  16. Punya uang plastik memang menggiurkan, apalagi di sini ada sistem namanya “revolving”, cukup bayar dengan jumlah tertentu setiap bulannya, tapi berarti hutang pada si CC akan semakin bertambah.

    EM

    #EKA
    kalau CC dipake lagi ya hutangnya jadi bertambah…
    tapi kalo gak dipake jadi abis deh..
    Revolving itu model cicilan tetap kali ya mbak..

    .-= Ikkyu_san a.k.a imelda´s last blog ..Belanja =-.

  17. iya betul tuh.. credit card tuh harus dipake sebatas kemampuan finansial sendiri aja. jangan pernah sekali2 ngutang ke cc… karena bunganya ampun2! jadi tagihan harus selalu bisa dibayar lunas tiap bulan.

    #EKA
    SETUJU..
    postingan berikutnya saya beri ilustrasi penghitungannya yah 🙂

    .-= arman´s last blog ..Edisi Pengen =-.

  18. untuk bulan ini, alhamdulillah…cicilan hutang dah kelar….bulan depan dah bebassssss…merdeka dari hutang….

    anyway bus way,,,,,,ternyata banyak juga orang yg punya hutang ya …pengalaman yg sangat gg enak….,
    ehm…trus…apalagi kalo sekarang kita gg hemat…wah bisa mabok tuh tiap akhir bulan…..

    by the way bus way, rasanya kok gwgw lebih suka punya uang kertas dan koin dari pada plastik (kredit card)…tapi kalo atm mah tetep kudu punya….

    #EKA

    sebenarnya hutang2 tuh ada jenisnya.
    kalo hutang untuk konsumtivisme HARUS dihindari.
    tapikalo hutang untuk bisnis bisa dieprtimbangkan.HUtang lu yg lunas itu termasuk jenis apa? 🙂

  19. Pengalaman yang pantut di tiru..,tp bukan borose loh.. 😀

    Met..jumpa lagi Bu.. 😉
    eh..mbak ding.. 😀

    #EKA
    eh emang lu ngajak berantem
    manggil2 bu
    hehehe
    yap !
    ambil positifnya saja

  20. Waha, a reminiscence Ka?

    Aku sih,Ga pernah punya kartu kredit
    dan somehow ga pernah mengkredit sesuatu 😕
    makanya tabungan ludes mulu
    (must learn to have/do it someday wkwkw)

    #EKA
    tabungan harus punya…
    dana darurat tuh 😉
    .-= Eru´s last blog ..Kau Cantik Hari Ini =-.

  21. Aku banyak utang, bukan karna beli ini n itu… Malahan jarang banget tuh, beli2 barang2 gitu….hehe
    Disamping gak seberapa suka, juga karna emang udah bokek dari sononya….hahaha

    salam hangat dan damai selalu…

    #EKA
    Trus banyak utangnya karena and buat apaan mas?

  22. wow, amat dahsyat… 😯 pas kata “imagine that” jujur gak berani dan bener-bener gak berani buat ngebayanginnya. anyway, by the way, it,s ok… inilah hidup, kadang butuh waktu lama/pendek untuk menyadari sesuatu. Salut… 😉

    #EKA
    Thank u 🙂
    jgn dibayangin ya…jgn sampe pula ngerasain hhehe

  23. hmm… nice posting, bisa jadi warning bagi gw spy tdk “nyemplung” ke lubang yg sama

    uang plastik, paling aku gunakan waktu travelling aja 🙂 lha wong di sini sangat sedikit yg bisa dibayar pake uang plastik

    makasih ya Eka, udah ngingetin lubang di depan mata …

    #EKA
    Sama2 bro..
    Postingan ini sekaligus reminder buat saya pribadi 🙂
    syukur2 bisa ada yg ambil hikmahnya hehehe

    .-= Bro Neo´s last blog ..Just wanna say… =-.

  24. hmh…terakhir kali punya uang plastik sekitar 2008, itu juga karena fasilitas dari kantor yang baru dipake sekali pas dibalikin, dan pembayarannya full. hehehehe, abis itu, udah ga pake lagi. makin parno mo apply pas ada kejadian nyata di depan mata, ada orang yang kudu ngutang demi nutupin hutang uang plastiknya yang jumlahnya ada enam dengan jumlah total 38juta ajaaaaaaaa…..huhuhuhu……seremmm..nutup utang dengan utang.

    #EKA
    waaaks itu parah sekali
    tapi sekaligus memperingatkan kita untuk berhati – hati menggunakannya 🙂

    .-= frozzy´s last blog ..PERTARUNGAN =-.

  25. Aku kebalikannya Eka, setiap beli berhitung dulu, apa fungsinya.
    Karena yang bagus dipake orang, belum tentu bagus saya pakai. Lagi pula saya bekerja dibidang keuangan, yang bajunya itu2 aja..paling2 warna dasar hitam, cream, coklat. Dan sepatu pun tak bervariasi…

    Selain itu karena pergi pagi pulang malam, badan udah lelah, dan akhir pekan untuk anak-anak..jadi saya tak tergoda untuk belanja karena memang tak punya waktu.

    #EKA
    Sekarang saya juga begitu bunda…setelah insiden dengan CC yang sangat menampar hati ini… segala sesuatu jadi diperhitungkan dahulu…
    🙂

  26. benar2 kalo punya utang trus si penagih utangnya ngejar2 berasa hidup ini gak merdeka…
    tapi, kalo gak punya utang .. ga seru juga.. hidup ga ada tantangannya…

    #EKA
    Huahahha
    saya memilih tantangan dari hal lain aja pak…
    bukan dari debt colector deh hihihi

  27. Cerita-ceritanya semakin bermanfaat.
    Belum punya kartu kredit, dan bertekad ntar tidak akan memiliki kartu kredit.
    Lebih bagus kartu debit.

    #EKA
    Sebenernya kartu kredit ada manfaatnya juga 🙂
    tapi ya kalau memang sudah prinsip gak mau pake CC
    monggo diteruskan 🙂

  28. Perlakukan kartu kredit dengan bijaksana. Bayar selalu dengan ‘full payment’. Artinya uang cash memang sudah ada, tapi kita pakai cc untuk kepraktisan.

    salam,
    yanky dk

    #EKA
    Setuju sekali, pakai cc untuk kepraktisannya saja bukan alat berhutang 🙂

  29. Saya tetap gesek, tapi saya tahu akhir bulan saya punya uang untuk membayarnya.

    Ini benar sekali. Saya menggunakan beberapa kartu kredit sekedar sebagai alat bantu agar gak perlu bawa2 uang cash kemana-mana. Dan, yang paling terasa adalah jika ada kebutuhan emergency yang cukup besar seperti tiba2 ada yang masuk rumah sakit.

    Terlebih penting, saya menjadi diri saya sendiri. Bangga dengan apa yang ada, tidak berusaha mati-matian hingga besar pasak daripada tiang demi penampilan. Ini saya sekarang.

    Dan dari semua uraian itu, ini adalah bagian terpenting. Kebutuhan bisa macam2 dan berbeda bagi tiap orang. Tapi yg terpenting adalah kontrol diri untuk tidak terbawa arus konsumtif yang tidak perlu dan salah2 berujung jadi besar pasak ketimbang tiang. Gunakan standard kita masing2.. Very good lesson, Eka.. 🙂

    #EKA
    Iya oom, satu fasa dalam kehidupan saya 🙂

    .-= Nug´s last blog ..Deburan Air disisi tebing =-.

  30. Syok lihat tagihan itu yang bikin saya urung bikin CC
    Padahal kalo nonton pake CC B*A, beli 2 tiket cuma bayar 1 😀
    Trus diskon makan di sana-sini..
    Tapi gak jadi apply
    Takut godaan 😀

    #EKA
    hahahaha…. bagus deh !
    mending cari aman ya Sar 😉
    .-= Sari Ajah´s last blog ..Cerita Hantu di Kampus =-.

  31. disini yang megang peranan penting ya self control ya…
    uang plastik bisa jadi alat yang sangat membantu banget dan bahkan menguntungkan, tapi kalo gak ada self control ya bisa jadi bumerang yang berbahaya…
    .-= arman´s last blog ..Saw VI =-.

  32. terbiasa hidup ala borju kemudian memutuskan banting setir jd manusia normal, bukan hal mudah lho sist…. 😀 two tumbs up dah buat niat dan semangatnya! semoga jd pembelajaran jg buat kita semua…besar pasak dr pd tiang, gak banget deh!

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑

%d blogger menyukai ini: