Kalau lagi berlibur ke tempat baru, kamu tipe yang harus foto di landmark kota itu buat barbuk (barang bukti) sudah menjejakkan kaki di sana atau nggak? 😀 Saya sih bukan tipe yang harus punya foto di depan ikon suatu tempat tapi kalau udah jauh-jauh ke suatu negara atau kota ya nggak ada salahnya juga untuk menyempatkan mampir, bukan?
—–
“Belum sah katanya kalau ke Korea Selatan belum menginjakkan kaki di Namsan Seoul Tower alias N Tower,” ujar Adrian santai di dalam kamar STAZ Hotel Myeongdong II tempat kami menginap.
“Kata siapa?” Bantah saya pendek.
“Ya kata akulah. Kan barusan aku yang ngomong.” Jawab Adrian woles dan bikin saya pengen nyubit dia aja. Ya saya taulah dia yang ngomong, ini kan pertanyaan tentang siapa yang bikin klaim kayak gitu pertama kali. Tapi memang Adrian tipe yang kayak gini sih, sukanya iseng!
“Emang kamu nggak mau foto di landmark? Jakarta punya Monas, China punya Shanghai Tower, Seoul punya ini maka kita wajib ke sana.”
“Hmmm.”
“Kita ke sana, kan?”
“Males.”
“Lho, tiap buka jendela aja itu puncak tower-nya keliatan lho. Ngasih kode buat kita ke sana secepatnya.” Desak Adrian lagi sambil membuka tirai jendela kamar.
Ya Allah, suami saya ini cukup demanding juga rupanya. Hahaha.
“Iya, iya, lagian udah ada di itin juga kok,” timpal saya cekikikan merasa sukses menggodanya dengan pura-pura ogah ke sana. 😀 Itulah tugasnya istri, goda-goda manja suaminya. Dan memang puncak menaranya selalu keliatan dari jendela kamar hotel kami. Setiap buka jendela, eh itu menara nongol, saya anggap semacam kasih kode untuk kami ke sana. Hahaha.
Baca juga:
Itinerary Liburan Keluarga ke Korea 6 Hari 5 Malam (6 Days 5 Nights, 6D5N)
Cara Menuju Namsan Seoul Tower, Ikon Kota Seoul
Lokasi Namsan Seoul Tower ini sangat strategis yaitu di Gunung Namsan yang bisa keliatan dari seluruh penjuru ibu kota Korea Selatan. Sebagai pelancong yang sebisa mungkin hemat (tapi tetap nyaman) maka kami memutuskan untuk naik bus saja ke sana. Setelah bertanya ke resepsionis hotel, eh malah dikasih tau kalau ada shuttle bus yang berangkat setiap 16 menit sekali dari halte yang berjarak 200 meter saja dari tempat kami menginap. Wuih, langsung semangat!
“Have fun at our city icon!” Begitu pesan resepsionis melepas keberangkatan kami sambil tersenyum bangga.
“Will do!” Seru Basti ramah penuh senyum dan lambaian tangan.
Menggunakan Shuttle Bus rute 05, kendaraan yang kami tumpangi sedikit sesak dengan ramai penumpang. Udara sedang sejuk sementara langit agak mendung jadi sepertinya banyak orang yang ingin tamasya ke menara yang sampai sekarang masih berfungsi sebagai pemancar gelombang untuk radio dan TV di Korea. Namun ramainya orang tidak menyurutkan langkah kaki kami dong. Pokoknya mau ke Namsan Seoul Tower! Penasaran, apalagi ada shuttle bus-nya gini. Pasti seru deh.

Ada beberapa cara menuju Namsan Seoul Tower:
- Buat pencinta ketinggian dan ingin cepat maka yang paling ringkas sih naik gondola atau cable car
- Bagi penggemar olahraga bisa jalan dari kaki gunung mengikuti track yang sudah dibuat dan lebih populer disebut My Lovely Sam-soon. Track jalan kakinya kurang lebih 40 menit saja, Cuma agak nanjak ya jadi kalau nggak biasa mungkin bisa ngos-ngosan. 😀
- Naik kendaraan umum yaitu bus. Ada 3 rute shuttle bus untuk ke Namsan Seoul Tower yaitu rute nomor 02, 03 dan 05 yang melayani rute-rute berbeda. Kenapa cuma rute nomer 02, 03 dan 05? Nomor 1 dan 4-nya ke mana? Itu saya nggak tahu. Hahaha.
Untuk penjelasan lebih lengkap rute shuttle bus-nya bisa intip di : Kendaraan Umum Menuju Namsan Seoul Tower.
Yang unik, tidak ada tempat parkir buat kendaraan pribadi di Namsan Seoul Tower untuk menjaga tingkat polusi tetap rendah. Astaga, keren banget sih. Wisatanya dibuat tetap ramah lingkungan.
Kurang lebih 15 menit bus melaju pelan sebelum akhirnya kami diturunkan di pemberhentian terakhir sekitar 200 meter dari menara. Jalanan agak nanjak tapi pemandangannya cantik dan banyak kicau burung yang jadi penyemangat. Basti yang sudah agak lapar sedikit ribut karena mesti jalan dulu, so kami pun memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu sebelum mulai eksplor menara yang namun baru dibuka untuk publik sekitar tahun 80an ini.
Cari Makan di Seoul Tower Plaza
Terdapat mall 3 lantai di bagian bawah Namsan Tower yang memiliki berbagai macam restoran. Sayangnya, seperti bus yang tadi penuh, restoran yang ada di plaza ini juga sesak.
“Mom, I’m hungry,” rengek Basti tak sabar.
“I know we’re looking for some food for us. Be patient, okay?” Kata saya mencoba membujuk Basti. Namun gagal. Hahaha. Bastinya nangis dan ngambek. Liburan bawa anak kecil memang begitu, nggak boleh lapar atau terlalu kecapean. Langsung ambyar deh. Untung Basti langsung diam begitu Adrian menenangkan dengan menggendongnya. Huffft jadi saya bisa fokus scanning resto mana yang oke buat lunch.
Berhubung nggak nemu-nemu juga resto yang agak sepi akhirnya kami memutuskan untuk cari udara segara dulu di dek atas. Kepala pusing euy kalo kelaperan. Ada yang gini juga? 😛 hihihi.

Beruntungnya, eh, di dek atas yang namanya Terrace itu ternyata ada restoran juga dan nggak terlalu ramai! Selidik punya selidik, sepertinya karena harganya sedikit lebih mahal dibandingkan restorang yang di plaza. Tapi gpp, namanya udah lapar, sikat aja nggak peduli harga. Hahaha.

Ngotot Nggak Jelas Berbuah Malu
Selesai makan, pikiran enteng dan badan rasanya enak maka waktunya eksplor menara yang dikunjungi lebih dari 12 juta wisatawa per tahunnya ini. Satu yang paling mencolok adalah gembok berwarna-warni yang ada di Observatory Deck.
“Papi, kita pasang gembok di sini yuk.” Kata saya sok-sok romantis kebawa hawa sejuk kota Seoul.
“Buat apa?” Tanya Adrian tanpa ekspresi.
Hufft, selain demanding, suami saya ini memang jarang bisa romantis. Hahaha.
“Ya biar ada kenangannya di sini. Lagian mitosnya yang pasang gembok cinta di sini hubungannya langgeng lho.”
“Kamu percaya yang gitu-gituan?”
“Percaya nggak percaya sih tapi aku mau,” rengek saya sedikit annoying.
“Ya udah beli gih gemboknya, aku tunggu sini sama Basti ya.” Adrian menyerah daripada mesti liat muka saya ketekuk lama kayaknya. Hahaha.
Bergegas saya menuju ke Souvenir Shop tak jauh dari situ namun tak sampai 10 menit kemudian saya balik lagi dengan tangan hampa.
“Lho kok cepet? Gemboknya mana?” Tanya Adrian dengan heran.
“Nggak, nggak jadi pasang gembok.”
“Kenapa? Tadi semangat banget?”
“MAHAL! Gembok paling kecil harganya 150 ribu, itu mending buat beli Bibimbap bisa dapat 3 porsi,” kata saya pelan yang langsung disambut dengan tawa ngakaknya Adrian. Duh, saya jadi malu tadi udah ngotot nggak jelas pengen pasang gembok cinta lalu mundur sendiri gara-gara kemahalan. Ya namanya emak-emak kan? Segala sesatu perlu diperhitungkan. Hihihi. Duh, tahu gitu saya bawa gembok sendiri dari Jakarta ya? Harga 50 ribu udah dapat yang gede.

Anw, gembok cinta ini lucu deh. Selain jumlahnya ribuan dengan warna-warni mencolok juga tulisan-tulisan di atasnya mengundang senyum. Jauh-jauh ke Korea, saya nemu juga gembok ditulisi Bahasa Indonesia bahkan Bahasa Jawa. Satu yang saya ingat sih ada yang nulis, “Sri ndang baliyo.” Hihihi. Sayang nggak sempat difoto karena gerimis keburu turun. Lalu akhirnya kami lari-lari deh ke saung terdekat untuk berteduh.
Yang untungnya, pas kami numpang berteduh lagi ada pertunjukkan barongsai yang nekat terus menari tanpa peduli hujan dan banyak yang nonton juga. Lumayan, ada tontonan gratis jadi nggak sepi pas menunggu.
N Tower yang Lebih Populer disebut Namsan Seoul Tower
Sebelum lanjut ceritanya, mari kita ngomongin dulu soal penyebutan menara setinggi 236 meter ini. Di kalangan masyarakat, menara yang masih aktif memancarkan gelombang untuk siaran radio dan TV Korea ini lebih populer disebut sebagai Namsan Seoul Tower. Padahal sih nama resminya adalah N Tower. Saya juga baru tau pas udah sampe sih, selama ini taunya Namsan Tower, eh jebul yang bener N Tower di mana N itu berarti New, Namsan dan Nature. Wah menarik ya, satu N bisa mewakili banyak arti. Persis kayak kalo pacar ditanya mau makan apa dijawab terserah, nah kata terserah itu artinya juga macem-macem. Hahaha.
Yeay, punya foto di depan landmark Kota Seoul juga!
Dibangun dari tahun 1969, ada banyak hal yang bisa dilihat di sini, seperti:
- Namsan Seoul Tower Hanbok Culture Center – Namsan Seoul Tower L(B1)
- Museum Hello Kity
- Proposal Stair Case
- K-Pop Star Foto
- Hello Kitty Island
Kenapa Lampu di Namsan Seoul Tower Berubah Warna? Apa Artinya?
Menara yang buka setiap hari alias nggak kenal hari libur ini punya rahasia unik lho. Di malam hari, lampu menara menyala dan warnanya berganti-ganti antara biru, hijau, kuning dan merah. Pergantian warna itu bukan sekedar aksen dekoratif atau tanpa makna lho namun setiap warnanya menunjukkan tingkat polusi udara di Kota Seoul yang sedang diukur.
Jika lampu Namsan Seoul Tower berwarna merah itu artinya udara luar sangat terpolusi dan pilihan paling untuk masyarakat serta para wisatawan untuk menghabiskan waktu mereka di dalam ruangan , hingga kondisi udara berubah lebih baik.

Jika lampu Namsan Seoul Tower berwarna hijau hal itu menandakan bahwa udara nggak terlalu baik dan masyakarat disarankan mengenakan masker saat keluar rumah.
Jika lampu Namsan Seoul Tower berwarna biru maka itu adalah kondisi udara yang paling bagus jadi nggak perlu ragu untuk beraktivitas di luar rumah tanpa masker.
Sungguh menarik, menara ini didesain bukan hanya untuk tempat wisata atau pemancar gelombang radio namun juga menjadi alat memberitahukan masyarakat mengenai kondisi udara secara real time. Sehingga penduduk pun bisa waspada dan menghindari potensi bahaya kesehatan.
Menurut saya, Jakarta bisa belajar banyak dari Namsan Seoul Tower ini bagaimana mengelola suatu tempat ikonik menjadi daerah wisata yang kece namun tetap ramah lingkungan bahkan berguna sebagai media edukasi. Salut deh! Semoga Monas kita bisa gitu suatu saat.

Tetes hujan sudah mereda saat sore menjelang dan membuat kami bergegas pulang. Anuh, masih mau belanja abis ini hahaha. Kalau tadi pas berangkat kami naik bus maka pulangnya kami mencoba naik cable car alias gondola. Seru banget melihat perubahan warna di bahwa kami yang awalnya hijau dari pohon-pohon di hutan berubah menjadi abu-abu dari hutan gedung-gedung tinggi. Ah, berwisata ke Namsan Seoul Tower ini paket puas banget jadinya.
Namsan Seoul Tower (N Tower)
105 Namsangongwon-gil, Yongsan-gu, Seoul
Buka mulai jam 10.00 – 23.00
Jam operasional shuttle bus: 07.00 – 23.30.
Ngakak pas bagian gembok cinta 😂
Aku belum pernah ke Korea tapi juga tipe yg foto di Landmark tempat baru. Gpp wis norak yang penting bukan no pic = hoax. Hehe. Orang tua pun foto di landmark Namsan itu juga. Mandatory pic ya kan, mbak 😉
Hehehe duitnya sayang. Iya, seneng punya foto di landmark biar ada barbuk hahaha. Semoga dilancarkan segera ke Korea juga yaaa
Wah mba seru banget sih bisa jalan-jalan ke sana. Aku jalan-jalan ke sana masih mimpi nih. Doakan ya bisa menyusul mba hee. Aaaminnn ya Allah 😍
Amiin aku aminkan keras-keras yaaa
Terkadang kalo liat orang lain foto di landmark kota yang kita tinggali berasa aneh banget, tanpa sadar aku juga seperti itu kalo lagi di kota lain 😂😂
Hahaha kadang suka gituuuu. Kalo ikon dinkota sendiri rasanya biasa padahal buat orang baru ya seru
Oh, ternyata penanda polusi udara to. Bagus, nih. Kalau di Jakarta… mungkin merah atau kuning terus ya. hiihi
Udah ada MRT moga polusinya berkurang ya 🙏🏼 hehehe
wah asyiknya bisa ke sana , makasih ceritanya, siapa tahu bisa ke sana
Amiiin. Seru lho. Semoga segera ya
waktu ke korea kmrn, aku slaku liat menara ini dari tempat kita stayed. tp aku ga ngeh, ato ga merhatiin ada wrna2 lampu berbeda wkwkwkwkwkwk… wkt itu memang ga ada dtg ke menara sih. jujur aku ga terlalu suka objek wisata gini. Kmrn udh terlalu excited ke themeparknya soalnya :D.
kapan2 ke korsel aku mau coba naik jg deh. dan bakal perhatiin wrna2 lampunya 😀
Aku malah belom ke themed park hahaha. Basti masih terlalu kecil soalnya
Boleh jg nih kak, wkt ke Seoul blm ke Namsan Tower soalnya 😜✌🏻
Siapin waktu minimal 1/2 hari biar puas explore
Di salah satu jembatan di sini, orang-orang mulai masang-masang gembok. TBH, it’s a waste of money, duit kebuang, terus buat city councilnya mereka harus ngelepasin itu satu-satu pas udah penuh 😦
Btw, itu makanan Basti lucu banget. Coba kalau semau resto menerapkan kayak gitu. Mood makan anak pasti naik.
Ngikutin kayak di Perancis ya pasangnya di jembatan?
Iya, kids menu kek gini lumayan jadi penolong kalo anak cranky kecapean pas liburan. Hehehe
Iya pasang di jembatan. Aku sebel gitu, karena itu my tax money yang akan dipakai buat ngeremove gembok-gembok itu 😛
Hahaha mending itu duit pahak dipake buat yang lain ya? Eh tapi kalo pendapatan dari pariwisata ikut naik gara-gara ini boljug lho Sa
Pariwisata di sini udah booming, jumlah turis ngalah2in jumlah WN. No need for gembok. Lagi ya itu abis dicopotin gemboknya dibuang kan, gak kepake?
Practical thinking ya
Gara-gara bayar pajak tinggi Ka, jadi sekarang kalau ada vandalism langsung gondok.
Seru banget Cerita y jangn pengen kesana
Sayang ngga ada foto di N Tower pas malem ya kak, pasti bagus deh kalo diliat pas malem hari pas warna lampu nya bisa berubah-ubah. Btw baru tau kalo ternyata di Korea ada tempat wisata sebagus ini hehe. Semoga bisa cepet-cepet nyusul kesana. Amiin
Iya, pas malemnya aku udah turun cari tempat wisata lain hehehe