Selamat Datang di Pengadilan

..”Sebab menulis itu soal keberanian. Ada keberanian atau tidak. Satu orang menghadapi pembaca ribuan orang. Dan masing-masing berhak mengejek, mencaci, dan juga memuji. Kalau tidak kuat, habis!”-DM-

Kutipan cantik tersebut saya baca di buku karya Daniel Mahendra berjudul Selamat Datang di Pengadilan. Judulnya bikin mengkerutkan kepala ya? Terkesan berat dan serius? :mrgreen: Ah, tidak. Buku setebal 107 halaman ini ringan dibaca koq. Tapi walaupun ringan, pemikiran atau harapan yang terselip di buku ini tidak bisa dibilang enteng. Ada keprihatinan akan masa depan bangsa ini, akan proses belajar mengajar di kampus hingga kasus-kasus yang mendadak dingin dipeti-eskan.

Selamat Datang di Pengadilan merupakan sebuah buku kumpulan cerpen yang banyak mengambil setting cerita sekitar tahun 1996 hingga 2000. Jadi jangan heran ya, ketika menemukan cerpen yang menyisipkan surat cinta (bukan email lho) atau telepon yang dilakukan di wartel. Ya sesuai zaman waktu itulah! :mrgreen: Semacam jadi teringat masa waktu es em a atau kuliah dulu. Hihihi. Buku ini bukan buku humor, tapi situasi-situasi yang disodorkan kadang membuat kita tersenyum sendiri karena gemas.

Selamat Datang di Pengadilan berisi 11 cerita pendek, namun yang saya sukai adalah cerpen berjudul Kemudian, Jadilah Ia Wartawan. Topiknya tentang kecemburuan seorang perempuan yang dalam kapasitasnya sebagai wartawan mampu berbuat yang… ya begitu deh ;). Silakan mengambil kesimpulan sendiri, ada banyak sisi yang membuat saya tidak bisa menghakimi. Tapi yang pasti, ending cerpennya bikin pengen njewer yang nulis deh :P. Ah, cerpen-cerpen Daniel Mahendra memang bukan sembarang cerpen sih. Ia mampu membungkus sebuah topik berat menjadi mudah dicerna. Ia menuliskan realita gaya berpacaran masa kini tanpa melupakan kritik. Cerpen-cerpen disini banyak yang dibalut kisah cinta. Jadi walau topiknya gak populer tapi tetap terasa gimana gitu. Hihi. Ya, seorang Daniel Mahendra menuliskan pemikiran di kepalanya tanpa meninggalkan style centilnya yang khas ketika berhadapan dengan perempuan. Sssst, jangan bilang-bilang yah.. Sebenarnya saya curiga bahwa cerpen-cerpen yang ada disini terinspirasi dari kisah-kisah cinta pribadinya :mrgreen:. *melarikan diri ke Mall*

Hey u get the book 😉 Exclude the person nor the writer hihihi :mrgreen:

Nah, seperti yang telah saya tuliskan di sini, bahwa seseorang dengan komentar menarik akan mendapatkan sebuah buku dari Daniel Mahendra, maka buku ini pun saya hadiahkan kepada……  Indobrad! ^_^ Komentarnya ringkas tapi cukup informatif kenapa dan dimana saya dapat membeli buku tersebut. Congrats yah Brad 😉 I shall contact you on how to claim your present.

Selamat hari Jumat kawan, may you have great weekend ^_^

Jangan lupa baca buku yaaa

53 respons untuk ‘Selamat Datang di Pengadilan

Add yours

      1. Makjegagik
        uahahahhahahaha
        uahahahahha…
        aku ngakak tenan ik mbaca tulisan ini.
        makjegagik iki kok roso-roso ku boso yojo tenan.
        soalnya baru di jogja aku nemu bahassa itu
        dan ngakak berat baca komennya mbak eka ini. hahahhahahahaa….

        ah jadi penasaran sama buku kumpulan cerpen ini,

  1. Quote:Sebenarnya saya curiga bahwa cerpen-cerpen yang ada disini terinspirasi dari kisah-kisah cinta pribadinya

    Kalau itu sih bikin novel setebal KBBI jadi berapa buku ya? hihihi**kabur ke Tibet aja, males ke mall**

    EM

  2. Jadi pengen baca bukunya nih,emang sbg penulis harus berani dikritik disamping dipuji juga,termasuk membeberkan secuplik kisah hidupnya ke dalam karyanya,dari karya penulis kita akan tahu bagaimana dia, siapa dia,pandangan hidupnya dan itu sangat menarik,sayang aku ketinggalan kuisnya ya tapi selamat buat yg menang

  3. Keknya kecurigaan yg sama ya say 😉
    Terinspirasi dari kisah cintanya sendiri hihi
    @ikkyu_san kemall aja deh yuk.. kaburnya daripada ke Tibet 😀

  4. yahhhhhhhhhhhh kirain gw yang menang komentar terbaik. heheh. wah jadi cemburu gw pengen buku jga. tapi kirim ke us yah. hehe

  5. eh oh waw…

    surat cinta atau telpon di wartel… jadi pengen baca… menurutku, jaman2 melakukan sesuatu untuk cinta yg masih pake effort lebih romantis daripada sebatas bbm atau imel… #lospokus

  6. Hmm saya memperoleh buku itu dari pengarangnya sendiri. Buku yang menarik, dan saya punya kecurigaan sama seperti Eka, bahwa cerita dalam buku banyak yang diambil dari pengalaman si pengarang.

    Dan saya percaya quote tsb, kita harus berani menulis. Dalam pekerjaan kita selalu ada unsur tulis menulis, dokter menulis resep, menulis status perkembangan pasien untuk memudahkan monitor selanjutnya.
    Saya juga dipaksa menulis berbagai approval notes sheet saat masih aktif, sebelum mengusulkan sesuatu dengan segala pertimbangannya, dan alasan mengapa memutus atau menolak. Sekarangpun, untuk menjadi pembicara di workshop harus membuat modul, atau materi yang akan di sampaikan pada peserta. Jadi, semua dipaksa untuk menulis kan?

    Bahkan si mbak di rumah, harus menulis, di buku catatannya, apa belanja hari ini.

  7. Aku penggemar tulisan2 DM dalam buku maupun di blognya dulu, sungguh!
    Tapi untuk buku yang satu ini belum kudapatkan, ada info ngga belinya lagi dimana, Ka?

  8. wahhh tampilan baru nih ya kak blognya… kesannya tambah dewasa gituu ^___^

    well, kalau saya mah jadi penulis dan pembaca pastinya. berhak menulis dan berhak menilai tulisan orang lain juga, betul? 😀 merdeka!!! 😀

    btw, saya boleh dapet bukunya ngga? *kabuuuuuur*

  9. Yah sekarang dah muak rasa’a nonton tv atau baca hal2 yang mengenai pemerintah termasuk hukum karena para pemimpin yang dipilih dengan jiwa korup pasti akan menghasilkan sesuatu yang korup ini potret bangsa yang gagah perkasa tapi sangat rapuh didalam’a bagaikan kursi yang sedang di makan rayap

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑