Melongok Sejarah Tugu Trikora di Pulau Lembeh

Benar kata orang bahwa traveling itu membuka mata dan telinga. Rasanya saya tambah pintar sedikit karena ikutan #XploreBitung dalam Festival Pesona Selat Lembeh. Hehehe. Well, saya ini buta sejarah, ingatan saya atas sejarah perjuangan bangsa kita pun terbatas >.< bhiks *slap me please*. Walaupun kalau kata suami saya, kalau ingatan soal harga emas, saya jagonya. Hahaha jangan ditanya kenapa, udah dari sananya 😀 . Namun menyambangi Kota Bitung itu selain melihat lanskap kota yang cantik juga mendapatkan wisata sejarah yang memerkaya pengetahuan dan membakar rasa patriotisme di dada.

Tugu Trikora di Pulau Lembeh, Bitung, monumen penghormatan untuk mengenang peristiwa heroik Trikora
Tugu Trikora di Pulau Lembeh, Bitung, monumen penghormatan untuk mengenang peristiwa heroik Trikora

Sejarah Tugu Trikora

Tugu Trikora terletak di Pulau Lembeh, sekitar 15 menit saja naik kapal dari Pelabuhan Bitung. Ia berdiri kokoh dengan penuh kisah heroik tentang perjuangan bangsa kita merebut Irian Barat dari penjajah Belanda. Lalu apa hubungannya Bitung di Sulawesi Utara dengan Irian Barat (sekarang Papua)? Tahukah kamu bahwa Bitung merupakan pendaratan awal oleh TNI sebelum membebaskan Irian Barat? Dengan alasan itulah Tugu Trikora dibangun sekitar tahun 80an atas inisiatif pemerintah untuk mengenang peristiwa bersejarah tersebut. How cool is it?

Begitu menambatkan jangkar di dermaga kayu, kami pun segera meloncat turun. Terdapat sebuah patung tangkasi (tarsius) yang langsung menyapa di bagian depan. Tentu saja si patung Tarsius ini dibuat dalam ukuran besar, kalo dibuat seperti ukuran aslinya mungkin jadi nggak kepandang 😉 Hehehe.

Tarsius di Tugu Trikora
Tarsius di Tugu Trikora

Setelah itu, terdapat beberapa undakan yang dapat dinaiki untuk masuk ke bagian dalam tugu. Saya sedikit merinding saat masuk ke area ini membayangkan bagaimana Bapak Proklamasi kita, Ir. Soekarno dengan lugas dan lantang mengumandangkan Trikora pada tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta. Isi Trikora adalah:

1) Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda.

2) Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat, tanah air Indonesia.


3) Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa

Latar belakang hadirnya Trikora ini berawal dari saat kemerdekaan bangsa kita dulu, Indonesia mengklaim seluruh wilayah Hindia Belanda, termasuk wilayah barat Pulau Papua. Namun pemerintah Belanda menganggap wilayah tersebut masih menjadi salah satu wilayah kekuasaan Kerajaan Belanda. Puncaknya Pemerintah Belanda memulai persiapan untuk menjadikan Papua sebagai negara merdeka selambat-lambatnya pada tahun 1970-an. Jelas pemerintah Indonesia menentang hal ini dan berusaha membebaskan Irian Barat dari penjajahan Belanda, melalui Operasi Trikora. Menurut saya Soekarno juga cerdas dan piawai membentuk Komando Mandala untuk merencanakan, mempersiapkan dan melaksanakan operasi ini sehingga Irian Barat dapat bergabung dengan Republik Indonesia. Operasi Trikora yang berlangsung mulai 19 Desember 1961- 15 Agustus 1962 menggelar berbagai macam operasi penyelendupan, pertempuran hingga adu strategi unjuk kekuatan untuk penekanan psikologis pun dimainkan hingga Belanda yang bercokol di Irian Barat pun akhirnya hengkang. Dan melalui Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat), rakyat Papua menyetujui bergabung dengan Republik Indonesia pada tahun 1969.

Tugu Trikora yang Instagrammable banget

Tapi suasana magis yang sempat menyapa saya itu hanya hadir sebentar saja karena mendadak saya mendengar cekikikan beberapa remaja yang sedang berfoto. Ah, walau tugu ini kokoh tegak berdiri dan terlihat garang namun memang cocok untuk foto-foto 😉 intip keriaan foto-foto kami.. Please jangan muntah ya! 😀 Hahaha

tugu-trikora-bitung

Tugu Trikora, sekitar 15 menit saja dari Bitung
Tugu Trikora, sekitar 15 menit saja dari Bitung

Di areal Tugu Trikora ini terdapat sebuah pesawat DC-3 Dakota TNI-AU yang pernah digunakan dalam operasi Trikora. Posisinya ada di bagian kanan Tugu ini. Pesawat ini juga menjadi salah satu spot kece untuk jeprat-jepret dan tak lupa unggah di Instagram! 😛

"Ini dadaku, mana dadamuuu," seru @kopertraveler.id
“Ini dadaku, mana dadamuuu,” seru @kopertraveler.id
Menatap masa depan, apakah bersamamu? Eh :P
Menatap masa depan, apakah bersamamu? Eh 😛
Kalau ini Jones alias Jomblo ngenes. Yang lain hepi-hepi eeeh Bobby malah melamun nggak jelas, di atas pesawat pula!
Kalau ini Jones alias Jomblo ngenes. Yang lain hepi-hepi eeeh Bobby malah melamun nggak jelas, di atas pesawat pula!
#XploreBitung itu serunya ya gini... rame-rame! ^_^
#XploreBitung itu serunya ya gini… rame-rame! ^_^
Gerombolan pencari cinta di Tugu Trikora. Eh :P
Gerombolan pencari cinta di Tugu Trikora. Eh 😛

Potensi Wisata Sejarah yang dapat Lebih Dikemas

Sekarang, Tugu Trikora yang terletak di Lembeh Island ini menjadi salah satu tempat wisata yang cukup favorit di Bitung buat wisatawan lokal dan internasional lho. Dan sesungguhnya, peluang mendapat lebih banyak wisatawan terbuka besar jika tugu ini dikelola dengan lebih baik. Potensinya tinggi! Misalnya dengan menyediakan pemandu tur yang dapat mengisahkan perjuangan heroik bangsa kita. Sehingga Tugu Trikora bukan hanya menjasi sebuah obyek wisata sejarah namun juga dapat menjadi corong edukasi. Rakyat mana yang tidak terbakar semangatnya jika mendengar kisah Komodor Yos Sudarso yang gugur di pertempuran Laut Aru? Siapa yang tidak tergetar hatinya jika mendengar seruan, “kobarkan semangat pertempuran!“ di mana itu semua dilakukan demi menyatukan wilayah nusantara agar utuh dan sentosa. Saya membayangkan jika ini konsisten dilakukan maka wisatawan yang pulang dari tempat ini selain mendapat tambahan ilmu dan wawasan juga terbangun rasa cinta tanah airnya serta dapat lebih mengapresiasi para pejuang kita dulu.

Selain itu, hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan sedikit sentuhan agar kondisi tugu ini bisa lebih terawat. Tugu dapat dicat ulang agar coret-coretan tangan jahil di dinding hilang serta tanda-tanda kekusaman juga pergi. Serta disediakan tempat sampah di sudut-sudut area serta pepohonan yang terlalu rimbun dapat dipangkas agar lebih rapi.

Terlepas dari itu semua, bertandang sekitar hampir satu jam di tempat ini membuat saya terkesima. Tugu Trikora yang gagah ini merupakan suatu bentuk penghormatan akan jasa-jasa para pahlawan yang mengorbankan jiwa dan raga demi keutuhan NKRI. Bisa menjejakkan kaki di sini saja saya sudah terharu dan bangga sekali. Bravo Pemerintah

Selamat Hari Jumat Sobat CE, @ayo_jalan2 ke Bitung!

Iklan

50 respons untuk ‘Melongok Sejarah Tugu Trikora di Pulau Lembeh’

Add yours

  1. Fotonya cakep-cakep, kapan bisa mejeng juga di tugu Trikora Bitung.
    Saya dulu penyuka sejarah, tapi sekarang kayaknya lupa semua *mungkin usia 😀

  2. Foto di ujung sayap pesawat itu menurut saya bisa banget dijual sebagai tempat foto hits. Habis, pemandangan di belakangnya itu, ada laut lengkap dengan sebuah kota pelabuhan yang akan segera jadi pelabuhan utama di Nusantara. Potensi sejarah dari situs ini memang perlu banget dieksplorasi, meskipun harus dengan sangat hati-hati karena salah-salah, omongan Mbak Nara Rakhmatia di Sidang Umum PBB akan menjadi kontraproduktif, hehe.

        1. Ah soal ini rupanya. Tadi pas aku publish tulisan ini juga ada temen japri bahwa sejarah Trikora yang aku tuliskan itu sejarah versi pemerintah…. Ada sisi lain soal ini.
          Hmmmm, semoga suatu saat aku bisa dapat pencerahan soal ini.

  3. Zaman sekolah, saya paling males belajar sejarah. Tapi, sekarang suka lumayan semangat belajar sejarah dari cerita para blogger. Mungkin karena gak ngebosenin cara berceritanya, ya 😀

  4. ingatan sejarah Indonesia yang saya punya juga terbatas mbak, terbatas sekali malahan. hehe. 😀
    foto- foto disananya seru ya, mbak. jalan- jalan sambil mengenang sejarah bangsa. boleh juga. 😀 moga2 bisa berkesempatan kesana.

  5. Kalau liat Tugu ini, jadi ingat cerita adek-adek yang sekarang jadi TNI dan tinggal di daerah perbatasan dengan negara lain. Mereka tiap 15 menit bergantian dengan kelompoknya memeriksa tiap pal batas negara yang ada banyak dengan jarak antara 50 – 100 meter. Mengecek dan melaporkan apakah ada yang hilang atau bergeser.

    Ya, sekarang kita tidak lagi berperang melawan penjajah, tapi adanya Tugu Trikora, membuat kita terus mengingat bagaimana para pejuang ini mempertahankan tanah air agar tidak terampas oleh penjajah.

      1. Teringat tempat kerja dulu… yg kontraktor pelaksanaan tugu ini PT Eka Marga sekarang PT Trisula Jaya Bersama… dan arsiteknya Dosen saya sendiri Ir. Johannes P. Langelo

  6. wah rugi bener dakuuuh…. dulu ke sana sekitar tahun 80-an juga tapi entah belum ada atau memang ortu yang malas mengajak ke sana :))))
    Keren kok foto-fotonya walau sampai eneg juga sih liatnya (belum sampai muntah kok)

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Atas ↑

%d blogger menyukai ini: