Setiap terang bulan bapak selalu duduk terpekur memandangi langit melalui beranda rumah. Malam ini pun tak terkecuali. Tak diindahkannya ajakku agar masuk ke dalam. Diusianya yang sekarang aku cemas paru – paru tuanya itu tak kuasa menahan dingin angin malam. Belum lagi rokok kretek yang selalu menjadi karibnya. Memperparah keadaan saja. Sekali ini pun jawabnya... Continue Reading →