Sesudah itu hanya lirih suaranya terdengar memanggil nama Hesti lagi. Ada getar dalam suara ibu ketika menyebut namanya, getar kepahitan juga kekecewaan. Getar kesedihan yang diikuti pecahnya tangis pilu. Hesti bingung melihat ibu menangis, seharusnya kan ia yang meneteskan bulir – bulir air asin itu. Bukankah ia yang dipukuli pantatnya, tapi mengapa ibu yang bercucuran... Continue Reading →

