namaku BENING

Namaku Bening. Sebening bulir kristal yang menggantung di sudut mata tatkala pria atletis itu memintaku untuk berhenti bekerja. Gajinya cukup untuk memenuhi kebutuhan kami berdua katanya. Tidakkah ia tahu, bekerja bukan soal gaji belaka. Ada aktualisasi diri disana, ada rekan kerja yang lebih tepat disebut sahabat, ada proses berpikir sistematis, juga keputusan tegas yang tersaput selubung diplomasi.

Namaku Bening. Sebening bulir kristal yang menggantung di sudut mata tatkala pria yang ku panggil mas itu selalu mengecek posisiku. Memastikan aku berada di rumah setiap saat. Tak ada tempat bagiku, tidak juga bersama sobat kuliah dulu. Konsentrasi mengurus biduk pernikahan pintanya. Namun, berlayarkah sebuah biduk dengan satu orang saja yang mendayung? Ku rasa dua lebih cepat. Yang berarti memaksanya untuk lekas pulang kerumah dan bukannya terpaku di pojok caffe dengan dalih bertemu mitra bisnis (tentu saja ditemani perempuan dengan rok mini yang kau beri jabatan sekretaris). Jangan kira aku bodoh. Kepastian posisiku mengamankan kencanmu bersama para pelacur berpendidikan tinggi itu. Engkau memastikan bahwa aku tak menangkap basah aibmu.

Namaku Bening. Sebening tetes air  yang mengalir deras dari pelupuk mata tatkala pria yang seharusnya melindungi itu mendaratkan tangan kasarnya di pipi. Tingkahku terlalu binal katanya, seperti perek yang menjajakan diri di pinggir jalan. Padahal aku hanya bercakap sebentar dengan koleganya di pesta koktail tadi sore. Salahkah aku yang haus pergaulan ini tatkala bertanya basa – basi seputar bilangan Semanggi, Sudirman dan Thamrin ? Segitiga emas yang kurindukan semenjak kau memaksaku undur dari puncak karier cemerlang. Yang ku tapaki dari bawah dulu.

Namaku Bening. Sebening tetes air  yang mengalir deras dari pelupuk mata tatkala pria yang seharusnya menyayangi itu mencaciku. Merendahkan martabatku dengan kata – kata yang lebih tajam dari mata silet paling baru sekalipun. Pakaianku mengundang tatapan nakal cercamu. Tapi bukankah engkau yang berpesan agar aku tampil memukau ? Supaya jangan istrimu ini mendatangkan cemoohan bagimu. Dan ketika ku berdandan menawan hingga mengundang decak kagum lawan jenis, mengapa kau marah seperti singa kelaparan ? Aku kah yang salah bila para pria terhormat yang kau panggil kolega itu tak mampu menahan konaknya melihat sedikit belahan dada ini ? Salahkan mata mereka ! Jangan salahkan aku.

Namaku Bening. Sebening dan sedingin embun tatkala pria yang kusebut suami itu melucuti pakaianku setiap pagi padahal aku tak ingin. Meremas kasar payudara dan mencabik ganas seluruh tubuh ini. Memasukkan Mr. Happy yang tidak membuat aku happy.  Tanpa peduli apakah sedikit belainya itu cukup menghadirkan pelumas bagi daerah intimku. Tak diacuhkan rintih sakit atau erangan tak nyamanku. Bahkan itu semua bagai cambuk yang melecut birahinya bergerak lebih cepat hingga tergeletak kelelahan dengan air mani berceceran.

Namaku Bening. Sebening senyum ketika kutancapkan tajam pisau dapur di dadanya sesaat setelah ia terlelap sehabis memperkosaku. Aku memang istrinya, tapi bukan berarti ia boleh memaksa saat aku tak ada rasa. Atau mungkin aku sudah mati rasa. Apakah pernikahan mengijinkanmu merenggut kemerdekaan atas tubuhku sendiri ? Apakah pernikahan melegitimasi suami untuk merampas kebebasan ekspresi ? Akulah imam rumah tangga ini, begitu kilahmu tiap kali aku mengkritisi aturan dan keputusan konyolmu. Karena engkau imam maka tak ada lagi ruang untukku bicara. Karena engkau imam maka inputku pun tak kau indahkan.

Ku timbang masak  dan ku akhiri saja 10 tahun pernikahan tanpa anak ini dengan bencana. Aku benci pernikahan ini, karena telah menjadi wadah bagimu menjajah aku, memaksakan kehendak tanpa mau tahu perasaanku ! Ini adalah panggung sandiwara karena aku tak lebih dari boneka mainan sekaligus budak pelampiasan nafsu.

“Me..me..mengapa kau.. kau..  lakukan ini Bening?” tanyamu terbata – bata. Darah segar mengalir dari lukamu.

“Karena aku bukan imam,” jawabku dingin sedingin lantai yang kuinjak seraya memperdalam hujaman pisau tajam ini – mengorek habis ulu hatimu.

Dan kau pun diam selamanya. Tanpa menyisakan lagi bening air mata di pipi mulusku.

38 respons untuk ‘namaku BENING

Add yours

  1. Mba….this cerpen is nice…
    Moga2 banyak lelaki yang membaca tulisan Mba…
    karena kita perempuan masih ingin tetap hidup meski kita telah berdiri dalam sebuah ikatan perkawinan…
    I hate that kind of guy…kalo aku yg tulis ttg bening tidak hanya aku tusuk dadanya tapi ku sayat bagian ‘terpenting’nya yang telah memperkosa aku…*sadis ya mba?*
    hehehehe 🙂

    Pokoknya tulisannya bagus…

  2. behh..
    mba’ eKa tuLisaNx makiN haRi makiN maNtabb..;)

    stujuu mBa’..
    kebebaSan waNita sehaRusx g terkuRung daLam suaTu ikaTaN “peRnikahaN”..

  3. wouw…
    damn great baby…

    Tulisan ini sangat jujur, i mean..bukannya gue nuduh ini curhatlo ..tidak sama sekali…tapi tulisan ini mewakili hari perempuan banyak yang terpaksa harus menganggalkan kariernya atas nama mengabdi pada suami. Dan ya…perkosaan. Entah itu disahkan dalam lembaga perkawinan atau tidak, sesuatu yang dilakukan atas ancaman paksaan..tetaplah suatu perkosaan…

    Keep posting babe!

  4. Sebening penulisnya dan sebening pula para komentatornya.
    Tetapi si Bening dalam cerita memang tak memiliki nasib yg bening. Meskipun judulnya Bening Tapi isinya keruh sekali.

  5. Sebening penulisnya dan sebening pula hatinya
    Tetapi si Bening dalam cerita memang tak memiliki nasib yg bening. Meskipun judulnya Bening Tapi isinya keruh sekali.

  6. aku udah dewasa lho, Ka… jadi boleh baca dong. hehehe..
    fiuh… jadi menghela nafas beberapa kali. sip bener tulisan ini. jadinya, mau komen apalagi coba ?

    🙂

  7. bertemu dengan laki-laki yang tidak tepat, atau laki-laki yang punya IQ jongkok kaleee meski dia kaya atau dia laki-laki pintar sombong dan kaya dan berkuasa…….cape deh…

  8. hehehehe…great post…
    Mbak ketika pertama kali mengklik blog ini, gw bener2 salut dengan tulisan2 mu :Dsangat jujur dan itu tadi….dirangkai sedemikian bagus…dan jadilah kayak cerpen diatas…

    pastinya mewakili banyak perempuan yang gak bisa apa2 karena KDRT suaminya….di posting di koran sekalian biar laki2 pada baca…gak boleh seenaknya memperlakukan perempuan.

  9. cekcok itu terjadi karena ada yang egois terhadap dirinya sendiri, dia menganggap istrinya adalah orang yang lain, atau sebaliknya…

    ini mah bukti dari kebodohan masing2 …
    sebelum menikah tuh harus buat komitmen dulu..
    kalau dilanggar konsekuensinya apa?
    terus kalau dilanggar dan merasa tidak terjadi apa2 ya ..bunuh diri aja sekalian..kalian gak ada harga diri di mataku.gak bisa pegang komitmen..
    KOMITMEN itu kudefinisikan menjadi 2 :

    ada komitmen yang mungkin dilanggar..dan ada juga yang memang itu gak bisa dilanggar
    contoh komitmen dalam beragama, misalnya kita berkomitmen untuk beragama Islam, ya ini kan paling sakral banget tuh kalau sampe di langgar komitmennya..

    ..kalau sampae komitmen yang gak boleh dilanggar ..dilanggar..ya harusnya itu jadi pukulan berharga untuk belajar lagi lebih banyak..tentang arti komitmen..

    jadi pikirlah panjang2 sebelum menikah..bukan berarti terlalu lama karena mikirin semua akibatnya dan masalahnya sehingga gak nikah2..wah parah nih..ini mah mungkin karena gak ada yang ngelamar kali y..,,

    pikirkan aja masalah yang sakral dan itu dibuatin sebuah komitmen untuk tidak dilanggar..

    ya paling nggak kita ambil contoh deh..sebuah perahu dengan dua orang penumpang..kalau kita sudah berpikir bahwa tidak boleh yang satu mendayung membuat perahu itu menjadi berputar2 di tempat terus kan …karena tidak saling mendukung..dan tidak bisa sampe ke tempat tujuan..

    ya sudah bikin komitmen kalau itu tidak boleh kita lakukan hal yang membuat perahu itu berputar di tempat tersebut
    ..nah hal itu kan sakral tuh..
    (kalau gak tau gimana ilustrasi perahu bisa berputar di tempat)..ambil perahu aja deh..coba buat 2 orang penumpan dan bikin eksprimennya..
    tapi IQ tinggi pasti bisa bayangin 😀

    kesalahan manusia terkadang disini nih..gak tau mana yang sakral dan yang tidak sakral apa..
    dan itu memang yang paling ku akuin dalam hidup ini tersulit..
    apa yang paling penting dari dalam hidup kita secara objektif !!!

    kalau bikin komitmen jangan marah2 terhadap segala hal..itu mah GOBLOK !!!!…

    jadi sebelum menikah pikirkan lah apa yang tidak boleh dilanggar dan bikin komitmen..

    buat yang dapat masalah ..ya sudah coba lah untuk berdiskusi..
    kalau yang belum nikah sebaiknya ikutin saran saya…..
    tak ada salahnya memikirkan hal tersebut..
    (berpikir jangka panjang itu PENTING !!!)..
    ya bikin lah komitmen..even kita harus cerai kalau itu harus dilanggar terus ..

    so maybe u can call me doctor of problem 😀

  10. gyaaaaaaaaaaaa……lama ga blogwalking ke sini *lebay.com* tulisannya kerennnnnn…… very close to real life… instead of protecting his wife, he became a monster to her. memang layak dienyahkan yg kayak gini nih.

  11. kadang,,saya sebagai laki-laki kecil saja sudah merasa begitu Mba Eka, merasa jadi imam jadi patut untuk dituruti..
    Semoga menjadi lebih bijak lagi.

  12. Ketika mengamuk dengan menusuk suaminya, kata Tasrib, Thurayah belum sempat meminum obat yang baru dibeli. “Sepulang dari masjid, Pak Sodik yang mengenakan baju koko dan sarung menonton televisi sambil istirahat. Saat itulah kejiwaan Thurayah goncang. Ia mengambil pisau lipat bergagang plastik dan menusuk Sodik yang tengah menonton televisi,” ujar Tasrib.

    kok aku merasa di tulisan mba eka ini, pihak suami yang salah ya? padahal kan istrinya yang sakit jiwa gitu. kalau ga ada komunikasi sama sekali ya gitu jadinya. ga suami, ga istri sama aja, sama2 merasa bahwa diri sendiri paling penting. coba kalau sejak awal pernikahan sudah berkomitmen bahwa sang istri adalah partner dari sang suami dan juga sebaliknya. aku yakin ga akan ada bunuh2an kaya gini.

  13. keren bgd dehh …

    jujur sii dea niat’na bka blog nee bwt nge’baca cerita sex gtu

    tpie pass di baca berasa dpt pelajaran.

    BraVo Bwt k’eka
    🙂

  14. wuich,kapan yow aq isa nulis kya githu?
    buwagus banget.ekpresif n indah.
    so klo g isa menghayati g sah komen dah!!!malu-maluin diri koe dw malahan.
    pikir deh andai 1buah lukisan d tepi jalan!ada yg bilang merahkurang,trus ada lg”birunya tuh dtajemin lg pas thu”.untung pelukisnya lbuh ahli!!!kalo dituruti smua isa ga jd lukisan pemandangan deh,jd lukisan tinta tumpah mungkin….iya

  15. hmm..mnyentuh se x..
    cantik & pintar…
    aq smpe trbawa alur tulisannya..
    dan ga tahan untuk tidak membayangkan penulisnya..
    itukah gambaran hatinya…dulu..
    atow saat ini..msh sperti itu..
    hmm..mudah2 an
    hnya gambaran dr galaunya ht..
    seorang wanita..

    nice story..

    slm,
    Tio

  16. Namaku Bening, tapi sayang tak sebening kehidupan ini, malah keruh oleh keegoan dan kemunafikan serta segala macam distorsi kehidupan yg ambigu. Indahnya Bening hanya dapat nampak pada leganya jiwa pada alam yang sinkron dengan manusia.

Tinggalkan Balasan ke Tio Batalkan balasan

Blog di WordPress.com.

Atas ↑